[:] Taeyong~

350 78 23
                                    

Vote dan komen juseyoo~





****************

Seongwoo bergerak gelisah dalam duduknya. Beberapa menit yang lalu, saat sedang bersama daniel tiba tiba chanyeol menelponnya. Terdengar nada tidak senang dari seberang sana. Dengan tegas chanyeol memerintahkan seongwoo untuk segera pulang, secepatnya.

Seongwoo reflek menoleh saat merasakan sebuah tangan yang mengusap lembut punggung tangannya, yang berada diatas paha. Dilihatnya senyuman manis dan menghangatkan yang dilemparkan daniel untuknya. "Jangan takut. Sekarang aku ada bersama denganmu. Jika dia berani menyentuhmu, detik itu juga aku akan menghancurkannya." Ucapan daniel mampu membuat seongwoo sedikit lebih tenang.

"Terimakasih."

Daniel mengangguk. Ia kembali memfokuskan diri kejalanan. Cukup lama mereka berkendara, hingga sebuah pagar tinggi di depan sana mulai terbuka untuk menyambut kepulangan mereka berdua.

Sebelumnya, seongwoo sudah berpindah tempat duduk ke kursi belakang. Untuk mengurangi sedikit rasa curiga pada chanyeol.

Seongwoo menelan salivanya dengan susah. Dari sisi sebelah kirinya, seorang pengawal langsung membukakan pintu untuknya. Dari kaca depan daniel terus memperhatikan gerak gerik seongwoo, sampai wanita cantik itu pun turun dari mobil.

Seongwoo melangkah perlahan, menaiki anak tangga yang ada di depan rumah satu persatu. Di depan sana, chanyeol sudah menunggunya dengan tatapan yang sangat datar. Tanpa sadar seongwoo meremat kedua tangannya.

"Aku-

"Darimana saja kau?!"

Seongwoo tersentak saat chanyeol membentaknya barusan. Daniel yang ikut mendengar, spontan keluar dari dalam mobil dan hendak berlari untuk memberikan pukulan di wajah chanyeol.

Namun gerakannya terhenti, saat melihat taeyong yang berada dibelakang chanyeol tengah menggeleng pelan, seolah sedang memberi kode padanya. Seketika daniel hanya bisa diam disebelah mobil, dengan kedua tangan yang mengepal.

"JAWAB SEONGWOO!"

Bahu seongwoo bergetar. Ia semakin takut untuk menjawab atau membuka suaranya.

Taeyong langsung menghampiri seongwoo dan tersenyum. "Kau sudah pulang? Bagaimana? Apa pesananku sudah dapat?" Seongwoo sedikit mengerutkan dahinya, pertanda bingung dengan sikap taeyong yang kini sudah beralih untuk merangkul bahunya.

Sedetik kemudian seongwoo langsung paham dan mengerti, saat melihat taeyong yang mengedipkan sebelah matanya tanpa sepengetahuan chanyeol. Dengan perlahan seongwoo menganggukan kepalanya. "S-sudah, eon-eonni." Seongwoo melirik kearah chanyeol yang masih menatapnya dengan tajam.

"Baguslah. Ayo masuk kau pasti lelah sudah berkeliling mencari pesananku." Taeyong mengandeng seongwoo untuk memasuki rumah. "Apa?! Sana! Kau jelek kalau sedang marah." Taeyong sedikit mendorong chanyeol. Padahal Dalam hati ia sedang ketakutan sekarang, takut kalau seongwoo ketahuan tadi.

Setelah taeyong menarik seongwoo untuk menuju ke kamar. Barulah mereka berdua bisa bernapas dengan lega. "Eonni, terimakasih, berkata kau aku selamat dari amarahnya. Aku berhutang budi padamu." Seongwoo mengenggam tangan taeyong.

Taeyong hanya tersenyum kecil dan beralih untuk memeluk bahu seongwoo. 'Apapun, kulakukan agar kau tidak ikut merasakan apa yang dulu pernah kurasakan.'





*******************

"Baiklah, terimakasih sebelumnya karena sudah mempercayai perusahaanku untuk melakukan proyek kerjasam ini.... sampai bertemu besok tuan Kwak."

L'amóur 🌸 ONGNIEL [GS] ▪COMPLETE▪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang