Ada yang Salah

12 1 0
                                    




Rumpang
Alasan yang tercipta ketika ia datang
Mengambil alih dunia yang sempat hilang
Meredupkan cahaya yang sempat terang
Atau malah
Ia datang menjawab penantian
🌹❤️

SATU

Hari Selasa , hari yang menurut perempuan-- yang sedang menyesap susu putihnya-- hari yang tidak terlalu penting untuk bersekolah. Hari ini hanya terdapat 4 pelajaran yang memiliki potensi untuk jam kosong.

Langit hari ini pun sedang bersahabat untuk kembali ke kamar dan terlelap di dalam selimut hijau Adel yang nyaman.

" Cepetan minum susunya!" Ucap Hayley , kepada anak laki laki yang duduk di sebrang Adel. Namanya , Artic.

Artic meletakan susunya lalu menutup wajahnya. " Ga mau sekolah " ucapnya pelan sambil menggelengkan kepala. diikuti dengan kembarannya.

" Sama " Adel menatap mata Niklaus -papanya- dengan penuh harapan, karena biasanya papanya itu sangat bersahabat untuk bernegosiasi berbeda dengan mama mereka.

Niklaus melirik istrinya ," Kalo papa si ikut mama aja , gimana mamanya ". Artic membuka wajahnya , baik , masih ada sepucuk harapan.

Hayley berhenti dari kegiatannya sejenak , menyisir rambut Galesar. " Hmm, kemaren kan udah bolos , masa mau bolos lagi si.. , kalo Adel gapapa hari ini." ucap Hayley membuat perempuan yang bernama Adel senang, walau tidak berlangsung lama.

"Eh , tapi kamu ada rapat kan hari ini?" Adel hampir saja melupakan rapatnya hari ini.

"Yahh , ga jadi bolos dong " ucap Adel lesu , sambil menggit rotinya.

" Pa , Ale mau sakolah! ber-arti Ale anak pinter kan Pah! " oceh Galesar , adik mereka yang masih berusia 3 tahun.

Niklaus tersenyum menanggapi " Iyaa , pinter banget Ale!" diikuti dengan Hanna yang juga memuji anak bontotnya.

" Lah , Adel juga pinter nilai Adel bagus terus " ucap Adel dengan bangga.

"Jangan buru buru sekolah , bosen Lu nanti!" Sahut Artic.

"Engga , Ale ga bosen kan nanti Ale ketemu sama Gefas , Yahya , Mei mei, banyak banget temen temen Ale ! " Ocehnya , untuk anak berumur 3 tahun Ale sudah termasuk lancar berbicara.

Adel kembali mengingat agendanya untuk hari ini. Ia ada pertemuan dengan tim basket SMA Tunas Bangsa , yang akan dilangsungkan di sore hari. " Pa , hari ini aku pulang malem , ada pertemuan " ucap Adel ke Papanya dengan tersenyum .

" Nih , irit irit ya " Niklau sudah mengerti akan senyum itu lantas ia memberikan tiga lembar uang berwarna biru tua. Adel mengucapkan terimakasih. Kini moodnya untuk datang ke sekolah sudah meningkat. " Ma , kalo mau nambahin bakal aku terima dengan senang hati , loh-"

Artic yang masih melahap  serealnya , ikut menghampiri Niklaus , kini papanya itu tengah bermain  PUBG, waktu yang sangat salah untuk Artic mengganggu Beliau. " Pa nanti  malem aku juga pulang malem pengen bakar bakaran di rumah Adryan" ucap Artic dengan penuh percaya diri akan diberi uang saku seperti Adel.

" Kagak ada tambah tambahan kalo laper pulang ke rumah dulu " Jawab Hayley , Mama mereka.

Artic masih saja setia  berdiri di sebelah Niklaus yang tengah bermain , tanpa dijawab sepata  kata pun. " Sukur dikacangin!" teriak Adel sambil berlari keluar yang  disusul Artic yang mengejar dibelakangnya.

" Kampret Lu Del! Kagak Gua ajak Lu nanti malem!" teriak Artic dari dalam.

Adel menghentikan  langkahnya untuk memakai sepatu dan menengok kebelakang , ke arah Artic  yang sedang memakai helm berwarna kuning yang ia custom sendiri. "MA !  PA ! berangkat"  teriak kembar bersamaan yang dibalas teriakan juga dari  dalam rumah oleh kedua orang tua mereka.  " Eh, tadi lu bilang pengen  bakar bakaran di rumah Adryan , kan Adryan nya lagi ada di Makassar"  tanya Adel penuh selidik , sangat penasaran jika itu berbau dengan  Adryan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tiga Kata RumpangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang