[02] Aneh

425 172 5
                                    

Argumen = Peluru

***

Suasana kembali menegangkan ketika para peserta babak selanjutnya mulai mengambil posisi dengan sesuai. Memasuki arena perdebatan dengan babak baru dan metode perlombaan baru juga membuat gadis yang sedari tadi kita bicarakan terlihat mencoba tenang ditengah panggung sana. Hingga akhirnya Moderator perlombaan memberikan penjelasan mengenai perlombaan argumentasi kali ini.

"Jadi kita mulai saja, dibabak ber-argumentasi kali ini kalian hanya memiliki dua kali kesempatan untuk mengajukan perspektif kalian sesuai dengan apa yang ditanyakan. Apakah dapat dipahami oleh teman-teman peserta sekalian?" Jelas moderator yang berdiri disudut panggung perlombaan. Semua peserta menganggukkan kepalanya menandai bahwa mereka memahami apa yang dijelaskan moderator.

"Baik, Silahkan untuk teman-teman sekalian memperkenalkan diri terlebih dahulu, dimulai dari nomor urut satu sampai tiga"

"Hallo semua, nama saya Dimasta, saya dari SMA budikarya, Terima kasih"

"Hallo semuanya, perkenalkan nama saya Rara Zainayla, saya dari SMA Negeri sebelas"

"Nama saya Revy Dewandra dari SMA Nusa Baktidua"

Seketika Rara memandang dengan tajam kearah peserta terakhir yang mengenalkan diri dengan nama Revy. Pria yang meninggalkan kesan membosankan dibenak Rara. Sementara itu, Revy hanya diam seolah tidak pernah terjadi apa-apa dengannya dan Rara.

"Cih! Sabar Ra" Desis sebal Rara dengan halus sambil mengusap dadanya dengan lapang.

Disatu sisi, Para penonton kembali menghidupi suasana dengan tepuk tangan meriah. Posisi duduk yang rapih sesuai asal sekolah dengan seragam yang berbeda-beda. Para juri yang sudah mengambil alih papan dengan beberapa lembar kertas penilaian membuat Rara dan peserta lainnya seolah siap memulai kembali perlombaan.

"Baik semuanya, Kita serahkan kepada dewan juri untuk membacakan pertanyaan pertama mengenai materi sosiologi. Kepada dewan juri saya selaku moderator mempersilahkan" Ujar moderator dengan senyum lebar menggiring perlombaan dengan perlahan.

Jelas sekali terlihat beberapa sosok terhormat duduk dibarisan paling depan yang diikuti banyak penonton dari berbagai kalangan daerah. Salah satu dari mereka mengambil alih mikrofon diatas meja panjang itu dan mulai membacakan pertanyaan.

"Baik, pertanyaan pertama adalah Apa yang kalian ketahui mengenai kearifan lokal suatu daerah?" Ujar salah satu dewan juri.

"Saya Dimasta dari SMA budikarya akan menjawab pertanyaan pertama. Kearifan lokal disuatu daerah adalah ukuran seberapa daerah tersebut memiliki jati diri yang sudah ada pada dahulu kala hingga saat ini. Artinya adalah, Ciri khas suatu daerah yang menjadi keterampilan dari daerah tersebut yang akan menjadikan kearifan lokal pada daerah tersebut pula. Terima kasih" Jawab Dimasta. Tak sedikit pula penonton didepan sana yang memberikan beberapa teriakan pembangkit semangat dan kemeriahan tepuk tangan.

"Siang semua, Saya Rara dari SMA Negeri sebelas akan menjawab pertanyaan pertama. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada dewan juri yang terhormat yang sudah bersedia memberikan pertanyaan yang sangat menarik bagi saya. Kearifan lokal suatu daerah adalah kebudayaan atau kebiasaan masyarakat yang tidak pernah luntur atau pudar. Artinya masyarakat dengan leluasa masih melakukan hal tersebut dari dahulu kala hingga saat ini. Bagaimana caranya? Adalah dengan turun temurun melaui mulut ke mulut. Contohnya bisa berupa bahasa. Bahasa digunakan masyarakat suatu daerah dari jaman dahulu hingga jaman sekarang dan cara masyarakat mempertahankan bahasa daerahnya adalah dengan menggunakannya setiap saat ketika berkomunikasi. Artinya disini bahasa adalah pembuktian kearifan lokal berupa non-fisik. Sekian dari saya, Terima kasih" Jawab Rara dengan pembawaan yang tenang dan disusul dengan senyum yang lebar.

(Re)toris [SEDANG DALAM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang