[04] Belum ada kesan baik

353 159 1
                                    

"Sesuatu yang tidak sedang diharapkan menggebu layaknya pasti terjadi"

***

"Rev, kenalin ini temen temen gue ada Tyas, Hana, dan yang satu lagi Rara" Ucap Ridho memperkenalkan selepas Revy dihadapannya. Revy masih dengan ekspresi datar dan tanpa melihat sedikit pun kearah Rara. Rara yang menyadari itu hanya memandangi sinis pria yang kini di dekatnya.

"Yaudah" Jawab Revy sambil mengambil alih bola basket dari dalam keranjang bola disampingnya dan meninggalkan semuanya.

Ridho hanya tersenyum tidak enak kepada Tyas. "Emang anaknya dingin gitu, jadi maklum ya" Ucap Ridho Sementara Hana masih terpatok diam diri dengan ekspresi tergila gila nya pada Revy yang kini sibuk ditengah lapangan.

"Itu ketua basket SMA nusa sekarang?" Tanya Hana sambil berkedip kedip seolah menemukan cintanya Kembali.

"Ih mulai ga waras" Celoteh Tyas.

"Iya dia ketuanya yang sekarang" Jawab Ridho atas pertanyaan Hana.

"Emang ketua basket yang lamanya kenapa?" Tanya Rara pada Ridho yang sebetulnya Ridho paham betul bahwa tujuan Rara adalah bertanya tentang Gibran.

"Mengundurkan diri" Jawab Ridho.

"Karena?" Rara Kembali bertanya.

Mendengar itu Ridho berdiam diri sejenak, memikirkan jawaban yang akan ia katakan. Rara, Hana dan Tyas jelas menunggu jawaban Ridho.

Sementara Revy datang dengan bola ditangannya memecahkan suasana menegangkannya Ridho. "Dho lo disini mau tanding basket atau Cuma ngobrol gak penting?" Tanya Revy. Menyadari itu Ridho menggunakan kesempatannya untuk meninggalkan topik pembahasan. "Tanding dong" Jawab Ridho antusias.

"Bagus, daripada Cuma ngobrol gak jelas sama orang yang gak jelas juga" Ketus Revy dan mendaratkan tatapan matanya tepat ke arah Rara.

"Lo bilang apa tadi?!" Protes Rara.

"Apa ya" Revy melabui.

"Lo paham mutual legal assistance gak sih?!"

"Gak"

"Ekologi manusia?"

"Gak"

"Pasti lo paham fungsinya manusia dong ya"

"Gak"

"IBLIS!!" Rara melepas emosinya, sementara itu semuanya saling melempar ekspresi heran satu sama lain. Ridho yang merasa harus bertanggung jawab atas perdebatan itu pun hanya menggaruk-garuk puncak kepalanya heran.

"Ra, udah ya jangan di jawab lagi Revy nya. Dia emang dingin banget anaknya" Ucap Ridho mencoba melerai.

"Dingin? Itu bukan dingin. Emang gak ada adab aja" Saut Rara yang masih berada dipuncak emosinya.

"Sekarang mau mencoba menilai adab orang lain" Ketus Revy tak terima.

Baru saja ingin membalas ucapan Revy, Rara sudah dipisahkan terlebih dahulu dengan Hana dan Tyas. Itu jalan yang terbaik untuk mereka, Agar perdebatan tidak semakin Panjang dan tidak terdengar sebagai suatu yang menakutkan.

Di samping itu, Rara masih saja mencoba berusaha untuk membalas Revy "Jangan lo pikir lo oke ya! Eh! Denger gue! Lo yang gajelas!" Usahanya.

Revy hanya memutar bola matanya malas dan Kembali sibuk dengan bola yang ia giring ke tengah lapangan. Ridho yang melihat itu hanya memberikan jempolnya untuk Tyas yang sibuk membawa Rara ke koridor sekolah.

"Sabar Ra sabar .." Bujuk Hana sambil mengelus lihai Pundak sahabatnya selepas duduk dikursi Panjang koridor sekolah. Rara hanya membuang napasnya kesal.

"Dia yang peserta lomba juga kan? Sok banget, cih!" Ujar Tyas yang juga merasa kesal.

Tyas memandangi Rara yang sedari tadi duduk hanya berdiam diri, yang kini tatapannya hanya fokus pada tengah lapangan yang juga sebetulnya bukan pusat titik pandangan Rara. Rara melamun, Tidak ada yang mengerti apa yang membuat Rara seperti itu termasuk Tyas dan juga Hana yang kini saling menatap heran.

"Lo kenal dia Ra?" Hana bertanya perlahan mencoba memecahkan lamunan Rara.

Tidak ada respon apapun, termasuk tatapan yang menjengkelkan itu.

Tyas menunjukkan ekspresi keyakinan, Hana yang melihat itu seperti mengerti apa yang Tyas ingin lakukan. Keduanya mengangguk antusias dan tersenyum semringah. Tyas pun membuka tasnya dan mengeluarkan sebungkus rokok yang selalu ia bawa kemana mana, kali ini ia membakar rokok itu dan membiarkan asapnya tercium kemana mana.

Rara pun menyadari sesuatu yang salah saat menghirup, ia sontak menoleh pada Tyas yang kini berpura-pura menoleh sembari merokok. Rara secara refleks menghampiri dan mengambil alih rokok milik Tyas dan membuangnya lalu menginjaknya dengan semangat.

"Gue masih mau hidup sehat, jangan rusak kesahatan gue dengan as-"

"Dengan asap rokok lo itu~" Sambung Hana dan Tyas secara bersamaan. Sementara Rara Kembali duduk dan menyengrit heran melihat kekompakkan sahabatnya itu. "Sejak kapan jadi kompak gitu?" Tanya Rara.

"Lo sejak kapan jadi suka melamun gitu?" Jawab Tyas. Hana mengangguk setuju dengan pertanyaan Hana.

"Masih banyak hal yang belum gue certain ke kalian" Jawab Rara.

"Yauda ceritain Ra, Kita kan bakal dengerin cerita lo" Jawab Tyas.

"Nah betul tuh" Sambung Hana.

"Gue to the point aja ya ke kalian, gue pernah sekolah di sini sebelum gue pindah ke SMA sekolah kita sekarang" Ujar Rara dengan jelas. Mendengar itu, Tyas dan Hana mengatur posisi duduknya seakan siap dengan cerita Rara selanjutnya.

"Terus?" Tanya Tyas.

"Gue yang jarang masuk kelas karena sibuk olimpiade sana sini, sampai akhirnya gue pacaran sama ketua basket di sekolah ini" Sambung Rara mencoba menjelaskan.

"Jadi, yang tadi itu-" Sanggah Hana.

"Bukan. Kayanya dia anak baru juga di sini. Mantan gue namanya Gibran. Tapi, dia mengkhianati gue gitu aja. Dia selingkuh Han, Tyas, dia bagi hatinya buat Mira, Ketua ekstrakulikuler Dance. Ya pada saat itu kebetulan bokap gue kasih option mau pindah SMA atau menetap, ya gue lebih pilih untuk pindah" Jelas Rara.

Semuanya mengangguk pelan pertanda mengerti.

"Tapi, Kenapa tadi beda ya ketuanya? Itu bukan Gibran mantan lo kan?" Tanya Tyas

"Nah bener tuh" Sambung Hana.

"Bukan, Dia peserta lomba argumen kemarin dan gue baru tau juga kalau dia ketua basket di SMA ini sekarang. Dan gue gatau alasan kenapa Gibran mengundurkan diri" Jawab Rara.

"But you its okay kan ra?" Tanya Tanya Tyas.

"Ya gapapa lah, bukan sesuatu yang penting buat gue" Jawab Rara acuh.

Di sisi lain, suasana Lapangan yang mulai ramai karena pertandingan yang akan segera di mulai menarik perhatian Tyas dan juga Hana yang dari awal sudah antusias menonton pertandingan. "Eh udah mulai tuh, nonton yuk" Ujar Tyas. Sementara Hana mengangguk setuju. Tapi tidak dengan Rara yang stay dengan wajah bosannya itu.

"Udah ayo ah" Paksa Tyas dan juga Hana pada Rara.

Matahari sore semakin hangat, suasana pertandingan sangat begitu ramai. Masing-masing dari siswa yang sibuk terharap aktifitas yang mereka lakukan. Ada yang sibuk membaca buku, dan juga berkumpul menonton pertandingan basket yang di mulai dari tadi.

Permainan yang begitu menyenangkan untuk Ridho yang terus saja melemparkan senyuman pada Tyas yang berdiri di pinggir lapangan membuat Hana dan Rara saling melempar ekspresi jengkelnya itu. Sementara Rara terus saja memutarkan bola matanya sebal se usai pandangannya jatuh tepat pada tatapan Revy. Keduanya saling terlihat ingin memakan satu sama lain.

"Rara ya?"

Panggil seseorang dengan nada yang membuat tak sedikit orang yang ikut menoleh.

(Re)toris [SEDANG DALAM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang