[09] Enn

336 139 1
                                    

"Kak?"

Gadis kecil itu perlahan membuka pintu kamar Revy dengan lebar, memandangi setiap sudut kamar dan tatapannya terhenti pada sosok pria yang terbaring itu.

Panggil saja "Enn" anak gadis yang memiliki style casual dengan headphone berwarna hitam merah yang dengan biasa ia simpan dilekungan lehernya. Gadis kecil itu memiliki tatapan yang tajam dan juga keterampilan yang di milikinya sangat elegan yaitu bermusik, Namun dengan cara berbicara yang sangat amat baku membuat Enn sering di jadikan bahan bercandaan oleh sang kakak, yaitu Revy. Enn kembali menutup pintu yang telah ia buka tadi, langkahnya menghampiri lemari putih tingkat dengan kiasan kaca yang melebihi tingginya itu.

Rak Lemari yang menyimpan beberapa kamera itu membuat Enn terus aja menelusuri satu satu kamera.

"Seperti ada yang kurang deh" Ujarnya pada dirinya sendiri.

Mendengar itu Revy hanya menyimaknya dengan ekspresi tertutup bantal. Sementara Enn melirik sang kakak yang tengah tertidur Enn menatapnya dengan tatapan tajam dan miring, bibirnya membentuk sebuah lekungan kecewa.

"Kakak!"

"I know you're not sleeping, wake up!" Enn mengambil alih dengan paksa bantal yang sedari tadi menutupi wajah Revy.

"Woah.." Revy mengulat.

"Kak, stop berpura-pura. Aku memiliki pertanyaan" Ujar

"Apa Enn..?" Tanya Revy sambil menguap.

"Kamera yang aku berikan untuk kakak dimana?" Enn bertanya sambil menunjukkan kekosongan tempat di dalam rak. "Tidak ada di tempat biasa kakak menyimpannya" sambungnya.

"Maaf Enn, kakak meninggalkannya di sekolah" Jawab Revy mengambil posisi duduknya.

"What's wrong with taking it home? bukanya tidak susah untuk membawanya bersamamu? jika hilang bagaimana? kakak ingin membuatku sedih?" Enn melemparkan pertanyaannya dengan antusias.

"Tidak hilang Enn, kakak menyimpannya di tempat yang aman" Revy menjawabnya dengan tenang.

"Benar? Jika rusak atau hilang pasti aku sangat sedih"

"Iya" Jawab Revy.

"Ya sudah, Enn ingin sarapan. Kakak tidak sarapan?" Tanya Enn

"Nanti" 

Gadis itupun kembali berjalan dan keluar dari kamar Revy. Revy pun membuang napasnya lega seraya adik kecilnya meninggalkan ruangan dan tak lagi mengajukan pertanyaan.



(Re)toris [SEDANG DALAM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang