Pertandingan selesai.
Selepas peluit sebagai pertanda berakhirnya sebuah pertandingan ditiup dengan begitu keras. Tyas begitu antusias memberi Ridho minum, menghampiri dengan langkah yang tergesa-gesa. Sementara Rara dan Hana menyusul dari belakang dengan ekspresi penuh kemalasan.
"Makasih sayang" Ucap Ridho sambil menerima minum yang diberikan Tyas.
"Uuu~" Ledek Rara seolah luluh dengan kemesraan mereka.
"Uekk!" Sambung Hana seolah muntah.
"Hana, kamu tuh ya jangan terlalu jujur sayang. Kita main aman aja" Ujar Rara penuh tawa.
"Reaksi tubuh Ra" Jawab Hana polos.
"Lo berdua bisa diem gak? Belum pernah ya ngerasain semburan asap rokok gue?" Kesal Tyas yang sedari tadi melihat tingkah sahabatnya itu.
Tak ada respon.
"Ishh! lo berdua emang bener bener ya!" Kesal Tyas.
"Apa Tyas? Salah mulu. Tadi di suruh diem" Protes Hana.
"Ya- iya sih, yauda deh" Pasrah Tyas.
"Udah sabar sayang, mungkin temen kamu iri ngeliat kemesraan kita" Sambung Ridho.
"Uuu~" Ledek Rara.
"U-"
"Hana!! Awas lo ya uek uek uek! jangan ikutin Rara, dia sesat kan sekarang" Ketus Tyas.
Sementara Rara dan Hanya saling bertukar tawa kecilnya. Membuat Tyas menggerutu sebal namun kembali sibuk dengan Ridho yang kini sibuk merapihkan barang barangnya di ujung lapangan sana.
"Kakak gue udah di depan. Lo balik gimana Ra?" Tanya Hana.
"Gampang kok, bisa minta jemput bisa jalan kaki juga, Kan rumah gue gak jauh" Jawab Rara.
"Kalo gitu gue duluan gapapa?"
"Gapapa Han, Its okay"
Hana mengalihkan pandangannya ke arah Tyas yang sibuk pacaran dengan Ridho. Membuat Rara mengerti apa yang Hana Rasakan. "Lo mau tau banget rasanya pacaran Han?" Tanya Rara.
Hana merasa di kagetkan dengan pertanyaan Rara. "eh,ng-enggakk" jawabnya.
"Kirain. Gak semua yang orang lain punya, kita juga harus punya. Semua ada porsi nya masing-masing Han" Jelas Rara.
Hana tersenyum renyah "Iya bu Rara" ucapnya.
"Wajar kok, kadang kita merasa tidak seberuntung orang lain tapi bukan berarti kita boleh selalu merasa kaya gitu. Kita juga harus menghargai diri kita sendiri yang sejauh ini masih bertahan" Sambung Rara.
Hana mengangguk paham disusul dengan senyumnya.
"Kalo gue jadi kakak lo, gue marah sih nunggu lama" Ujar Rara berniat mengingatkan Hana.
"Oh iya lupa. Kalo gitu gue duluan ya? Salam juga buat Tyas" Hana kembali menoleh ke arah Tyas. "Iyaa, hati hati lo" Jawab Rara. Sementara Hana pergi lebih dulu.
Rara menghela napasnya seraya kembali memandangi langit langit yang akan gelap karena matahari yang semakin tenggelam dan langit malam yang teduh menyelimuti suasananya saat itu. Gadis itu menoleh ke arah sahabatnya, melempar senyumnya dengan riang dan keduanya melambaikan tangan.
"Ra, gapapa kan gue tinggal pacaran?" Teriak Tyas di ujung sana. Sementara Ridho hanya terkekeh kecil melihat tingkah sang pacar.
"Gak ada guna nya juga kan gue larang?" Rara balas teriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Re)toris [SEDANG DALAM REVISI]
Teen FictionSatu hal yang ingin aku lakukan, Mengajarimu bagaimana cara merespon cerita orang dengan baik.