[05] Awalan yang sempurna

331 153 1
                                    

"Aku terlalu takut untuk patah, sampai akhirnya kau tak lagi singgah"

***

"Rara ya?"

Panggil seseorang dengan nada yang membuat tak sedikit orang ikut menoleh.

Gadis cantik dengan kedua temannya. Wajah yang mengingatkan Rara dengan kejadian yang membuatnya sampai saat ini tidak bisa memaafkan Gibran. Gadis itu melempar senyumannya ramah, setelah beberapa detik Rara menatapnya datar. Sementara Tyas dan Hana hanya saling senggol siku tak seolah tak mengetahui apa apa.

"Hai Mir, gimana? Are you happy?" Tanya Rara dengan nada keberaniannya. Rara seolah menjadi pemenang setelah apa yang ia alami beberapa waktu lalu. Waktu yang membuatnya membenci ditinggali dan harus terus berpura-pura seolah asing dengan seseorang.

"Of course, since there's no you in this school " Jawab Mira. Sementara kedua temannya menyetujui apa yang Mira katakan dengan ekspresi khasnya.

"Kenapa? takut kalah saing ya?" Jawab Rara dengan tangkas.

"Takut? what if we prove it? who is superior " Tantang Mira pada Rara.

Tyas dan Hana menunjukkan ekspresi heran dan terkejutnya. Melihat Rara yang masih tersenyum sejuk seusai di tantang dengan begitu mudahnya membuat Tyas tidak ingin berdiam diri. "Terus lo sama kedua temen lo mau apa?" Tanya Tyas dengan nada tingginya itu.

"See next time" Ujar Mira.

"Kalo bisa di buktikan sekarang, kenapa harus next time?" Tanya Rara dan melangkahkan kakinya maju sehingga memotong jarak dengan Mira. "Dari awal kan semua udah tau siapa yang jadi pemenang, Mira mezzamora" Rara menekankan kalimatnya dan menatap Mira dengan dalam. 

"Wah Mir ini anak emang bener bener ya!" Miska si rambut pirang itu terbawa emosi. Berniat membela namun termakan omelan Mira yang justru merasa di malukan karena siswa sekitar semakin memperhatikan mereka.

"Miska! Lo bisa diem gak!" Ketus Mira dengan nada tingginya. Membuat Miska mengerutkan alisnya heran. "Lo kenapa Mir? gue kan bela lo barusan" Miska membela dirinya.

"Because you can't do anything " Ujar Mira yang membuat Miska terkejut.

Miska menatap dalam Mira yang kini tidak merasa bersalah setelah mengucapkan kalimatnya. Sedangkan Mira hanya memutar bola matanya malas. "Kenapa lo ngeliatin gue gitu?" Tanya Mira risih selepas tadi Miska menatapnya. 

"Lo yang gak bisa apa apa Mir, Lo yang selalu bergantung sama orang lain demi kepentingan lo sendiri! Sampai detik ini gue masih baik hati ya mau bertahan temenan sama lo yang sejujurnya gue sama Lisa udah muak liat tingkah laku lo!" Miska tidak lagi tahan. Sementara Mira hanya berdiam diri dan tetap dengan angkuh tidak merasa bersalah.

"Lo lupa? Lo yang maksa gue sama Lisa buat nyontek setiap ujian dan kasih tau lo jawaban cuma demi lo gak keliatan kalah pinter sama Rara?" Sambung Miska.

Mira yang mendengar itu terlihat sangat sebal dan marah. Ia pun berniat untuk menampar Miska namun Lisa tidak lagi berdiam diri. Ia mendaratkan tangan kanan nya tepat di pipi Mira, yang membuat Rara, Tyas dan Hana terkejut dan pastinya puas.

"Cukup ya Mir, jangan maksain diri sendiri kalo emang kenyataan nya lo gak bisa dapetin apa yang lo mau. Gue sama Miska udah males sejauh ini sama sifat lo" Ketus Lisa dan melepas tangan Mira begitu saja. Lisa pun meraih tangan Miska dan kedua nya pergi meninggalkan Mira.

Rara hanya tersenyu kecil, seraya melihat drama pertengkaran persahabatan yang penuh dengan "Memanfaatkan" teman. Bagi nya, Mira sangat pantas diperlakukan seperti itu. Mira yang kini masih terpatok pada satu titik ditempatnya berdiri saat ini membuat Tyas puas dan menghembuskan asap rokok yang padat itu pada Mira dengan sempurna.

"Upss.." Ceplos Tyas sehabis melakukannya.

Sementara Mira hanya berdesis sebal "Awas lo ya! jangan harap gue akan diem aja!" Ujar Mira dengan penuh emosi sembari menunjuk Rara dengan kasar.

"I will wait for you" Jawab Rara dengan senyum puasnya itu.

Sementara Mira berlari kecil meninggalkan Rara, Tyas, dan Hana selepas menggerutu kesal.

"Ishh.. Ra! Tyas ngerokok tuh" Adu Hana. Mendengar itu Tyas bergegas membuang dan menginjak dengan kasar sebuah rokok miliknya itu.

"Buat itu tadi, hm- kan keren Sembur asep ke muka siapa tadi?,- hm, Mira" Jawab Tyas terbata-bata karena lupa bahwa ia memiliki teman yang rumit.

"Caper lo Tyas" Ketua Rara.

"Nah bener tuh! Denger tuh Tyas" sambung Hana.

"Tapi, boleh lah yang tadi" Sambung Rara dengan kedipan sebelah matanya itu yang membuat Hana dan Tyas langsung berpaling dan tidak merespon.

"Serem ya" Ujar Hana sehabis berpaling. Dan kini seolah sibuk menonton pertandingan.

"Iyaa, mulai gak beres" Jawab Tyas.

Rara hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu dan menghampiri menggabungkan diri nya. "Ajarin gue ngerokok dong Tyas" Ledek Rara dengan semangat.

"Tuh kan serem" Jawab Hana.

"Diemin aja Han" Jawab Tyas.

Mereka pun fokus menonton pertandingan, sampai akhirnya matahari mulai tenggelam, Suasana petang membuat hangat tubuh mengeluarkan keringat. Suasana di sekolah tak seramai sebelumnya, banyak siswa yang menghadiri pertandingan tadi yang sudah lebih dahulu pergi.

Selama pertandingan, Tyas menunjukkan sikapnya yang sedikit membuat Rara dan Hana ilfil. Berteriak nama Ridho dengan begitu antusias membuat nya terlihat menyebalkan.

"Han, liat deh temen lo. Alay" Ketua Rara pada Hana yang sudah menyadari lama.

"Temen lo juga Ra" Jawab Hana.

"Kalo lagi alay gitu rasanya mau cari temen lain"

"Nah bener tuh-"

"Hahaha"

(Re)toris [SEDANG DALAM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang