[01] Perspektif

597 180 17
                                    

"Kita tidak akan pernah bisa menduga sebuah pertemuan. Karena pertemuan adalah awal"

***

Banyaknya lampu sorot dari berbagai sudut ruangan dan lampu bertitik putih di tengah panggung luas dan menegangkan. Perpindahan dari lampu sorot secara perlahan membuat suasana semakin tegang sehabis moderator membacakan kasus dari materi perlombaan.

"Apakah upaya yang harus dilakukan pemerintah setempat untuk mewujudkan pembangunan yang lebih maju dan meningkatkan kearifan lokalnya dari daerah tersebut ?"

Kurang lebih lima peserta yang berdiri di titik yang sama hening, gerak gerik yang dapat mewakilkan bahwa mereka kehabisan kata-kata setelah pertanyaan diajukan.

"Dalam sebuah relasi antar beberapa individu, banyak sekali problematika dan kesalahpahaman antar manusia yang haus akan kekuasaan dan masyarakat setempat yang menunggu keadilan. Hal tersebut menjadikan banyaknya faktor penurunan dalam bidang pembangunan. Jika ditanya apakah upaya yang dapat di lakukan oleh pemerintah setempat, Maka pemerintah daerah harus memfokuskan visinya kepada kebutuhan rakyatnya. Soal kemajuan pembangunan itu soal nomor sekian setelah kualitas sumber daya manusianya sudah membaik. Dengan begitu pemerintah daerah dan masyarakat setempat memiliki kesadaran yang sama untuk memajukan daerah dengan kearifan yang lebih membanggakan dan memiliki nilai yang Relevan"

Semuanya berdiri dan bertepuk tangan takjub dengan statement seorang gadis yang kini berdiri di atas panggung perlombaan argumen itu. Ratusan orang yang menonton perlombaan itu mengeluarkan ekspresi bangganya untuk gadis yang terus saja memberikan senyum puas terhadap argumennya. Seorang gadis yang kharismatik, senyum yang dapat membuat orang mudah jatuh cinta dan matanya yang berbicara. Keterampilannya dalam berdebat membuat banyak orang mudah mengenalinya. Tak hanya itu, kecerdasan yang dimilikinya juga membuatnya memiliki banyak teman.

Panggil saja Rara, lebih tepatnya Rara Zainayla. Seorang siswi yang bersekolah disalah satu sekolah Negeri di kotanya. Gadis kritis yang menyukai hal-hal menantang dan keras kepala. Memiliki banyak keterampilan yang menjadikannya sosok "multi talent" di mata teman-temannya. Rara menunduk hormat kepada para juri dan perwakilan pemerintahan setempat selepas menutup argumennya, tangannya melambai dengan ekspresi gembira ke arah para sahabatnya yang duduk di tengah-tengah para penonton.

"Saya ingin menyanggah" ujar seorang siswa dari sekolah lain, membuat Rara dan seluruh penonton menoleh kearah siswa tersebut. Moderator mempersilahkan siswa tersebut mengambil alih waktu argumen dan melanjutkan perlombaan.

"Kita seksama mengetahui bahwa adanya upaya internal ataupun eksternal yang sudah difokuskan pemerintah daerah kepada masyarakat sering kali tidak ditertibkan oleh masyarakatnya sendiri. Lalu yang anda maksud dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu dari sudut apa dan dari sisi mana? Sekian, terimakasih" Ujar siswa tersebut.

Rara tersenyum selepas pertanyakan di utarakan untuknya. "Pertanyaan yang bagus tapi sanggahan yang kurang menyanggah" Ujar Rara dengan sikap tenangnya. Rara kembali berjalan ke tengah panggung itu dengan sikap seolah siap untuk mengutarakan kembali perspektifnya. "Di awal saya mengatakan bahwa dalam sebuah relasi antar beberapa individu, banyak sekali problematika dan kesalahpahaman antar manusia yang haus akan kekuasaan dan masyarakat setempat yang menunggu keadilan. Jika Sanggahan dan pertanyaannya dari sudut apa dan dari sisi mana kualitas sumber daya manusia ditingkatkan? Maka saya akan menjawab dari berbagai sudut dan dari seluruh sisi. Maksudnya disini adalah bahwa pemerintah memang harus memfokuskan kepada kualitas dari manusianya, tenaganya dan kesadarannya. Saya rasa sampai sini sudah dapat dipahami. Apabila ada yang ingin ditanyakan atau menyanggah saya persilahkan" Ucap Rara dan kembali kepada posisinya.

(Re)toris [SEDANG DALAM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang