-22.20 pm-
Malam itu transportasi nampak sedikit berlalu lalang di jalanan. Hanya ada beberapa saja yang masih berkegiatan di malam hari. Padahal kota Seoul biasanya masih ramai bahkan jika itu sampai tengah malam. Namun entah malam ini begitu sepi dan tenang.
Bus kota berhenti ketika lampu lalu lintas menampakkan cahaya merahnya. Begitu pula dengan sebuah mobil hitam yang juga ikut terhenti. Walaupun mereka tengah dalam keadaan genting. Kedua mobil berbeda merek dan produksi itu berbaur menjadi satu dalam hal ketertiban lalu lintas.
"Minho tidak bisakah langsung menerobos saja?!" Tanya Hyunjae tidak sabaran kepada Minho. Sedangkan minho hanya menggeleng pelan.
Ujar laki-laki di dalam mobil hitam honda tersebut.Sedangkan di dalam bus.
"Kau tidak apa-apa Ji?" Tanya Ryujin khawatir dengan keadaan teman disampingnya yang terlihat sangat sakit.
"Tidak" ujarnya berbanding terbalik dengan keadaannya sekarang yang sudah seperti mayat hidup. Kulit Yeji nampak pucat, mata perempuan berdarah Asia itu sayu dan bibirnya yang kering.
Ryujin merasakan hawa panas yang cukup tinggi dari tubuh temannya. Tangan dan seluruh badan Yeji lemas disertai demam. Apakah ini yang dia katakan tidak kenapa-kenapa?
"Kau demam! Sebaiknya kita ke rumah sakit?" Ujar Ryujin prihatin dengan kondisi temannya satu ini. Sedangkan Yeji hanya menganggukan kepalannya pelan, dan kembali tidur karena dia memang merasa sangat pusing dan lemah. Ryujin terus menyemangati temannya itu dengan menggengam lembut tangan panas milik Yeji.
Kita beralih ke bangku paling dekat dengan pintu,
"Woojin, aku tadi sempat bertemu seorang gadis di jalan. Gadis itu terlihat aneh, dia menggunakan setelan khas rumah sakit tanpa alas kaki dan berjalan di malam bersalju. Bukankah itu aneh?" Tanya Jacob kepada Woojin yang melihatnya dengan tatapan konyol.
"Eishh, bilang saja kau jatuh cinta pada pandangan pertama kan!" Seru Woojin meledek sahabatnya itu.
"Tidak! Tidak! Aku tidak menyukainnya, namun aku hanya penasaran dengan gadis itu. Dia... sangat.... you know... freaks!" Ujar Jacob berbahasa inggris.
Tentu saja Woojin salah mengartikannya, laki-laki itu malah mesem-mesem gak karuan. Dia jadi teringat Telenovela yang pernah dia tonton, wahh bahkan sekarang dia jadi ingat tetangga menggemaskannya itu. Siapa ya namanya? Oh iya, Jeongin. Yang Jeongin, anak yatim yang haus akan kasih sayang. Woojin akhirnya jadi mikirin Jeongin yang sekarang lagi apa? Apa dia udah pulang? Wah, anak itu akan ulang tahun seminggu lagi. Kasihan anak itu, dia ditinggal pergi oleh ibunya saat dia masih kecil. Sekarang dia ditinggal di rumah sendiri oleh ayahnya. Ayahnya yang menurut Woojin sangat jahat karena sudah meninggalkan Jeongin sendirian. Untungnya Jeongin memiliki sahabat dan guru yang sayang dengannya. Pikir Woojin, sedangkan Jacob udah kesal sama laki-laki itu. Gara-gara dia gak nanggepin Jacob dengan serius. Kurang lebih seperti itulah.
Sedangkan di sebelah Woojin dan Jacob duduk dua orang laki-laki. Satunya sudah tertidur karena saking lelahnya hari ini dia bekerja. Dan satunya lagi tengah asik bermain gadget di tangannya.
"Monsterisasi di kota Seoul?" Baca pemuda bermarga Moon itu mengernyit heran. Pasalnya, postingan Intagramnya tiba-tiba saja penuh dengan berita seperti,
Monster menghancurkan gedung. Monster memakan warga yang melintas. Monster yang menghancurkan pusat perbelanjaan. Dan masih banyak lagi postingan yang mirip-mirip seperti itu.
Dan kini laki-laki itu tengah membaca salah-satu postingan dari Badan Keamanan Nasional Korea Selatan.
Sontak setelah itu Kevin pemuda bermarga Moon atau lebih lengkapnya Moon Kevin langsung menepuk-nepuk heboh bahu teman di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GRIM TOWN [SKZ X TBZ]
Aléatoire"Ssaem Apa mungkin jika virus itu muncul di daerah lain. Seperti di Korea misalnya?" "Groarggghhh!" Marah monster tersebut kemudian berlari cepat ke arah Jisung yang tiba-tiba saja kaku dan tidak bisa bergerak karena tubuhnya terlalu takut dengan ma...