-22.30 pm-
Ruangan putih yang hanya diisi oleh sebuah kasur dan seperangkat alat dokter itu begitu hening padahal di dalamnya duduk 4 orang laki-laki dan satu diantaranya tengah tertidur pulas.
Tidak ada yang mau mengeluarkan suara bahkan ketika mahkluk itu sudah tidak berada di luar kooridor suasana hening masih terus berlanjut. Semua terdiam dengan pikiran mereka masing-masing.
Seungmin yang memikirkan bagaimana keadaan keluargannya di rumah. Apa mereka baik-baik saja? Jika saja ponsel laki-laki itu tidak kehabisan daya mungkin sekarang dia akan sedikit lega. Tapi apalah daya seorang Kim Seungmin yang hanya membawa ponsel dan headset. Dia lupa membawa powerbanknya alhasil dia tidak bisa mengabari atau sekedar menanyai keadaan keluarganya di rumahnya. Karena ponselnya mati habis baterai.
Meminjam? Seungmin bukan tipe orang yang suka meminta sesuatu kepada orang lain. Tipe-tipe cowok nggak suka ngerepotin dan nggak suka repot. Iya itu Seungmin tapi biarpun nggak suka repot. Seungmin bisa menjadi adik yang perhatian dan kakak yang penyayang. Seungmin juga tipe anak mandiri yang sederhana. Biarpun Seungmin itu hampir setara dengan Hyunjin. Tapi di keluarganya dia diajarkan untuk menjadi orang yang sederhana.
Jadi selain Seungmin ada Jeongin yang lagi tidur di pahanya Hyunjin. Entahlah sejak kapan anak satu itu mulai akrab dengan pemuda bermarga Hwang tersebut. Padahal Hyunjin sendiri tidak memiliki satupun teman. Dia bahkan hanya anak tunggal. Awalnya dia anak pertama namun karena kejadian itu Hyunjin kehilangan saudari perempuannya. Sejak saat itu Hyunjin memisahkan dirinya dari semua orang dan menjadi introvert.
Tapi mungkin karena Jeongin imut jadi Hyunjin seneng-seneng aja pahanya di tidurin sama Jeongin. Beda ceritanya kalo Hyunjin itu jadi cewek terus pahanya ditidurin sama Jeongin kan serem gak tuh. Dan Jeongin dengan ekspresi imutnya tentram tertidur mengarungi alam bawah sadarnya.
Selain Jeongin, Hyunjin, dan Seungmin disana juga ada Bang Chan. Dokter muda yang masih teringat kata-kata dari pemuda Hwang di depannya yang juga sedang mengingat kata-kata darinya.
Flashback
.
.
.
.
"Hfftt.. baiklah kalau begitu boleh saya mohon waktunya sebentar untuk berbicara dengan Hyunjin?" Tanya Bang Chan mencoba mengerti situasi canggung yang tercipta.
Sedangkan Jeongin dan Seungmin saling bertatapan bingung dengan apa yang sedang terjadi. Merekapun berdua bersama Ny. Seulhee keluar dari kamar rawat Hyunjin. Dan meninggalkan Hyunjin berdua dengan dokter bule tersebut.
Bang Chan mendekati ranjang pemuda itu dan berdiri di samping pemuda bernama Hwang Hyunjin.
"Tolong dengarkan ini baik-baik!" Ujar Chan dokter muda itu sambil duduk di kasur samping ranjang Hyunjin.
Sedangkan Hyunjin masih menunggu kalimat yang akan pria di depannya katakan kepadannya. Dan Bang Chan tengah mengumpulkan keberanian untuk mengatakan kebenaran kepada laki-laki Hwang itu.
"Saya rasa kamu harus segera ke psikis!" Ujar Chan sambil menatap Hyunjin serius. Dan Hyunjin menyatukan alisnya dengan guratan di sekitar dahinya menandakan pemuda Hwang itu sama sekali tidak mengerti dengan pernyataan pria di depannya ini.
"Maksud dokter saya ini mengidap suatu ganguan jiwa!" Marah Hyunjin tidak terima dikatakan gila secara tidak langsung. Walaupun suara Hyunjin masih terkesan datar dan dingin. Namun tetap saja laki-laki itu sedang kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GRIM TOWN [SKZ X TBZ]
Acak"Ssaem Apa mungkin jika virus itu muncul di daerah lain. Seperti di Korea misalnya?" "Groarggghhh!" Marah monster tersebut kemudian berlari cepat ke arah Jisung yang tiba-tiba saja kaku dan tidak bisa bergerak karena tubuhnya terlalu takut dengan ma...