"Uhh, aku ada dimana?" Ujar Kevin terbangun dari pingsannya. Minho menatap khawatir kearah pemuda kanada tersebut.
"Gwenchana?" Tanya Minho ketika kevin yang sudah mendapatkan kesadarannya sepenuhnya. "Tidak ada yang sakit? Kalau ada beritahukan aku!" Lanjutnya masih menatap pemuda kanadian tersebut.
Sedangkam kevin, laki-laki itu masih menyesuaikan cahaya lampu yang menyelusup masuk kedalam iris matanya perlahan. Di liriknya sekitar bus. Kini di depannya duduk laki-laki dengan lengan yang diperban, laki-laki yang seingatnya mencoba masuk bus mereka tadi. "Kamu siapa?" Tanya Kevin sambil sesekali mengusap matanya pelan.
"Minho. Namaku Minho, kamu baik baik aja kan?" Ujar laki-laki yang bernama Minho sedangkan Kevin hanya menganggukkan kepalnya beberapa kali.
"Kalian tolong kesini sebentar!" Panggil Jacob kepada Minho dan Kevin. Mereka berdua saling pandang baru setelahnya berjalan mendekati empat orang itu.
"Adakah diantara kalian yang membawa handphone?" Tanya Jacob dengan raut wajah gelisah. "Keadaan wanita ini cukup buruk dia harus segera di tangani. Jika tidak keadaannya akan menjadi lebih buruk lagi!" Lanjutnya memperingati semuanya.
Kevin merogoh kantung jaketnya dan kemudian menyodorkan smartphone miliknya kepada Jacob. "Pakai saja ini" ucapnya. Jacob menganggukkan kepalannya. Setelah itu dia mencoba menghubungi seseorang yang dia kenal bisa membantunya.
Tut.. nada sambung terdengar cukup keras. Jacob sengaja mengeraskan panggilan agar yang lain mendengarnya. Raut wajah Ryujin sangatlah pucat, hanya ada kerutan kerutan kekhawatiran yang tercetak jelas didahi remaja itu. Dia sangat khawatir dengan keadaan sahabatnya. Yang menurut Jacob harus segera ditangani.
Woojin Minho dan Kevin menatap kearah Jacob menunggu apa yang selanjutnya terjadi. Tut... nada sambung kembali terdengar. Namun, setelah sekian kalinya berdering tidak ada jawaban sama sekali.
-Seoul International Hospital, at 23.12 pm-
Handphone yang tergeletak di atas kasur putih di dalam ruang mayat itu bergetar saat sebuah panggilan masuk menuju benda persegi panjang tipis itu. Nampaknya tidak ada yang mengangkatnya sama sekali, sebab sang pemilik meninggalkan barangnya tersebut ketika berusaha menyelamatkan diri dari serangan monster-monster.
Tak menyerah panggilan masuk beberapa kali dan benda itu menjadi bergetar di atas kasur. Kemudian...
Brukk..
Handphone itu terjatuh ke lantai keramik sehingga menyebakannya sedikit retak. Namun panggilan masih terus masuk, suara dering handphone juga terdengar menggema di ruangan kosong dan berantakkan itu. Handphone itu telah kehabisan daya sehingga kini hanya menampilkan layar hitam datar dengan sedikit retakkan..
Di lain tempat..
Nayeon sangan bahagia karena bisa menemukan Bang Chan di sela-sela pelarian mereka. Begitu pula dengan Younghoon, mata guru muda itu melebar tak kala maniknya menangkap seorang yang dia cari-cari. Tengah diangkat di atas punggung seorang laki-laki yang juga dikenalnya dan disebelahnya berdiri seorang perempuan yang tidak dikenalnya.
"Hwall!" Panggil Younghoon tak sabar. Dilangkah kan kakinya mendekati pemuda yang berada di atas punggung laki-laki itu. Raut muka nya menunjukkan kebingungan. "Hwall..." suaranya menipis di udara ketika pandangannya tertuju pada wajah pucat laki-laki yang dia panggil. "Dia.. apa yang terjadi?" Lanjutnya menatap orang-orang yang datang bersama adik sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GRIM TOWN [SKZ X TBZ]
Diversos"Ssaem Apa mungkin jika virus itu muncul di daerah lain. Seperti di Korea misalnya?" "Groarggghhh!" Marah monster tersebut kemudian berlari cepat ke arah Jisung yang tiba-tiba saja kaku dan tidak bisa bergerak karena tubuhnya terlalu takut dengan ma...