Sakit? Mereka bilang, biasa.
Jatuh? Mereka bilang, bangun saja.
Jika ku tanya kenapa?
Mereka jawab, karna kamu bisa.Tapi nyatanya? Hampir mati rasanya.
Sakitnya tak terkira, jatuhnya juga tak bercanda.Aku bahkan heran kenapa aku masih bisa menghirup udara.
Jika ini yang di sebut mampu, kenapa di hati terasa begitu rancu?Mungkin, aku butuh batu.
Untuk segera memukul telak pemikiran konyolku akan kamu.Sayang, sudah sebagian otakku mati. Enggan di ajak telepati. Dan memilih jadi kaset rusak yang terus memunculkan refleksimu.
Bila mana otak waras mendobrak, maka mulutku menggebrak.
Dasar lemah, dasar payah.
Begitu saja luluh lantah.Detik itu pula aku membuka mata, kurasa tadi aku buta. Melihatmu di mana-mana.
#tea

KAMU SEDANG MEMBACA
Ringkas rasa
Poesiaaku tidak pandai bercerita, pun berkata. perihal rasa, aku hanya bisa membaginya lewat pena. aku juga mudah lelah menulis cerita tanpa ada ujungnya, hingga ku ubah dalam simpulan kata, barangkali membuat kalian bertanya, apa maksudnya? dia gila? m...