Chapter 22; Not The Gaffe Anymore, The Name Is Change

6.1K 609 316
                                    

Senin pagi ini nampak berbeda untuk beberapa orang. Untuk Taehyung yang menjadi deadline di forum netizen yang membicarakan kesempurnaan wajahnya, untuk Jungkook yang lebih kaku dari biasanya, untuk direktur Min yang wajahnya lebih cerah, dan untuk Jimin yang tidak membelah dua rambutnya. Ah tidak, sebenarnya pemuda itu sedang bertanya-tanya pada dirinya sendiri hal apa yang membuat hatinya terasa ringan. Apa itu dua pertandingan kelas berat yang ia menangkan, atau fakta bahwa bosnya sendiri sudah ia klaim sebagai miliknya?

Jimin memperhatikan Taehyung yang berjalan dengan lesu memasuki gedung perusahaan. Bukan cuma itu saja, ketika karyawan lain melihatnya, mereka langsung berbisik-bisik dengan suara yang bukan bisikan membicarakan Taehyung yang bukan lagi dikenal mereka sebagai karyawan divisi keuangan, tetapi Taehyung si pewaris K&C Entertainment dan K Group.

"Tae!"

"Oh Jim" Taehyung nampak lesu dan Jimin menepuk punggungnya memberi semangat.

"Tidak ada yang berubah kawan. Kau masih sama anehnya seperti Alien dari Planet Mars" kalimat penghiburan itu seharusnya diucapkan dengan nada canda dan raut wajah penuh tawa. Tapi Jimin mengatakannya dengan nada datar dan raut wajah sama datarnya. Tapi bagi Taehyung itu sudah cukup, ucapan Jimin menyadarkannya jika hanya pandangan orang yang tidak mengenalinya yang berbeda. Orang-orang yang benar-benar kenal dengannya pasti akan bersikap seperti biasa dan sebagai mana mestinya. Sebagai mana Taehyung menginginkannya.

"Pagi JimTae hyung!" Seokmin dan Soonyoung menyapa mereka secara kompak.

"Tae hyung, kau keruh sekali. Ini masih pagi hyung, kau bisa cepat tua seperti Jimin hyung kalau tidak bisa senyum di pagi hari" cerocos Seokmin yang diangguki Soonyoung dengan semangatnya. Taehyung akhirnya bisa benar-benar tertawa apalagi melihat Jimin mendelik galak pada junior mereka yang berisik itu.

"Hyung kau tahu tidak. Di pestamu itu Seokmin akhirnya jatuh cinta!" Soonyoung berujar dengan semangat dalam perjalanan mereka menuju lantai lima belas di mana ruang divisi keuangan berada. Pemuda sipit itu menceritakan bahwa yang membuat Seokmin jatuh hati adalah seorang penyanyi wanita yang masih rookie, yang wajahnya cantik dan lembut, juga punya darah Amerika. Taehyung menebak itu adalah Hong Jisoo atau orang-orang lebih mengenalnya sebagai Joshea, si penyanyi yang baru debut dari agensi ayahnya yang lahir dan tumbuh di Amerika. Soonyoung mengiyakan dan akhirnya si Seokmin yang cerewet itu bisa tersipu juga dan terlihat begitu malu.

Taehyung memberi Seokmin semangat dan berkata kalau juniornya itu tidak menyukai orang yang salah karena gadis yang disukai Seokmin benar-benar seperti yang dikenal publik. Dengan reputasi baik dan juga rendah hati. Mendengar itu Seokmin lebih semangat dan dia menyuruh Soonyoung untuk berani menyatakan perasaan pada karyawan dari divisi perencanaan yang bernama Lee Jihoon. Yang punya wajah manis, tubuh mungil dan rambut seperti permen kapas namun galak luar biasa. Kali ini Soonyoung yang mati kutu dan terlihat sangat malu dengan wajah yang benar-benar merah dan kikuk.

Saat mereka sampai di ruangan, ada Sungjae yang sedang menggerutu tentang perempuan sinting yang ia temui di pesta Taehyung. Dia curhat pada mereka dan Taehyung tertawa puas seketika saat ciri-ciri gadis itu terlalu mengarah pada Joy.

Jimin hanya elihat kerusuhan teman-teman sedivisinya di pagi hari itu dengan tangan terlipat di dada. Bibirnya terasa berkendut, pada akhirnya dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum ketika mereka menertawakan Sungjae yang disiram jus jeruk oleh Joy.

"Park Jimin. Apa kau baru saja senyum tadi?"

"Huh? Memangnya apa masalahnya?" Cuek Jimin pada manager Do yang baru datang bersama Eunkwang dan Changsub di belakangnya.

"Kau memang sering senyum, tapi senyummu tidak setulus yang tadi" ujar Kyungsoo kesal karena lagi-lagi Jimin bertingkah menyebalkan. Wanita itu pergi ke ruangannya dengan menggerutu. Sejenak hening di ruangan itu, lalu tawa keluar dari semuanya karena tingkah manager mereka yang lucu, padahal wajahnya galak dan seringnya memelototi para bawahannya yang memang tidak waras semua.

Parallel Lines [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang