Chapter 5; Fighting Is My Life, My Red Boxing Glove Is My Lover

4.3K 554 153
                                    

Jimin bangun pada pukul sepuluh pagi saat hari Sabtu dan tak memiliki pekerjaan yang menuntutnya untuk lembur di kantor. Pemuda dua puluh tiga tahun itu tidak langsung beranjak ketika matanya sudah terbuka, melainkan hanya termenung dengan pandangan kosong yang terarah pada langit-langit kamarnya dengan guling yang dipeluk erat.

Jimin bingung, apa yang akan dilakukannya di hari libur pertamanya di Seoul?

Ini pertama kali baginya tinggal di ibu kota untuk waktu yang lama. Biasanya Jimin pergi ke Seoul hanya untuk suatu urusan atau iseng jalan-jalan. Keluarga dan semua kerabatnya ada di Busan.

Jadi, apa yang harus dilakukannya kali ini?

"Ah aku kangen Merry"

Jangan kira itu gadis yang dipacarinya.

Jimin hanya mengencani sarung tinju merah kesayangannya.

Dan ya, Merry itu sarung tinju.

Sudah generasi ke-3.

Tiba-tiba Jimin bangun dan duduk menegakan punggungnya.

"Si Alien! Dia pasti bisa membantuku!"

.

.

.

Taehyung menguap bosan dengan menopang dagu di meja makan. Hari liburnya begitu membosankan karena ayah dan ibunya malah sibuk sendiri. Lalu kakak perempuannya yang ia sambangi, malah sibuk mengurus anaknya yang masih balita.

Taehyung bosan man! Harapannya sih kalau akhir pekan seperti ini ia bisa kencan dengan Jungkook. Tapi angan ya hanya angan saja. Masakan sang kakak yang tidak pernah mengecewakan kini malah teronggok menyedihkan di hadapannya.

"AAARGGHHH AKU BOSAAAAAAN"

"Berisik!"

Kim Seokjin, kakak dari Kim Taehyung. Mantan model profesional yang kini memilih menjadi ibu rumah tangga setelah kelahiran sang anak pertama. Wanita cantik berusia tiga puluh dua yang awet muda dan nampak segar. Kelahiran buah hatinya tidak membuatnya menjadi wanita jelek dan gendut. Tubuhnya masih proposional, sering kali dikira lajang kalau jalan sendiri.

Tapi statusnya ibu muda, istri dari pengusaha kaya dan ibu dari anak yang usianya baru empat tahun.

Seokjin tersungut-sungut menghampiri adiknya yang cemberut.

"Kau kenapa sih?" katanya ketus sembari melotot pada adik satu-satunya itu.

"Bosan noona. Biarkan Joonseo main bersamaku" rengeknya tak sadar umur.

Seokjin memutar malas bola matanya.

"Maaf saja ya, aku dan Joonseo akan menemui suamiku di kantor lalu kami akan pergi tamasya. Enyah saja kau pria lajang tanpa pasangan!" Ujar Seokjin dengan sadisnya. Taehyung makin cemberut dan ia komat-kamit menyeruakan kekesalannya dengan suara yang kecil.

"Makanya cari pacar sana!"

"Jangan meledekku"

"Ohoho adikku yang cintanya tak terbalas selama tujuh tahun" ejek Seokjin membuat wajah Taehyung memerah karena malu sekaligus kesal.

"Buat apa wajah tampan tapi tidak laku-laku?!" Seokjin semakin menjadi-jadi.

Taehyung makin kesal dan saat itulah ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

Taehyung mengambil ponselnya di saku celananya, Seokjin melirik layar ponsel Taehyung dengan pandangan ingin tahu.

"Jimin? Kau sudah punya pacar?!" Seokjin menunjuk hidung mancung sang adik dengan histeris dan dramatis. Ah, dasar adik kakak. Kelakuannya sebelas dua belas.

Parallel Lines [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang