Chapter 17; Let's Not Fallin' Love

5.1K 560 172
                                    

Yoongi memandang kakeknya tajam, ekspresinya nampak begitu muak setelah sang kakek memberitahukan kalau Andrean Zhou mengajukan pertunangan kepada pria tua itu

Untuk Yoongi-tentu saja.

Perjodohan yang sampai mati pun akan Yoongi tolak mati-matian.

"Aku tidak mau!" Ujar Yoongi penuh penolakan.

"Pikirkan saja dulu, mereka memberi banyak waktu" ujar Min Seunghyun dengan nada ringan. Bukannya tidak tahu jika sang cucu tidak mau, namun apa salahnya mencoba terlebih dulu? Siapa saja Yoongi berubah pikiran dalam beberapa waktu. Meskipun, kemungkinannya sangat amat kecil.

"Terserah kakek saja. Sampai mati pun aku tidak akan menerima perjodohan itu. Aku tidak mau menikah" ujar Yoongi final. Ia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan sang kakek, pagi-pagi moodnya sudah benar-benar buruk karena pembahasan mengenai perjodohan. Sesuatu yang paling ia benci.

Yoongi masih tidak memiliki minat pada pernikahan, bahkan ketika ia memiliki ketertarikan pada Park Jimin. Yoongi masihlah Yoongi yang mengutamakan ambisi dan tujuan.

Setidaknya untuk sekarang.

.

.

.

Yoongi tengah sibuk di meja kerjanya, Jungkook datang dengan teh dan juga makanan ringan. Wanita itu bergumam terimakasih pada sang sekertaris. Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, menampakan seseorang pria bersurai cokelat terang dengan wajah amat cerah.

"Hello Suga!"

"I'm here! I'm hope, I'm Your Hope I am J-Hope, yeah"

Yoongi dan Jungkook melongo, ketika pria itu berteriak dengan kelewat semangat dengan slogan khasnya.

Jung Hoseok.

Sahabat Yoongi sejak semasa remaja, selain Namjoon tentunya. Karena Yoongi hanya memiliki dua pria itu sebagai sahabat terdekatnya dari dulu. Mungkin sekarang bertambah.

Kembali ke pria yang bernama Jung Hoseok, yang menyebut dirinya sendiri sebagai J-hope, seorang penulis novel romantis yang selalu best seller, memiliki nama pena Hope. Dia memang agak maniak pada kata 'harapan', sepertinya.

"Jung Hoseok sejak kapan kau di Korea?" Ujar Yoongi tidak bisa menyembunyikan kekagetannya. Hoseok hanya tersenyum lebar, sekilas ia menyapa Jungkook yang berjalan keluar, adik sepupunya hanya melengos, malas menghadapi sang kakak sepupu yang selalu kelebihan energi.

"Duduklah Yoon, tinggalkan dulu pekerjaanmu itu. Aku akan menelepon Namjoon agar datang kemari" lalu Hoseok menghubungkan Namjoon lewat sambungan telepon.

'Yak! Jung Hoseok sialan! Sejak kapan kau kembali, huh?! Kau seharusnya berhenti kabur-kaburan agar aku juga berhenti diteror ayahmu!' Namjoon mulai mengomel panjang lebar tentang ia yang selalu menjadi 'tempat sampah' ayahnya Hoseok ketika pria Jung itu tiba-tiba menghilang, ia tidak mengatakan pada siapa pun ke mana perginya. Hoseok memang gila, dia menghilang entah ke mana, lalu setelah sebulan kemudian dia akan menghubungi Namjoon atau Yoongi kalau dirinya sedang berada di kota di sebuah negara, entah Amerika, Eropa atau Asia. Namjoon adalah salah satu yang paling sial karena dirinyalah yang akan berakhir diinterogasi oleh ayah Hoseok.

"Kau cepatlah ke sini. Jangan banyak bicara, jangan lupakan bawa keponakanku ya, sudah lama kau tidak bertemu, bye Joon"

Lalu sambungan telepon diputus sepihak oleh Hoseok. Pria itu tertawa puas karena sudah mengerjai sahabatnya. Pria itu mulai fokus untuk menghabiskan camilan di atas meja di hadapannya, tetapi ia berakhir menggerutu tentang selera Yoongi yang tidak pernah berubah.

Parallel Lines [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang