CHAPTER 4

120 2 0
                                    

Selesai ganti baju Kahfi langsung menghampiri Arin.

"Diminum tehnya. Biar gak flu" perintah Arin sambil memainkan handphone.

Kahfi tiba-tiba jalan menuju pintu.

"Mau kemana?" tanya Arin bingung.

"Pulang"

"Kok pulang? Tadikan gue bilang minum teh bukan bilang Kakak pulang." ujar Arin.

"Gue gak betah"

"Lah, kenapa?" tanya Arin bingung .

"Lo aja yang punya rumah gak mau ngelayanin gue dengan bener. Malah main handphone."
"Berapa sih harga handphone lo itu? Atau pacar lo ngecht?" tanya Kahfi yang berlebihan.

Kahfi tidak suka kalau ada dia tapi malah main handphone. Berasa seperti dirinya tidak ada.

"Iya. Ini handphone nya Aku letak sini" kata Arin sambil meletakan handphone nya dimeja.
"Yauda duduk gih. Diminum tehnya selat dingin" suruh Arin dengan nada lembut.

Kahfi tersenyum.

Sekarang Kak Kahfi kok seneng bnget senyum ya. Dulu aja mahal banget senyum nya. Sekarang. Emm aku kira dia sedingin kutub.
Batinnya.

Kahfi duduk disamping Arin dengan meminum teh itu.

Arin melihat Kahfi yang tengah meminum teh itu dengan terbiasa.

"Kak Kahfi suka teh itu?" tanya Arin dengan menatapnya.

"Mama gue suka buatin gue minuman ini kalau pas gue sakit flu atau habis kena hujan"

Arin hanya tersenyum.

"Mama banyak kemiripannya sama lo" kata Kahfi sambil menatap Arin.

"Baru yang tadi doang" kata Arin.

"Mama juga suka ice cream mathca green tea kayak lo" ucap Kahfi yang tersenyum dengan bibir kanan.

"Hah? Kak Kahfi kok tau?" tanya Arin dengan heran.

"Taukan gue?"

"Tau dari siapa?"

"Lo gak perlu tau dari siapa"

"Terus apa lagi yang kak Kahfi tau tentang gue?" tanya Arin.

"Banyak"

"Coba sebutin"

"Ngatur"

"Ihhh...gue kan cuman nanya sama Kakak doang. Kakak tau, ya apa salahnya disebutin. Nyebelin" ucap Arin dengan wajah merengut.

"Lo gak suka sama yang manis-manis" kata Kahfi dengan wajah menyeringai. "Suka sama minuman yang asem-asem. Sama kayak wajah lo kalau lagi ngambek" kata kahfi yang menarik hidung Arin.

"Duhh.. Sakitt tau" keluh Arin dengan wajah berseri-seri.

Nih cowok kok tau semuanya ya. Dia tau banget kebiasaan yang gue suka saat lagi ngambek.
Batin Arin.

"Gue pulang ya? Hujan nya juga uda reda kayaknya" kata Kahfi sambil berdiri memegang jaket dan tas nya.
"Bunda mana?"

"Bunda paling lagi mandi"

"Yauda titip sallam aja ya?"

"Oke nanti aku sampein"
"Yuk, aku anter sampe depan"

Kahfi hanya tersenyum dan menaikkan alisnya sambil berjalan kedepan.

Sesampai dipintu, Kahfi menuju sepeda motornya. Arin didepan pintu melihat Kahfi yang sedang menaiki motor dan memakai helm, lalu ia stater sepeda motornya dan pergi meninggalkan Arin dan rumahnya.

Cinta Yang Tak BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang