CHAPTER 2

203 3 0
                                    

Bel istirahat berbunyi.

Keempat temen Arin menghampiri Arin keruang UKS yang berada jauh dari kelasnya.

Temen-temen Arin tidak berada dalam satu kelas yang sama.

Seperti Maya, maya duduk dikelas 11 IIS 1. Jia dikelas 11 MIA 4 sedangkan Arin,Filla dan Septia berada dikelas 11MIA 2.

Sesampai disana, Arin tengah berdiam-diaman dengan Kahfi yang memang sifatnya sangat dingin.

Sih Luna tidak sengaja lewat bersama Jeje dan Sita.
Mereka melewati UKS yang didalamnya tengah ada Arin dan Kahfi.

Jeje tidak sengaja menoleh kearah UKS. Ia menatap mereka dengan tatapan jijik .

"Na. Itu bukannya Kahfi?" tanya Jeje dengan menunjuk kearah Kahfi dan Arin.

"Mana?" saat melihat Kahfi tengah berdua didalam. "What? My honey gue"

"Gak bisa dibiarin nih, Na" kompor Sita.

Wajah Luna mulai masam.

"Gue harus masuk" kata Luna yang tengah emosi.

Disaat Kahfi ingin memberi minum untuk Arin.
Ternyata Luna dari belakang merebut minum itu dan menyiramkan nya kewajah arin.

Kahfi dan Arin terpelongoh.

Dasar cewek murah.
Batin Arin.

Amarah Arin kini sangat membara. Rasanya ingin menampar dan merontokkan gigi Luna supaya susah berbicara.

"Lo uda gilak apa?" tanya Arin dengan nada tinggi.

"Iyaa, gue gilak. Kenapa? Mau marah?" Luna menantang.

"Apa-apaan sih, Lun?Dia itu sakit. Bisa pake otak lo sikit aja buat ngehargain orang" Kahfi bicara dengan nada tinggi dan wajah datar.

"Kamu kok belain dia sih,Fi?"

"Kenapa? Lo nya juga yang ngulah" ucap Kahfi dengan membantu Arin membersihkan baju yang basah serta rambut yang berantakan sebab air yang disiram tadi.

"Ihhhh..... Nyebelin bangett sih" Luna pergi dengan wajah masam.
Yang diikuti oleh teman-temannya.

Kahfi mengambil tisu dan memberikannya kepada Arin.

"Nih, dikeringin ntar lo masuk angin" ucap Kahfi dan membantu membenari rambut nya Arin.

Mata Kahfi menatap kearah Arin.
Arin pun menatap Kahfi.

Deg..
Kenapa kak Kahfi natap aku kayak gini.

Jantung Arin berasa mau copot dan terhenti saat tatapan itu tertuju keArin.

Gue kok jadi natap Arin ya.
Batin Kahfi.

Kahfi pun memalingkan pandangannya lalu pergi meninggalkan Arin.

Arin melihat punggung Kahfi sudah tidak terlihat lagi.

Temen temen Arin datang.

"Arinnnnn.." panggil Septia.

Arin menoleh kearah mereka dengan wajah yang sangat gembira.

"Siniii... Gue mau cerita" kata Arin yang lagi berbunga bunga.

"Ada apa ada apa?" tanya Maya kepo.

"Tadi Luna ngelabrak gue"

"Lah, jadi lo gak papa? Wajah lo bukannya takut tembala seneng." tanya Jia heran.

"Arin kan sinting" sindir Maya.

"Dengerin dulu"
"Tapi kak Kahfi natap gue dan belain gue" cerita Arin kepada temen nya dengan wajah seneng.

Cinta Yang Tak BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang