Together With Him On A Beatiful Night

241 14 0
                                    


"Hmmm... Hmm.. Hmm... ", kini aku sedang bersenandung di atas mobil sambil menyetir. Menyenangkan sekali malam ini. Cuaca begitu mendukungku, bulan memancarkan cahaya nya yang luar biasa "Iff you hold my hand. Badal jayegi meri duniya. Iff you hold my hand. O baby I will never let you go... ". Lagu yang sangat indah. Jangan bilang Aarav gila! Aku sedang mendengar kan lagu favoritku dengan Air phone. Ya! Memang, lagu ini lagu lama. Tapi, suara Benny Dayyal akan selalu terkenang dengan lagu ini. Bukan lama selama jaman Sri Devi, baru tahun lalu 2014. Wkk!

Walau pun kini aku tak di negri ku lagi, tapi aku tak pernah lepas dari perkembangan dunia Favorit ku. Dunia Bollywood dan Tellywood. Aku sama sekali tak mengenal apa itu Hollywood, perkembangan dunia intertaiment di negri besar ini. Hanya saat Keira ataupun lainya menyanyi atau mengatakan. Hanya saat itu aku tau tentang dunia yang selalu heboh dengan perkembanganya itu.

Tak terasa aku sampai di Apartemen tempat tinggal Keira.

Tok tok tok!

Pintu perlahan terbuka. "Aarav! Masuklah", ucap Keira sambil tersenyum padaku.

Aku tersenyum kembali dan langsung masuk ke dalam. Di sini aku sangat bebas, aku selalu menganggap rumah ku sendiri. Aku bisa duduk, menonton tv, tidur, dan terserah ku. Keira yang mengijinkanya.

Sambil berjalan ku pandangi Keira. Ia menuju ke meja belajar dan, lagi lagi menulis surat. Surat untuk siapa? Itu yang setiap kali ku tanyakan padanya. Kebiasaan buruk yang harus di tinggalkan. "Keira! Apa kau tidak lelah duduk di kursi itu dan menulis setiap hari? " tanyaku sambil menghidupkan Tv dan duduk di sofa.

"Shut up! and don't bother me!", jawabnya.

Dekha! Seperti itulah dia jika telah bersama kertas dan pena. Saat ku lihat ia menulis, kadang-kadang ia menulis tentang diri nya sendiri, kadang-kadang tentang indola nya dari Hollywood maupun Bollywood. Varun Dhawan lah Katty Parry lah, dan banyak lagi; Kadang-kadang ia juga menulis tentag perasaan nya. Tapi satu hal yang membuatku jengkel. Tak pernah sekalipun ku lihat ia menuliskan nama setelah kata TO.

Untuk apa menulis surat jika tak ada yang membacanya selain dirinya. Ia hanya akan memasukkanya ke dalam lemari khusus nya. Apa menurut mu itu tak sia sia? Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiran gadis ini. Terkadang bahkan ia tak akan membeli alat rias diri seperti pada umumnya para gadis. Ia lebih mementingkan kertas dan pena nya. Aneh!

"Kya karee o tum? " pertanyaan itu membuat ku terkejut.

Aku menoleh. "Aku tidak melakukan apa apa. Hanya mendengarkan musik", jawab ku sedikit gugup.

"Kau sedang mendengar kan musik atau menonton tv? ". Ia berjalan ke arah ku. "Jangan menyalakan tv jika tak ingin menonton nya! ", ia mematikan tv itu.

Aku mengangguk pelan. "Keira! Ku mohon tinggalkan kebiasaan buruk mu itu. Ayo kita pergi keluar dan mencari udara segar! " sebenarnya aku tak ingin mengatakan nya, tapi aku sangat terpaksa.

"Kya? Sun Aarav! Aku masih banyak tugas! Banyak tugas! Kau sendiri? ", tanyanya dengan menatap ku tajam.

"Aku, tidak ada. Karena itulah aku kemari. Aku begitu kesepian dirumah. Ibu sedang kembali ke tanah air. Hanya ada nenek! Jadi aku datang kemari", ucapku dengan menghidupkan Tv kembali.

"Ibumu kembali ke India? Dan kau tak ikut? Kyun Aarav? Seharusnya kau bicara padaku. Maka aku akan ikut ibumu! Bukankah sebentar lagi IIFA Awards akan di selenggarakan di Bangalore? Dan kau hanya diam saja! "

Aku terkejut, IIFA Awards? Di Bangalore? Tahun berapa sekarang. Tahun ini bukan di Bangalore. Apa ingatanya mengalami kemunduran?

Aku terbelalak "Di Bangalore? Siapa yang memberitahumu? ", tanyaku.

"Temanku. Kenapa? "

"Kau salah mendapatkan informasi. Keira, Keira! Sejak kapan kau tidak tau dengan Bollywood? Dengar baik-baik! IIFA Awards tahun ini bukan di Bangalore lagi, tapi di Bali Indonesia! Samjha? Tapi masih belum ada kepastian kapan akan di laksanakan. Kalau tak percaya datang saja dan temui para penyelenggaranya", aku mencoba mengalahkanya. Selama ini aku yang sering salah tentang Bolly tapi, kali ini aku yang benar. Hahhh!

Ia mengangguk dan duduk di sebelah ku. "Tapi, bukankah Indonesia itu dekat dengan India? Laila Tanlar juga pernah kesana bersama Alina Boz. Benarkan? "

Siapa mereka? Bahkan aku tak mengenalnya. Mungkin ku jawab ia saja "haan! "

"Jadi, malam ini adalah jadwalku menonton ABCD 2 ", Ucapnya sambil mengganti channel tv.

Malam itu kami menghabiskan waktu berdua untuk menonton ABCD 2, kadang-kadang terdengar suara tawa menggelegar kami, karena film ini memang lucu dari para karakternya. Keira membawa kopi, sehingga kami puas menonton bersama. Di Segment Last Keira memegangi lenganku. Ia terlihat tegang dengan suasana di film itu. Sebenarnya, bukan sekali ini saja ia menonton. Tapi film ini adalah yang ter-favorit bagi kami berdua. Ia terharu dengan adegan terakhir di film itu. Setiap part akhir itu Keira pasti mengeluarkan air matanya. Aku pun sama, terharu. Tapi, tak separah Keira yang menangis hingga menghabiskan satu kotak tissue. Aku hanya menggeleng sambil memandang nya.

_____

KOI TERI KHATIR HAI JEE RAHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang