Romantic Rivals

823 21 0
                                    


"Aarav! " panggilnya padaku. Saat itu aku baru saja keluar dari mobil, dan bahkan belum sampai ke gerbang untuk masuk ke Universitas. Tapi dia sudah memanggilku.

Aku pun menoleh padanya, tapi tidak dengan senyuman.

"Aarav tunggu aku" ucapnya sambil berlari ke hadapan ku. Bagaimana menurutmu diriku? Aku adalah pria yang sangat suka meninggal kan temanya yang baru saja menumpang di dalam mobilku. Sebenarnya tidak apa apa, maksutku aku juga rela rela saja, karena dia memang setiap hari menumpang di mobilku. Tapi inilah kebiasaan burukku. Karena apa yang aku lakukan selalu membuatku senang.

"Bawa ini! Agar mobilmu aman! "

Aku menoleh padanya, sebuah kunci ia berikan padaku "apa ini kunci mobil? " Ia mengangguk dengan tersenyum.

Tiba² saja terdengar kembali dari belakang "Keira! " seseorang memanggil gadis yang berada di samping ku ini. Ya! Namanya adalah Keira. Keira Graff. Gadis eropa yang pernah 12 tahun menetap di India negara asliku.

Kami menoleh bersama, setelah ku lirik Keira, ia tersenyum melihat kedatangan Van. Van? Aku benci pria itu. Disaat aku bersama Keira, ia tak pernah lupa untuk muncul dan merusak suasana. Aku hanya diam dan meninggalkan Keira yang masih menunggu Van menuju padanya.

Fuh... Van Van Van, pria yang bernama Van Rowland itu memang sering membuat ku pusing. Keira adalah sahabat ku dan sepatutnya aku juga boleh kan menegurnya? Jika itu boleh dilakukan, aku sudah melarangnya berteman dengan Van itu. Tapi, ku rasa Van pria baik baik. Dan aku benci padanya karena ia selalu merusak waktu baik kami, maksutku aku dan Keira. Apa aku egois? Aku tidak perduli. Aku sangat benci padanya, tapi aku selalu membicarakanya. Sudahlah lebih baik kuceritakan tentang Keira saja.

Keira. Sebenarnya nama itu memang tak asing lagi bagiku, sudah lebih dari 5 tahun kita bersama, bahkan satu hari tanpa Keira, bagiku seperti makan tanpa nasi. Tapi entah bagaimana denganya. Setiap hari kami selalu menghabiskan waktu berdua, entah apa yang kami lakukan, semuanya pasti terasa menyenangkan. Aku kenal denganya di sebuah acara, saat itu aku masih di India dan ada sebuah Konser milik Yash Rajh Films. Seluruh bintang Bollywood datang di malam itu terutama bintang favorit ku Varun Dhawan. Saat itu aku memang harus berada di baris paling depan untuk melihat secara langsung para aktor dan para aktris favorit ku.

Di saat ku lihat Perform dari Tiger Sroff dan Kriti Sanon di atas panggung tiba-tiba sebuah kesalah fahaman terjadi antara aku dan Keira. Kesal! Sangat kesal. Aku sedang menikmati momen yang sangat indah. Kesempatan untuk naik ke atas panggung bisa saja datang padaku. Tapi kesalah fahaman dengan orang yang tak kukenali palah terjadi. Rasanya ingin menghantam bumi.

Dengan cepat ku selesaikan kesalah fahaman itu. Tapi, apa day. Masalah palah semakin rumit hingga kami berdua harus bersabar dengan tidak menonton Varun Dhawan dari baris depan. Keirs juga tinggal di India saat itu. Ia juga megidolakan Varun Dhawan seperti ku.

Setelah kesalah fahaman itu kami tak pernah bertemu lagi. Kusangka seperti itu. Tapi disuatu hari ia ketinggalan kereta untuk pergi ke Amritsar. Hanya aku yang ia kenal di sana, dan kami pun saling mengobrol. Awal nya masih tentang Aktor Favorit kami, tapi lama lama hubungan kami makin serius saja. Bukan! Bukan kekasih, hanya sahabat. Sebatas sahabat. Tapi jujur! Aku memang tidak bisa menjalani hari ku tanpanya. Hanya ia yang paling ku percayai sekarang ini. Karena dia yang selalu menemaniku setiap hari, dia yang selalu memberiku banyak pendapat, dia yang selalu melarangku ini dan itu. Aku sangat menyayanginya. Tapi tidak mencintainya, karena aku sedang suka pada seseorang. Sejak dulu aku memang tidak ada perasaan sedikitpun pada Keira. Hanya sebatas sahabat. Tapi entah lah denganya, aku tidak tau. Memangnya apa dia mencintaiku? Dia saja selalu dekat dengan Van. Mungkin ia menyukai Van. Ah.. Aku tidak perduli. Yang terpenting Keira akan selalu hadir untukku. Silahkan katakan bahwa Aarav sangat egois, karena itu adalah salah satu kebiasaan buruk Seorang Aarav Taneja.

Saat ku berjalan menuju ke kantin, aku berhenti sejenak. Ku ingat-ingat pesan yang di berikan Keira semalam. Dia bilang ia selalu berada di kantin setiap pagi. Dan kali ini ia pasti sedang bersama dengan Van.

Huh... Andaikan ada dua kantin aku akan memilih satu kantin yang berbeda dengan mereka.

Ketika ku masuk, tidak. Semua baik-baik saja. Dan Keira hanya sendiri di sebuah kursi. Apa Van meninggal kanya tadi? Sudahlan jangan banyak bicara temui saja ia sebelum ada orang lain yang mendahuluinya.

Aku berlari menuju sebuah kursi di hadapan Keira. "Hay! " ucapku dengan tersenyum. Ia menatap ku dengan aneh. Ada apa?

"Kau baik baik saja kan? ", tanya nya padaku. Memangnya apa yang terjadi padaku?

"Ya! " jawabku dengan mengangguk pelan. "Kyun? "

"Nehi to! " ia memandang sekitarnya.

Apa Keira sedang menunggu pesananya, atau menunggu seseorang? "Keira! siapa yang kau lihat? "

Ia menoleh padaku dan menatapku, "tidak, aku hanya mencari Van. Dia baru saja pergi untuk mengambil kunci mobil nya, ia bilang ingin kembali. Tapi sampai sekarang ia belum juga datang. "

Semoga ia tak datang, aku mengharapkan hal ini. "Ada apa? Apa kau ingin melakukan sesuatu bersamanya? Jalan jalan? Atau -" aku diam dan tak melanjutkan kalimatku disaat ku lihat Keira tersenyum sambil memperhatikan belakangku. Aku menoleh pula kebelakang. Astaga! Ya tuhan kesalahan apa yang ku perbuat sehingga kau tidak mengabulkan doa ku yang satu ini. Dia benar-benar datang.

____

Tinggalkan sesuatu sebelum melanjutkan!

KOI TERI KHATIR HAI JEE RAHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang