Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lying that you love me. Lying that you miss me. Lying that you can't live without me. All you say are lie.
T-ara - Lies
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Surya mulai beranjak naik, menerobos celah jendela kamar mengusik penghuninya. Sang pria bergerak kecil mengerjapkan mata, langit-langit kamar menjadi pemandangan pertama. Beban di lengan kiri membuatnya menoleh, seorang wanita masih terlelap menghapadnya. Pria itu mengubah posisi menyamping, merapikan anak rambut yang mengusik paras indah di depannya. Ia bergerak mengecup dahi wanitanya sebelum menggantikan lengannya dengan bantal. Ia harus bersiap.
Di bawah guyur shower bibirnya menyunggingkan senyum, teringat akan pesan-pesan yang kembali memenuhi ruang obrolannya satu minggu terakhir. Hari ini ia akan menemui sang pemilik kalbu, satu-satunya yang masih membuatnya berjuang hingga kini.
Senyum tak juga luntur, ia mengeringkan rambut di depan cermin. Mengoles cream sebelum menggerakkan pisau cukur di atasnya. Mengingat raut sang wanita membangkitkan semangat yang sudah lama lenyap. Ia ingin tampil sempurna.
Keluar dari kamar mandi, senyumnya semakin lebar mendapati wanita yang semula lelap telah terjaga. Raut yang sama menyambut pagi dan malamnya, pandangan lurus tanpa seulas senyum.
"Mandilah, setelah makan aku beri suntikan lagi."
Wanita itu melengos, mengabaikannya memasuki kamar mandi. Menatap punggung sang wanita, ia menggeleng pelan. Heran akan wanita kaku seperti itu, apa wajahnya tidak kaku memasang ekspresi yang itu-itu saja?
Ia meraih ponsel, mengecek aplikasi chat. Senyumnya kembali mengembang.
Jemput aku di tempat biasa, aku menunggumu ^^
Membalas pesan, ia memakai pakaian lalu keluar kamar menyiapkan sarapan. Ia akan memasakkan makanan kesukaan wanita yang tengah membersihkan diri di dalam sana, suasana hatinya sedang baik.
Empat puluh lima menit, pria itu menata hasil masakan di atas meja bersamaan dengan wanita yang telah segar dengan pakaian santai. Alis sang wanita terangkat bertanya, pria itu tersenyum wanita ini memang jarang sekali membuka suara.