5

953 47 6
                                    

"gue gak setuju." alvaro membuka suara saat tasya membacakan tulisan yang ada dalam kartu.

Semuanya menjadi hening saat alvaro mengatakan itu.

"maksud lo apaan si ro in---" ucapan Deby dipotong alvaro.

"gue bilang gue ga setuju." bukan alvaro kalo suka di bantah.

"ga bisa gini dong ro, ini udah dasar permainannya, lagian kalo gini bukannya lo aja yang bikin permainan? Lo aja tuh yang jadi mentor." ucapan dava barusan berhasil membuat alvaro bungkam. Alhasil game kembali di mainkan.

Sebenernya alea juga males melakukan game yang tertulis di kertas itu, tapi yaa mau gimana lagi?

Kevin dan alea maju ke depan kelas, Deby menyetel lagu untuk keduanya dari handphone miliknya, kevin pun mulai menyimpan tangan kirinya di pinggang alea, mau tidak mau alea menyimpan tangan kanannya di dada bidang kevin, sungguhh ini pertama kalinya tasya berdansa! Game apaan ini :( ga mendidik bgt pake dansa dansa :(

Kevin pun mengambil tangan kanan alea, dan di tautkan tangan mereka. Alvaro yang melihatnya hanya bisa mendelikkan matanya dan memalingkan pandangannya, hatinya panas melihat orang yang mungkin beberapa waktu lagi akan dicintainya itu berdansa dengan laki laki lain.

Tidak mau berlama lama di tempat yang menurutnya neraka itu, alvaro buru buru beranjak dari tempat duduknya dan berlalu keluar kelas dengan sedikit membantingkan pintu kelas. Deby yang melihatnya pun berasa janggal, pasalnya sejak alvaro berada di kelas tadi. Mata alvaro tidak lepas dari sosok Alea.

Sudah dipastikan lagi kalau alvaro menyukai alea, pasalnya alvaro memang tidak pernah melakukan ini pada perempuan perempuan lain. Gue gaakan biarin alvaro suka sama tu cewek. Kata Deby dalam hati.

Kevin dan alea menghentikan aksi dansanya saat lagu berhenti, semuanya tepuk tangan kecuali deby, saat alea dan kevin sedang berdansa ada juga yang merekam, baper baper gajelas, ada juga yang ogah ogahan.

Tringgg...

Bel istirahat pun menimbulkan suaranya, sontak semua murid berbondong bondong keluar kelas untuk menghampiri kantin.

"ciee yang tadi dansa sama si kevinn." goda kia pada alea.

"apaan sih cuma game kali." elak alea toh emang bener game kan.

"eh btw... Tadi kak alvaro liatin lo terus tau." ujar maura

"ga ngerasa tuh gue." bohong alea, karna memang. Alea juga merasa sedari tadi waktu di kelas pandangan alvaro mengarah kearahnya terus.

"masa sih? Padahal ya tadi gue perhatiin mata kak alvaro itu terus terusan mandangin lo tauuu." goda ditta yang membuat semburat merah di pipi alea mulai terlihat.

"isshh apaan sii udah ahh." kata alea sambil mencubit dikit lengan ditta.

"ciaaa blushingg diaa." ujar kia sambil terkekeh.

"cieeee." ketiganya sama sama menggoda alea.

"ihh tau ah." alea langsung nyelonong masuk ke area kantin dengan semburat merah menemaninya, diikuti ketiga temannya, ralat. Sahabatnya.

🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼🐼

"eh lo kenapa si udah ah. Tangan lo itu udah berdarah."  hilmy sejak tadi mencoba terus menghentikan aksi alvaro yang sekitar sudah 2 jam an, meninju samsak yang disediakan untuk eskul beladiri.

Namun alvaro tetap saja menghiraukan
Perkataan hilmy.

"percuma lo kaya gini, alea juga gaakan peduli." ucap hilmy yang membuat alvaro menghentikan aktivitasya dan menatap hilmy dengan tatapan tajam, lalu melenggang pergi.

"apa gue salah ngomong yak?" tanya hilmy pada dirinya sendiri dan menyusul alvaro.

🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭

"lo bisa jalan ga sih." bentak alvaro saat tasya tak sengaja menabraknya.

"ma-maaf." alea berusaha memberikan senyum serbaiknya, walaupun ia sangat gugup.

"kalau jalan itu bukan cuma pake kaki, tapi lo perlu pake mata juga!" alvaro berdecak gusar, dirinya terbawa emosi.

Kening alea berkerut "kok lo nyolot sih,gue udah minta maaf juga kali." ale sekarang melupakan bahwa alvaro adalah kakak kelasnya,yang seharusnya tasya sopan padanya.

"gue ga butuh maaf lo." alvaro menggertak.
"jadi lo maunya apa? "

Bel sekolah berbunyi dari berbagai penjuru kelas seketika menghentikan perdebatan mereka. Alvaro meninggalkan alea.

"woii kalo orang nanya itu di jawab." entah dorongan dari mana untuk memukul punggung yang menjauh itu, tetapi tak bisa. Jadi dia hanya melemparkan bekas botol minuman miliknya kearah alvaro. Alea kaget, lemparannya tepat sasaran.

"bangke." umpat alvaro karena merasa asa sesuatu mengenai kepalanya sehingga membuatnya berhenti berjalan. Alvaro memutar badan dan serta memberikan tatapan tajam pada ale. Merekapun saling tatap. yaiya tatapan sengit.

Alea menyesali perbuatanya.

"apa?"

Alvaro memungut kembali botol minuman itu dan meremasnya.

"lo pikir kepala gue tempat sampah?" suara alvaro meninggi. Alea meneguk ludahnya berkali kali untuk melegakan tenggorokannya yang tiba tiba terasa kering. Efek takut melihat sepasang mata tajam yang berkilat dihadapanya, beruntung koridor sepi kalau tidak sudah booming lah alea yang berani melawan sang ketos yang bekunya minta ampun.

Alvaro mencoba menahan emosinya yang sudah di ubun ubun. Alvaro menghembuskan nafas berat. Menatap sengit perempuan dihadapannya.

"sekarang lo menjauh dari gue." perintah alvaro tak acuh.

Alea mengerutkan kening, lalu tertawa meremehkan perintah alvaro."

"menjauh? Lo pikir kita pernah deket? Lucu ya lo."

"sebelum gue pura pura lupa dimana letaknya tong sampah." alvaro mengangkat botol minuman di depan wajah alea.

"coba aja kalau berani." fix. Ini alea menarik kata katanya kemarin yang memuji kegantengan alvaro.

"untung lo cewek, kalau laki udah gue tampol dari tadi." alva yang merasa kesal senduri memilih mengalah dengan pergi dari sana lebih dulu. Ini juga alvaro, sejak kapan banyak omong gini? :(

___________________________________

TBC.

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang