Udah baca announcement nya kan?
brakkkkk
"yaampun banggg" cemas alea dalam mobil lalu segera keluar dan juga bagas menyusul. Dilihat laki laki dengan seragam yang sama seperti alea tergeletak dengan sepeda motor nya, tidak tidak. dia masih sadar, terdengar ringisan dari bibirnya. Segera bagas membantu mengangkat motor yang menimpa sebagian kakinya, serta alnatasya membantu pemuda itu untuk duduk.
"L-lo gapapa kan?" kata alea. Ia belum sadar bahwa laki laki didepannya ini memakai seragam yang sama dengannya.
Laki laki itu tidak menjawab, hanya terdengar ringisan kecil dari mulutnya. Lantas laki laki itu perlahan membuka helm dengan tanganya, meskipun terasa agak sakit.
Betapa terkejutnya alnatasya saat melihat siapa laki laki didepannya itu.
"LO !?"
"eh lo ganti rugi ya, kaki gue sakit ni, seragam gue kotor, motor-"
"motor lo aman, barusan udah gue cek." potong Alex hendak mengahampiri keduanya.
"ish ayok ah." kesal alea menyambar lengan alex yang hendak menghampirinya lalu bergegas kembali ke mobil
"eh lo berdua tanggung jawab dong! Gue korban disini."
"korban apaan lagian lo yang bawa motor ugal ugalan. udah ah yu-"
"lea.. Kamu duluan ke mobil ya" lerai sang abang.
"nanti terlam-" alex mengisyaratkan untuk segera masuk ke mobil, alea dengan kesal menuruti perintah alex. Dan sang abang menghampiri laki laki itu yang sedang meng-puk-puk bajunya yang kotor.
"lo-" sekarang giliran ucapan alex yang terpotong.
"gue gapapa. Lo kira gue cowo apaan cium aspal segitu doang langsung lembek." ucap laki laki ini ketus, tiba tiba sensi melihat alex ada didepannya ini.
"weheii seloww.. barusan lo bilang udah gapapa, kalo ada apa apa yang serius lo bilang aja ke alea, kalian saling kenal kan. Maaf ya bro." jawab alex menepuk pundak laki laki dihadapanya lantas segera pergi setelah melihat jam yang melingkar di tangannya.
"so akrab banget."
Yep! laki laki itu alvaro, si ketos dengan embel embel sialan, beku, dingin, kulkas-kata alea.
ia memang mengakui dirinya tadi saat membawa motor sedikit oleng, mengingat kejadian semalam- tertidur setelah menangis, membuat matanya membengkak saat bangun tidur, dan pastinya ia juga masih mengantuk.
Kini, ia berjalan mengarah kearah motornya, melenggang pergi membelah jalanan yang masih sedikit sepi, serta terpaan angin pagi menuju sekolah. Untungnya ia memakai jaket, walaupun tidak di sleting-in.
-
Hari hari berikutnya, tak kalah sama dengan hari hari biasanya. alvaro maupun alea sama sama tidak ingin menampakan batang hidungnya ketika mereka berada dalam satu tempat-ralat, alea menghindari untuk berhubungan dengannya. eh? Maksudnya, ia tidak ingin memiliki urusan dengan ketos kutub itu.
Oh iya, selepas kecelakaan kecil pagi-pagi waktu itu, siangnya alvaro menyeret paksa alea dari kantin embel embel harus tanggung jawab
"ikut gue." intrupsi dari alvaro saat alea ingin duduk di meja makan menyantap makanan istirahatnya itu. Namun tentu saja alea harus merelakan makanan yang sudah sedari tadi meraung raung ingin segera masuk dalam perutnya itu sebab alvaro menarik tangan- eh ngga. Menarik ujung baju lengannya. Kearah lorong kelas yang kosong melompong. Ya, bagaimana tidak kosong, mereka semua pasti menetap di kantin hingga bel berbunyi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO
Teen Fiction[ON GOING] Ini hanya kisah alea dan alvaro. Berani jatuh cinta juga harus siap patah hati, bukan begitu? Ketika kamu mau menikmati kondisi hatimu yang sedang berbunga-bunga, kamu juga harus sanggup menata hatimu ketika hancur. Bukankah sudah menjadi...