alvian-
"mau kemana sih buru buru amat" ya, emang. Perempuan yang lagi sama gue ini terburu-buru pergi dari parkiran. dia bahkan lupa kalau helm yang dipakainya masih berada nyaman di kepalanya.
"h-hah.. ya..ya.. Ke-kelas" jawabnya. gugup? gue mengikuti arah mata alea yang membuat dia gugup. Oh haha.
"ap--" gue tebak dia bakal ngomel kalo gue ngga buru buru lepas helm nya. Dan oh satu lagi, mukanya berubah merah. cute.
"bentar gue rapihin rambut lo." giliran gue sekarang yang gugup, namun sebisa gue tetep kalem. sebelumnya, jarak kami tidak pernah sedekat ini. Apalagi ini di parkiran. Terlebih lagi gue merasa ada yang memperhatikan.
"dah. Tunggu, jangan kemana mana. gue simpen dulu helm nya." alea mengangguk. gue lihat tasya memutarkan matanya saat dua orang itu melewatinya. Ralat. Saat pria itu menertawakannya. Ah oke. alvaro dan alea. Ada hubungan apa mereka?
Ah iya, bentar. alvian seperti menelisik sesuatu. alvaro, alea, dan alvian. nama dengan huruf awalan yang sama. Alvian teringat sesuatu. Aah sudah. Mungkin hanya kebetulan. Memangnya, kalian berharap apa?
-
"heh lo hutang penjelasan ya sama kita kita" ujar kia. Yap sekarang sudah jam istirahat, tentunya mereka sekarang berada di kantin untuk mengisi perut.
"heh makan dulu kali, laper ni gue" maura menanggapi.
"lagian kalian knp si? Kita pisah kaya gini kayanya banyak banget sesuatu yg gue sama azrey gak tau?" ditta bersuara.
"ya.. Ngga gitu dit, kita makan dulu deh." akhirnya alea bersuara.
"kita makan sambil ngobrol aja, ya ya?" keukeuh kia.
"jarang jarang loh kita makan sambil ngobrol." ujar kia lagi.
"yeuu lu mah, iya deh iya gue cerita." akhirnya mereka mengobrol sambil makan. Aneh emang, ini pertama kalinya mereka mengeluarkan suara saat makan.
"udah gitu doang, lagian gak mungkin kan gue berangkat bareng abang gue sedangkan dia udah ada di rumah gue? lagian kia. Lu kan yang ngasih tau alamat rumah gue?" iya emang, pasalnya tadi bella bingung saat tasya dan alvaro berjalan beriringan- nggak, maksudnya berangkat sekolah bareng? Bella mengerti itu. aahh dan bagian "ngasih alamat rumah gue" hehe betul itu bella yang ngasih, lagian si alvian maksaa. Yaudah kasih aja, pikirnya. cuma alamat rumah kan? dan ya, satu lagi. Bella tidak menyangka si alvian ini besoknya langsung meluncur mendekatkan diri dengan menjempu alea, memang mantap betul.
Alih alih menjawab, kia hanya cengengesan.
"uwuu uwuu lo baru sekolah aja udah ada yang deketin." ujar ditta
"heem. Eh btw, lo sama siapa itu? kakak ketos kita." -maura
"apaan? Knp tiba tiba dia? Gue gak ada hubungan apa apa sama dia." alea mendengus, kenapa jadi dia? Aissh kenapa juga harus dia?
"yeuu lu mah ditta kan cuma nanya, lagian lu sensi banget. Ohh apa jangan jangan.. " bella menoyor kepala alea.
"jangan jangan apa?"
"LO NAKSIR KAN." balas ketiga sahabatnya kompak. Alea heran, kenapa sahabat sahabat nya ini jadi begitu kompak kalau urusan saling menggoda?
Disisi lain ada sepasang mata yang diam diam memperhatikan alea dari mejanya. Entah apa yang di perhatikan- ah tidak. Maksudnya melihat cara alea berbicara dengan teman temannya, mulutnya yang penuh dengan makanan, ekspresi kesal nya saat digoda teman temannya. Siapa lagi kalau alvaro, Yang benar saja? Sedari tadi matanya tidak bisa lepas dari wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO
Teen Fiction[ON GOING] Ini hanya kisah alea dan alvaro. Berani jatuh cinta juga harus siap patah hati, bukan begitu? Ketika kamu mau menikmati kondisi hatimu yang sedang berbunga-bunga, kamu juga harus sanggup menata hatimu ketika hancur. Bukankah sudah menjadi...