Lelaki Itu...

95 20 2
                                    

Pagi ini Karin telah teriak dengan kencang. Suaranya menggelegar layaknya sebuah bom. Dia telah berdiri di depan tempat tidur sejak 10 menit yang lalu. Akhirnya dia membawa gayung yang berisi air dingin. Oh iya, Karin ini adalah perempuan paruh baya. Lebih tepatnya sih perempuan ini adalah mamah Aresha. Dia berusaha membangunkan Aresha yang sejak tadi masih tidur. Tidak segan-segan Karin pun langsung mencipratkan air ke wajah Aresha.

"Sha bangun!! "

"Aresha bangun udah siang!! Mau sekolah jam berapa kamu?! " teriak Karin dengan mencipratkan air.

"iyaaaaaa"jawab Aresha dengan malas.

"duh hujan, payung dong payung. Woii Rania, Fatin, Alyysa ambil payung cepetan. Dih garing lu kenapa diam aja?! " lanjutnya dengan kesadarannya yang masih berada di alam mimpinya.

"Hujan, hujan!!! Ini udah jam enam kurang 10 menit mau sekolah kapan kamu? " balas Karin dengan menuangkan air yang tersisa ke wajah Aresha.

"aww udah ini mah banjir!!!" teriaknya sambil membuka matanya dan melihat seorang wanita paruh baya yang menolak pinggang sambil mempertajamkan tatapannya.

"mah, sekarang jam berapa? " tanya Aresha dengan muka cemas.

"jam enam kurang 10 menit. Cepat mandi!!! "
Jawabnya dengan tegas.

Aresha pun langsung bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas untuk pergi ke sekolah.

Setelah Aresha selesai mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Aresha keluar dari kamarnya menghampiri mamahnya yang sedang berada di meja makan.

"mah, Aresha berangkat dulu ya. Assalamualaikum." Ucap Aresha dengan terburu-buru sambil menyium tangan Karin.

"wa'alaikum salam, sarapan dulu dih." jawab karin.

"gak keburu mah." balas Aresha sambil keluar dari meja makan.

Karin pun menatap ke arah Aresha yang semakin lama menghilang dari hadapannya.

☜☆☞

Aresha tiba disekolah, selang satu detik setelah Aresha masuk melewati gerbang. Kemuadian gerbang sekolah itu langsung ditutup oleh satpam.

"Duh hampir aja gue telat." keluhnya dengan pelan dan berlari menuju kelas.

Saat di tangga, Aresha melihat seorang lelaki yang merupakan anak paskibra sekolahnya. Dia pun berhenti melangkahkan kakinya.

"ya ampun itu ka Rico ganteng banget dah. Duh malu ini mah, ah salting gila!  Naik gak ya?  Duh ga berani gue nanti malah salting di depan dia. Garing banget jadinya." gumam Aresha dalam hati.

Bel pun berbunyi menandakan bahwa 5 menit lagi pelajaran akan segera dimulai. Aresha pun yang sedang berkhayal tentang dirinya dan Rico pun berhenti. Khayalannya berhenti karena dirinya berdiri dekat speaker yang mengejutkan dirinya hingga lamunannya berhenti. Aresha pun tersadar dan bergegas menuju kelas.

"Telat mulu lo." ujar Rania.

"lah bodo amat." jawab Aresha sambil meletakkan tasnya dan kemudian duduk.

"lah bacot amat. " sahut Fatin.

"lah bacot amat. " cetus Aresha.

"lah bodo amat. " jawab Fatin.

"udah woi, jangan nyanyi begituan. Itu Pak Rahman udah dateng. " jelas Alyysa kepada tiga sahabatnya itu.

ARESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang