Hatiku hancur bagaikan serpihan kaca.
Menahan benturan kenyataannya yang pahit.
Hingga akhirnya tak kuat untuk menerima kenyataan.
Bahwa, dirimu hanya menginginkan dia.Malam ini Aresha tidak dapat tidur. Sedari tadi dia hanya memikirkan pernyataan bahwa Rico menyukai Zoya. Dia sangat kecewa, walaupun dirinya berkata bahwa dia harus kuat tetapi tetap saja dia merasa sedih. Dia mulai meneteskan air mata sedikit demi sedikit.
"Hati gue sakit." keluh Aresha dengan menahan air matanya.
"saya emang jelek ya Allah, iya saya tau tapi saya bisa lebih baik dari penampilan saya." lanjut Aresha sambil menutupi wajahnya dengan bantal.
"Ya Allah, bantu saya untuk tetap kuat. Saya bukan perempuan yang lemah hanya karena lelaki. Saya yakin saya kuat." tangis Aresha semakin jadi ketika berbicara itu.
Setelah hampir 2 jam Aresha menangis, akhirnya mata Aresha mulai merasa lelah. Hingga akhirnya dirinya mulai tidak kuat menahan rasa kantuknya dan mulai tertidur lelap. Dirinya terlihat sangat lelah karena sedari tadi hanya menangis.
☜☆☞
Subuh ini Aresha sudah bangun. Namun, dirinya memutuskan untuk tidur kembali setelah sholat subuh. Dirinya sangat ngantuk, matanya lelah karena menangis. Akhirnya perempuan itu pun tertidur kembali. Eits, sekarang jam sudah menunjukkan pukul enam tepat. Tapi Aresha belum juga ada gerakan untuk berangkat ke sekolah. Akhirnya Karin merasa curiga bahwa Aresha kesiangan. Sedari tadi Karin telah menyiapkan bekal dan sarapan untuk Aresha. Namun, Aresha tidak kunjung keluar kamar. Karin pun merasa curiga dan menghampiri kamar Aresha dengan membawa sapu.
"ARESHA!!! " teriak Karin sambil memukul sapu itu ke tembok.
"Bangun Aresha!! Sekolah ini udah jam enam lewat." Lanjut Karin.
"Hah! Udah jam enam lewat? Yah kesiangan dong. " keluh Aresha yang merasa terkejut.
"kenapa bisa kesiangan begitu?! " jawab Karin dengan tegas.
"Gak, tadi aku udah bangun tapi aku tidur lagi setelah sholat subuh. Yaudah deh sekarang jadi kebablasan." balas Aresha sambil beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi dengan tergesa - gesa.
"lagi pake lanjut tidur yaudah jadi bablas!" omel Karin sambil meninggalkan kamar Aresha.
Setelah mandi Aresha bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Karin yang sangat menyayangi putri satu-satunya itu merasa khawatir karena Aresha akan telat jika dirinya harus sarapan walaupun hanya sebentar. Akhirnya Karin pun menyiapkan bekal untuk untuk Aresha, dia tau bahwa putrinya itu suka makan. Jadi, dia berniat untuk membuat nasi goreng kesukaan putrinya itu.
"Mamah Aresha berangkat sekolah dulu ya" seru Aresha sambil menyium tangan Karin dengan tergesa-gesa.
"iya hati-hati, nih bekalnya jangan lupa dimakan." balas Karin.
"Iyaaaa Assalamualaikum." lanjut Aresha.
"Wa'alaikumsalam" Karin tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
☜☆☞
Bel berbunyi tepat setelah Aresha berjalan 1 meter dari gerbang sekolah.
"Woi Aresha! Kerjaan lu ya telat mulu." Ucap Rania.
"Bodo Amat, berisik banget lo. " jawab Aresha dengan ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESHA
Teen FictionAresha, perempuan pengagum setiap laki-laki yang menurutnya tampan. Namun, meski seperti itu hatinya akan tetap terpaku hanya kepada seorang laki-laki yang benar-benar ia suka dan menurutnya memang baik untuk kehidupannya kelak. Bagaimana kisah Are...