"bodoh! Bodoh! Gue bodoh banget sih! " keluh Aresha kepada Alyssa.
"kenapa lo? Ada masalah? Kok nyebut diri lo bodoh? Oh bener juga sih, lo kan bodoh tingkat akut. " tanya Alyssa sambil meledek sahabatnya itu dengan tawa yang meledak menjadi-jadi.
"Jahat ya lo! Gue tau gue bodoh. " jawab Aresha dengan ketus.
"Alhamdulillah, ternyata sahabat gue orangnya jujur banget." lanjut Alyssa dengan tawa yang sama.
"bodo amat! Gue serius juga, gue kesel bodo amat. Gue bodoh banget dih! " Aresha tetap saja menyebut-nyebut dirinya bodoh.
"gue serius deh, lo kenapa? " tanya Alyssa.
"tadi tuh gue ngeledekin Zoya." jawab Aresh.
"gimana ? " tanya Alyssa.
"cie Zoya sama Ka Rico. Cocok banget kok bener dah. Kaya begitu, padahal hati gue sakit nih. Tau gak lo tempat menyembuhkan hati yang sakit? Dimana sih tempatnya? Dokternya siapa sih?
"Aresha memberi tahu Alyssa dengan muka yang datar lalu mulai diiringi mata yang berkaca-kaca.
"bodoh banget gue!" sambungnya.
"yailah lagi ngapain amat malah ngeledekin Zoya kaya begitu? Nyakitin hati doang sih lo mah. Tau kok gue tempatnya, dokternya juga gue tau." ujar Alyssa.
"lo beneran tau? " tanya Aresha untuk meyakinkan Alyssa.
"iya gue tau." jawab Aresha.
"dimana? Siapa? " tanya Aresha.
"Deket kok, itu dia. Oh iya, nama dokternya itu, Dokter Rico." ujar Alyssa dengan muka datar sambil menunjuk Rico yang sedang berjalan.
"Garing! " jawab Aresha dengan ketus.
"hah? Kenapa? Lo nunjuk gue? Ada perlu? "tanya Rico yang merasa ditunjuk oleh Alyssa.
"eh, gak kak." jawab Alyssa dengan muka panik.
"yaudah." jawab Rico sambil menjauh.
"Aduh mampus jantung gue berdetak cepet banget." keluh Aresha sambil memegang letak jantungnya.
"cieee.. Udah pokoknya Aresha dengerin gue, lo itu cocok kok sama Rico." ucap Alyssa.
"Apaansih, Rico mulu! Udah ah gue mau pulang, jemputan gue udah dateng." balas Aresha dan berjalan pergi meninggalkan sahabatnya itu.
☜☆☞
Sejak pulang dari sekolah , Aresha masih saja sama seperti yang dilakukannya dalam perjalanan menuju rumah. Aresha hanya melamun dan memikirkan perkataan Alyssa. Dalam lubuk hatinya, apakah perkataan Alyssa itu benar? Mungkinkah Rico akan cocok denganku? Aku tidak tahu, tapi aku berharap itu adalah benar. Namun, tidak semudah itu Aresha selalu saja ingat dengan pernyataan Rico bahwa dirinya menyukai Zoya. Hatinya mulai sakit, Dia berusaha untuk berhenti menyukai Rico dan melupakannya.
"Ya!! Gue harus jaga jarak mulai sekarang." ucap Aresha pada dirinya sendiri.
"Gue gak boleh chat dia lagi. Udah cukup sampai hari ini aja kisah kita. Biarkan yang lalu menjadi sebuah kenangan yang akan lenyap seiring berjalannya waktu." lanjutnya.
"eh, tapi kalo kangen chattingan sama Ka Rico gimana? " keluh Aresha kepada dirinya sendiri dengan memasang muka sedih.
"Yaaahh gak bisa move on dong." lanjut Aresha dengan nada suara sedih yang dibuat-buat.
"Aaaahh mau move on!!! Harus move on?!!! Tapi nanti kangen." Aresha masih saja medumel.
"yah, galau nih. Cerita sama Fatin aja deh." sambungnya.
Aresha mengusap layar Handphone miliknya. Dia membuka Aplikasi WhatsApp dan mencari Nama Fatin dikontaknya. Namun, belum sempat dirinya menemukan nama Fatin. Ternyata sudah ada Notifikasi dari seseorang yang membuat jantung Aresha berdetak lebih cepat dari sebelumnya.Oh tidak, dia adalah Rico. Belum sempat Aresha menelepon Fatin untuk mencari solusi soal masalahnya, Rico sudah memulai chat duluan.
Aresha gemetar, karena dia takut Rico tahu bahwa dirinya menyukainya. Aresha sempat membuat notifikasi pada Handphone Rico setelah 1 hari pengakuan Rico bahwa dirinya menyukai Zoya. Namun, Aresha menunggu jawaban darinya tapi tak kunjung ada notifikasi dari dia. Apa mungkinkah sekarang? Aresha langsung membuka ruang chattingnya dengan Rico.The day before yesterday
"Assalamualaikum ka."'
Today
"Wa'alaikum salam."
"baru bls ka :/ hehe kemana aja ka? "'
"haha iya:v gak sempet bls."
Aresha terdiam sejenak, dia merasa sedih karena ternyata Rico tidak membalas chat Aresha karena dirinya tidak sempat untuk membalas chatting dari Aresha. Aresha tahu bahwa selama ini Rico selalu Online, tapi kenapa dia tidak membalasnya? Jangankan balas, dibaca saja tidak.
"percuma online kalo bukan buat gue. Haha harapan gue tinggi banget ya:v dia online buat orang lain, inget!! Lo bukan siapa-siapa dia:)"
Keluh Aresa dalam hatinya"kalo berharap gausah ketinggian deh, nanti kalo jatoh gaada yang nangkep. Kasian juga guenya."
Lanjutnya."oh gitu ya ka"'
"y, emng knp? "
"gak pa-pa kok ka."'
Setelah pembicaraan singkat yang sangat tidak jelas. Akhirnya Rico hanya membaca chat dari Aresha dan tidak membalasnya. Aresha pun merasa senang namun tetap saja merasa sedih. Dia pun mematikan handphone miliknya dan berusaha untuk tidur.
☜☆☞
"Fatin!!! Gue mau cerita sama lo. " teriak Aresha.
"Apaansih sha."Jawab Fatin dengan ketus.
"Gue mau move on dari Ka Rico, tapi nanti gue kangen chattingan sama ka Rico." Jelas Aresha.
"Yah jangan begitu, lu harus jaga jarak sha." terus terang Fatin.
"gimana caranya? " tanya Aresha.
"Ya jaga jarak, jauhin dia! " balas Fatin.
"hmm." Aresha hanya termenung.
"diem aja, katanya minta solusi." cetus Fatin.
"iya gua jauhin." balas Aresha.
Pengumuman buat anak ekskul pramuka harap kumpul di lapangan.
Fatin akhirnya meninggalkan Aresha. Dia keluar dari dalam kelas menuju lapangan karena baru saja dia mendengar bahhwa ada pengumuman untuk anak pramuka.
"Apakah aku bisa menjauhi dirimu? Oh hatiku, marilah kita bersahabat. Janganlah kau sakit hati yang membuat diriku terluka. Marilah kita bekerja sama untuk melupakan dan merelakan apa yang bukan milik kita. Mari kita buat jarak dengannya, karena dengan jarak itu kita bisa membuka lembaran baru yang lebih baik."
~ARESHA MAHVEEN
☜☆☞
KALAU ADA KESALAHAN TULISAN, PENEMPATAN KATA, ATAU BAHASA MOHON MAKLUMI, KALAU TIDAK SILAHKAN KOMEN UNTUK MENGKRITIK.
SAYA MASIH PEMULA:)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESHA
Teen FictionAresha, perempuan pengagum setiap laki-laki yang menurutnya tampan. Namun, meski seperti itu hatinya akan tetap terpaku hanya kepada seorang laki-laki yang benar-benar ia suka dan menurutnya memang baik untuk kehidupannya kelak. Bagaimana kisah Are...