Seteguk pahit kami telan dengan senyum, Tuan.
Malam kian kelam dari mata sayu yang berkobar meraung perih dalam hati.
Sungguh tiada tara kenikmatan duniawi ini, Tuan.
Saat tersiksanya kami, jadi bahan lelucon orang-orang diluar sana.Ahh,...
Saya harap, Tuan. Mengerti.
Kami kan hanya pelacur takdir.
Mari tertawakan,....HAHA.
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita sang pelacur takdir
RandomSaya tak sempat waktu menceritakan keluhan saya didepan hadapan tuan. Terlalu sibuk, untuk melacurkan diri dan jiwa pada takdir yang semena-mena. Tuan punya banyak waktu luang bukan? Marilah,.. sempatkan untuk membaca tulisan hancur ini:)