Ibu,.. aku lapar.
Seperti itu aku mengeluhkan perutku yang semakin perih, Tuan. Betapa susahnya orang seperti kami untuk bisa merasakan sesuap nasi saja.
Mengapa, Tuan?
Mengapa disaat kami harus menahan perut seperti ini, sedangkan anda harus memuntahkan makanan yang anda makan agar dapat menikmati makanan yang lainnya?
Jika berbaik hati, Tuan,...
Bolehkah, saya, anak kecil yang kelaparan ini, menampung muntahan makanan anda yang terlihat sangat lezat itu??
Bolehkah, Tuan??
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita sang pelacur takdir
RandomSaya tak sempat waktu menceritakan keluhan saya didepan hadapan tuan. Terlalu sibuk, untuk melacurkan diri dan jiwa pada takdir yang semena-mena. Tuan punya banyak waktu luang bukan? Marilah,.. sempatkan untuk membaca tulisan hancur ini:)