"Aku pedih, perih, sedih, sebenarnya. Tapi mereka malah semakin menatapku tak perduli."
"Kamu masih seberuntung itu sobat. Coba lihat saya, hahaha,... dengan tubuh sebangkai saya, masih saja dinikmati."
"Mereka bodoh ternyata."
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita sang pelacur takdir
RandomSaya tak sempat waktu menceritakan keluhan saya didepan hadapan tuan. Terlalu sibuk, untuk melacurkan diri dan jiwa pada takdir yang semena-mena. Tuan punya banyak waktu luang bukan? Marilah,.. sempatkan untuk membaca tulisan hancur ini:)