Pada lelah yang paling dipertanyakan tuan. Begini, saya akan bercerita, sedikit, takutnya tuan tidak mengerti, jadi coba saya ringkas.
"Langit kami berbeda,
Saat si miskin kecil yang berani tumbuh besar menemukan setitik celah untuk merubah dunia, ibunya mendoakan penuh sujud syukur, berharap anaknya dapat merubah tahta, mengguncang kepedulian, dan menegakkan keadilan. Ayahnya menggendong mempertunjukkan asa, harap, dan permintaan yang teramat besar untuk ditanggung si kecil yang miskin. Tapi seketika dunia mempermainkan! Tak rela sepertinya ada yang mau mengubahnya. Lalu dalam doa pada malam paling sempit di dinding yang tak lagi menjadi pelindung bagi si kecil, mereka berharap, Bisa. Mampu. Dapat.Tapi tak diizinkan. Sekira-kiranya seperti itulah lelah si kecil, karna tak dapat membayangkan dihancur sebelum menghancurkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita sang pelacur takdir
RandomSaya tak sempat waktu menceritakan keluhan saya didepan hadapan tuan. Terlalu sibuk, untuk melacurkan diri dan jiwa pada takdir yang semena-mena. Tuan punya banyak waktu luang bukan? Marilah,.. sempatkan untuk membaca tulisan hancur ini:)