05. Yoongi teguh

15 5 2
                                    

Votemment

***

Kesedihan ini tak dapat kukendalikan.
Aku selalu bertahan di malam gelap dan tak dapat terlelap dan sangat   memperlihatkan keputus asaanku. -ky

***

*taehyung pov

Aku melangkah ke sebuah mobil sedan berwarna hitam itu. Ku rogoh kantong celanaku untuk mengambil kunci milik mobil pribadiku itu, lalu aku masuk kedalamnya.

Setelah menyalakan mesin, aku mulai melaju. Ya, aku ingin pergi ke kantorku. Ingin menanyakan Yoongi, bagaimana kelanjutan kasus ini.

Sesekali aku melihat ke cermin spion  yang berada di depanku. Terbayang tubuh jimin yang terkulai disana.

Aku menggeleng geleng kepalaku dan mencoba menghilangkan pikiran ku pada kejadian tadi.

Memang, tadi Jimin kubawa dengan mobil ini, dan ku baringkan di belakang. Tampak jelas busa putih yang asik keluar dari dalam mulutnya. Aku mengantar dia dengan penuh airmata dan kesedihan. Mengapa nasibnya separah itu.

"Mengapa harus si bodoh itu? Mengapa tidak aku saja?"

Kekesalanku memuncak. Kulampiaskan semua pada benda mati yang tak bersalah itu. Pukulan bertubi tubi ku lemparkan pada stir yang ku kemudikan.

Setetes airmata keluar lagi dan lagi tanpa izin. Ini sangat menghancurkan ku. Ini sangat memalukan.

Lihat saja, siapapun pelaku dari kasus ini, tak akan kubiarkan dia hidup. Tak kubiarkan dia bernapas sedetik pun. Lihat saja.

Kulajukan mobilku sekencang kencangnya. Tak perduli dengan jalan ataupun lampu merah. Yang paling penting sekarang, mengungkap siapa pelaku ini. Persetan dengan mobil yang berlalu lalang. Aku harus cepat sampai kesana.

***

*yoongi pov.

Tok tok tok

Aku tersentak bangun saat mendengar suara ketukan pintu dari seseorang.

Bugh bugh bugh

Ketukan itu berubah menjadi gedoran.
"Pria kuda, tolong bukakan pintu dari orang gila itu."

Dengan tubuh yang masih lemas dan mata yang sulit untuk dibuka, kupaksa berdiri dan bangun.

Sedikit peregangan badan ku lakukan, agar tulang tulangku menjadi sedikit kuat.

"Aigo... lihatlah si kuda malas itu."

Aku menggelengkan kepalaku pelan. Kulihat jhope tidur dimeja kantorku dengan kepala yang diletakkan diatasnya.

Sangat menjijikan, liur itu terjun dari mulutnya. Untung saja kepalanya ditopang dengan tangannya, jadi tak mengenai meja suciku.

Bugh bugh bugh

Perhatian ku kembali tertuju pada orang gila yang menggedor pintuku. Dan anehnya, si kuda itu mengapa tak bangun setelah mendengar gedoran pintu layaknya petir menyambar? Ah, dia itu kuda atau kerbau?

Singularity;hide on maskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang