Terjatuh
Ada sepenggal kasih yang ingin ku jabat.
Dalam beningnya malam walau sudah terlelap.
Untuk sepasang mata yang inginkan tatap.
Agar mau mengantarkan cahaya untukmu yang kian terjerembap.
Pada hitam yang semakin lekat.***
Jabatan katua-mu, aku tahu itu berat. Tapi aku percaya kau
akan melakukannya dengan baik.
Aku memohon agar kau tidak
sakit, tapi kau sakit. Manusia tidak bisa menghindari takdir itu. Di
pikiranku hanya terlintas, bagaimana kau akan melakukan semuanya
jika kau sakit? Aku terus memikirkan itu. Berulang kali. Aku marah
saat kau sakit, sekaligus tak kuasa. Kau sakit, kau jatuh, kau lemah,
tapi kau bertahan dengan semua itu. Sampai mungkin kau akan
beradaptasi dengan itu dan tak mudah lagi sakit. Tak mudah lagi
jatuh. Harapan. Itu harapan. Hingga mungkin suatu hari, kau tak lagi
butuh.Akan kah aku selalu berharap?
Saat aku tahu kau sedang menjalani hari-hari yang berat. Ternyata hariku juga cukup berat karena satu kata yang tiba-tiba datang tanpa pernah aku bayangkan, rindu. And you do, kau bilang kau rindu. Kau bilang kau sedih karena quality time denganku sudah berkurang. Kau terlalu banyak mengatakan hal manis hari ini. Padahal kau sakit, tapi masih saja melakukan itu, mengucapkan hal-hal manis padaku. Aku memang menikmatinya, tapi aku sadar, kita
hanya sebatas teman. Kita pun sadar, aku dan kau tidak menginginkan hubungan seperti yang orang lain lakukan.Tunggu, apa yang baru saja aku katakan?
***
Orang Lain
Kau adalah aku yang lain,
Kau adalah rindu yang semakin,
Kau adalah rentetan huruf yang ku ingin,
Kau adalah ada yang selalu dingin.
Tidak, itu kau yang lain.
Kau adalah yang membuat egoku miskin,
Karena terus inginkan temu yang tak berizin,
Kau adalah aku yang lain,
Dan, aku adalah kau yang lain.
Kita hanyalah orang lain.
YOU ARE READING
THE DAWN RIGHT BEFORE THE SUN RISES
PuisiKata-kata yang menjadi kalimat untukmu, karenamu. Maaf untuk segala ketidaksempurnaanku. Semoga kau bahagia, begitu pula aku.