"Jangan menjauh. Menjauh nya lho bikin gue rindu "
-Serkan
---------
Hari semakin gelap. Jam menunjukan pukul 19:45, namun gadis berambut merah dengan kulit putih itu tak kunjung membuka matanya. Padahal sedari tadi sang kakak telah berusaha membangun kan adik nya, dia Rezza telah menunggu hampir 1 jam agar Alana bangun, namun ini sudah 45 menit dan ia tak kunjung bangun.
Bosan menunggu akhirnya ia keluar dari kamar Alana ia berniat membuat sarapan untuk adiknya itu. Berjalan turun ke lantai satu dan berakhir di dapur.
20:00
Gadis polos yang tidur dengan tenang akhirnya terbangun dari tidur nya.
"Huaaaammmm.... " Alana kaget. Dahinya menyiritkan tanda bingung, ia baru sadar bahwa sekarang ia sedang dia kamarnya.
Bagaimana bisa gue disini. Tadi kan gue di pinggir jalan berlarian bersama hujan yang menguyur tubuh gue. Lalu gue bertemu
Laki - laki gila yang mencium bibir gue batin Alana
"ASTAGA..." pekik Alana, Ia menyentuh bibir nya. Dengan kasar ia mengelap bibir nya dengan punggung tangan nya lalu bersumpah serapah dalam hati, dan berlari kecil turun ke bawah mencari kakak nya yang telah duduk di meja makan.
"Lho dek, Kamu udah bangun? Jangan lari - lari, Ntar jatuh " ujar Rezza yang tengah meletak kan makanan di meja, ia tak ingin adik kecilnya yang amat ia sayangi terluka.
"Abangg.. kok Alana ada disini? Setau Alana, Alana lagi jalan terus udah gak ingat lagi" manja Alana di lengan Rezza setelah ia berdiri di samping abang nya lalu ia pun melepaskan lengan abang nya dan duduk di kursi yang biasa ia tempati yaitu samping abang nya untuk memulai sarapan.
"Tadi abang lihat kamu pingsan di jalan deket pagar rumah, pas itu abang baru pulang exkul pas itu lagi hujan deres, abang kira siapa, ternyata kamu, abang panik yaudah abang gendong kamu kerumah." Rezza mengelus kepala adik nya sayang.
"Kamu kenapa? Kok bisa pingsan di jalan?," mata sendu Rezza membuat Alana merasa bersalah akan dirinya yang telah membuat abang nya itu khawatir.
"Maaf ya bang, gara-gara Alana abang jadi repot, " sambil menunduk Alana terisak .
"Jangan nangis, sekarang cerita sama abang ada apa?" mengangkat dagu Alana agar ia mendongak menatap Rezza.
Alana pun menceritakan semua hal yang menimpanya ia tak mau menutupi apapun dari abang nya. Sambil masih terisak Alana memeluk lengan abang nya sayang.
"Maafin Alana bang, Alana gak bisa jaga diri waktu di gituin sama cowok itu, hiks..hiks..."
"Udah jangan nangis, nanti kalau abang ketemu sama orang itu abang bakal kasih dia pelajaran biar kapok, adek abang gak boleh di apa-apain sama orang,"
Mereka pun saling berpelukan. Usai itu Rezza menghapus air mata Alana yang masih berbekas di pipi nya. Kemudian mereka makan malam bersama menikmati masakan yang telah disiapkan Rezza .
Setelah sarapan tadi. Rezza dan Alana langsung bergegas ke kamar, untuk istirahat.
Keesokannya, pagi-pagi sekali Rezza telah bangun untuk menyiapkan sarapan untuknya dan Alana.
Tidak ada percakapan di meja makan, setelah sarapan mereka bergegas ke sekolah.
Setelah melalui perjalan yang tak cukup jauh. Akhirnya mereka pun sampai di sekolah. Alana langsung turun pada saat motorsport hitam milik Rezza sampai diparkiran. Setelah turun Alana langsung melepas helmnya dan memberikannya kepada Rezza .
"Bang, gue duluan ke kelas ya, masih ada pr soalnya," sembil tersenyum manis.
"Yeah.. lho mah dek pr selalu aja di anggurin, udah sono " tampak raut muka kesel di wajah Rezza ketika mendengar adik nya yang selalu tidak mengerjakan pr.
---------
Alana langsung bergegas menuju kelas nya. Namun sepertinya nasib berkata lain, sanking terburu - buru Alana sampai menambrak punggung seorang lelaki.
"Aduh... sory sory gue gak seng-" ucapan alana terpotong kala ia mendongak lelaki yang di tabrak nya berbalik dan tersenyum manis kepada nya.
"Akhirnya kita ketemu lagi setelah kejadian itu" lelaki itu berucap sambil terus melangkah maju . Dan.....
---------
Makasih buat para readers ╮(─▽─)╭
Follow my acount wattpad!!
KAMU SEDANG MEMBACA
A PROMISE
Teen Fiction"Jadi pacar saya"ucap Serkan "Ga mau gue bilang!" balas Alana sambil berjalan menjauh dari Serkan, Namun Serkan mengejar dan menarik pergelangan tangan Alana dan mendorong nya ke tembok. Serkan melangkah lebih dekat dan meletakkan tangan nya disampi...