Assalamualaikum wr.wb
"Kesabaran itu ada dua macam: Sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau inginkan."
Ali bin Abi Thalib**
Keegoisan seringkali membelenggu jiwa-jiwa yang lemah. Memaksakan takdir untuk mendapatkan apa yang diharapkan. Mengubah takdir untuk menjadi apa yang ingin digapai. Hingga lupa caranya menerima suratan takdir.
Di setiap cobaan dan ujian yang ditimpakan selalu ada keluhan yang memilukan. Lupa caranya bersabar, lupa caranya mengingat bahwa takdir telah diatur serapi mungkin dan lupa cara menyadari setitik nikmat dibalik tumpukan cobaan dan ujian.
Allah menimpakan cobaan, ujian, musibah terhadap manusia tak lain dan tak bukan ialah agar manusia mampu bersyukur atas apa yang telah diberikan dan sabar atas apa yang sedang ditimpakan. Bukankah Allah menimpakan sesuatu menurut kapasitas diri tiap manusia? Apakah kalian berfikir bahwa Allah menimpakan segala sesuatu secara asal? Tidak berfikir seberapa kemampuan kalian dalam menghadapi?
Allah tau apapun yang terbaik untuk kita menurutnya, apapun yang dibutuhkan oleh kita. Bukan hanya apapun yang kita inginkan, bisa saja apa yang kita inginkan dan harapkan merupakan sesuatu yang tidak baik untuk kita. Atau bisa saja sesuatu tersebut tidak terlalu penting untuk kita. Sehingga Allah menggantinya dengan sesuatu yang tepat sesuai dengan apa yang kita butuhkan.
Jadi janganlah kalian memaksakan kehendak kepada sang Illahi, hingga menyalahi takdir yang sudah digariskan. Apalagi hanya karena keinginan pribadi, kita sampai berbuat menyimpang. Naudzubillah...
**
Hari Sabtu yang cerah secerah senyum siswa-siswi X Mipa 1. Hari ini merupakan hari terakhir uji coba mata pelajaran. Bertambah lagi kebahagiaan mereka karena mata pelajaran hari ini hanya tersisa dua. Yaitu Seni Budaya dan Bahasa Indonesia.Seni Budaya dan Bahasa Indonesia. Satu kesatuan yang saling melengkapi selayaknya aku dan kamu eh :v Bahasa Indonesia penuh dengan khayalan dan imajinasi tinggi. Sedangkan Seni Budaya penuh dengan keahlian bermain seni yang sebagian besar bertujuan untuk menghibur.
Berkhayal dan berimajinasi merupakan seni, kenapa? Karena berkhayal dan berimajinasi butuh keahlian khusus dan juga termasuk menghibur, menghibur diri sendiri yang seringkali merasa sepi. (Udah thor puitis amat)
*
Aisyah tampak lega hari ini, tersisa dua mata pelajaran lagi yang menurutnya mudah. Kemarin sudah berpusing ria karena sekolah menyajikan mata pelajaran fisika, kimia, dan sejarah dalam satu hari. Lebih pusing lagi jika fisika, kimia, dan matematika ngajak reuni.
Lima menit lagi jam pertama akan dimulai, siswa-siswi terlihat antusias. Ini baru namanya berkarya. Mengisi soal Bahasa Indonesia dengan kalimat-kalimat puitis menyayat hati yang menggambarkan keadaan mereka beberapa hari lalu. Dan menggoreskan lekukan-lekukan indah yang sempat mereka gambar disaat mata pelajaran matematika diujikan.
Para siswa tampak berkelompok masing-masing minimal tiga anak. Tidak terkecuali Aisyah, sekarang ia sedang berkelompok dengan tiga perempuan bernama Mala, Ziya dan Della. Mala dan Della, kedua gadis yang sama-sama dipanggil lala.
Mala dan Della akan menengok bebarengan jika ada yang memanggil hanya dengan sebutan "la". Bukannya malu karena salah satunya tidak dipanggil, mereka berdua justru tertawa jika kejadian seperti ini terjadi. Terlebih lagi mereka berdua satu meja.
Ketiga gadis itu berbeda dengan Aisyah, mereka tidak memakai kerudung labuh dan tidak juga memakai seragam yang kebesaran seperti Aisyah. Mereka berjilbab biasa saja, tetapi sudah sesuai syariat. Baju yang tidak ketat, jilbab yang menutup area dada, lengan yang panjangnya sesuai, dan tidak memakai rok sepan ketat. Mereka berempat serasi dengan cara mereka sendiri.
"Kamu udah belajar apa aja Syah?" Tanya Ziya.
"Aku sih lumayan udah setengahnya" jawab Mala.
"Idih aku tanya Aisyah kok kamu yang jawab" kesal Ziya.
"Udah semuanya alhamdulillah, tinggal nginget aja" jawab Aisyah.
"Bisa dong nanti kasih contekan hahahah" seloroh Della.
"Hust! Gaboleh gitu La dosa iya kan Syah?" timpal Ziya meminta pendapat.
"Iya bener, mendingan kerjain sendiri aja sambil ngetes kemampuan diri sendiri" jawab Aisyah bijak.
*kriiiiiiiing...kriiiiiiiing...kriiiiiiiiing...
Bel jam pertama telah berbunyi tanda genderang perang telah ditabuh. Perang akan segera dimulai yang sudah diprediksi akan menang.
Tidak terpancar sedikitpun wajah pusing dari para siswa, yang ada hanya cengiran. Seperti orang tak waras saja. Soal demi soal dikerjakan dengan mudahnya. Jam pertama adalah Seni Budaya.
Belum genap setengah jam, para siswa X Mipa 1 sudah berhamburan keluar kelas. Membuat guru pengawas tercengang hingga menganga. Rekor baru, besok-besok lima belas menit mungkin sudah beres lima puluh soal.
Yang seharusnya jam istirahat hanya lima belas menit, sekarang menjadi satu jam lebih. Luar biasa, apa yang tadi mereka tulis di lembar jawab? Agak meragukan sekali jawabannya. Entahlah wallahu 'alam bi shawab.
Tak aneh memang jika hal ini terjadi di kelas X Mipa 1, karena kelas ini termasuk kelas unggulan. Hanya saja kelemahannya ada pada hitung-menghitung. Padahal kabarnya ada siswi yang pernah ikut olimpiade matematika sewaktu di SMP dulu.
Saat jam istirahat, mading sekolah tampak ramai dipenuhi para siswa kelas sepuluh. Hal ini menyita perhatian Aisyah cs."Apaan ya? Liat yuk?!" Ajak Della.
"Ntar aja pulang sekolah, masih rame gini aku gamau. Pasti senggol sana senggol sini" jawab Ziya.
"Aku setuju sama Ziya" tambah Aisyah.
"Kalo kamu gimana La?" Tanya Della ke Mala.
"Ngikut aja deh" jawabnya simpel.
"Oke ntar ya pulang sekolah jangan lupa" ucap Della mengingatkan.
Aisyah cs larut dalam pikirannya masing-masing. Masih menebak apa isi mading sekolah hingga membuatnya ramai bak pasar. Mereka kembali duduk di depan kelas, kembali membuka lembaran-lembaran buku untuk dibaca isinya. Sekedar mengingat-ingat materi yang telah disampaikan.
Aisyah tak sabar ingin cepat-cepat pulang, hari ini ia akan membeli bahan-bahan membuat kue. Seperti biasa Aisyah akan membuat resep kue yang baru. Tidak baru sih hanya sedikit memodifikasi saja.
Hari liburnya akan diisi dengan pemandangan, iya pemandangan. Contoh: telur, tepung, air, gula pasir, baking soda, ragi, dan pastinya adonan. Ah ya lupa choco chips juga tak ketinggalan. Pemandangan yang menarik bukan?
Aisyah senyam-senyum memikirkan hari minggunya kali ini. Resep kue yang sudah ada akan ia modifikasi, ah seperti motor saja. Tapi inilah hobinya, merubah yang biasa jadi luar biasa.
Oh...dan ya! Besok menu sarapan Aisyah ingin membuat pancake dengan taburan gula halus atau madu. Dengan topping buah strawberry atau kismis atau daun mint kesukaannya? Ah membayangkannya saja membuat lidah ingin bergoyang.
Aisyah masih membayangkan nikmatnya kelembutan pancake dengan perpaduan manisnya madu dan asamnya buah strawberry. Lezat, itulah pikirnya.
**
Makanan aja semangat! Kek authornya😂
Hayo ngaku siapa yang suka lupa jawab salam dari author di atas?🙄
Vote and comment😙Terima kasih❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Lafal Cinta untuk Aisyah✔
SpiritualSpiritual Teenfiction Started👉 January 15th 2019 ➡Agaknya sinetronable🙄 #HR👉 #19 in hijabers (29 Januari 2019) #2 in hijabers (31 Januari 2019) #4 in hijabers (28 Maret) #9 in hijabers ( 1 April) ...