Assalamualaikum wr.wb
Imam Sufyan bin Uyainah rahimahumullah berkata:
"Siapa saja yang memandang bahwa dirinya lebih baik dari selainnya maka dia telah sombong."
Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah 10802.**
Ketegangan kembali menyelimuti kelas X Mipa 1. Hari ini hari kedua kepindahan siswi fenomenal bernama Azkia Salisa, si anak hits yang semena-mena dan menyombongkan jabatan serta kekayaan ayahnya.
Tak ayal bila di kelas ia banyak dijauhi. Sikapnya yang masih labil dan tak patut dicontoh membuat mereka segan berteman dengannya. Membuat mereka kehabisan stok sabar saja.
Jangan kalian kira Lisa tidak memiliki teman, dia tetap memiliki teman walaupun berbeda kelas dan angkatan. Pastinya anak hits yang gaul dengan ribuan pengikut di akun media sosialnya. Mulai dari siswi tetangga kelas sampai kakak kelas pun ia gaet menjadi teman segengnya.
Lebih mengherankan lagi yang menjadi ketua geng adalah Lisa, yang lain hanyalah cecunguk-cecunguk suruhan yang pengen numpang hits. Contoh kecil saja, kalau mereka berfoto lalu foto tersebut diunggah oleh Lisa ke media sosial dengan menandai akun mereka, mereka bakal kecepretan pengikut alias followers.
Panjat sosial. Istilah baru yang menuai pro dan kontra sejak adanya istilah tersebut. Sekarang panjat sosial itu mudah, hanya dengan dekat-dekat anak hits kekinian yang jadi selebgram mereka bakal ikutan terkenal.
Pastinya panjat sosial butuh modal secara finansial maupun gaya hidup milenial yang sering jadi viral. Dengan harta orang tua mereka dengan bangga memamerkan gaya hidup mereka. Sebegitu pentingkah status sosial harus dipajang di media sosial?
Bel masuk jam pertama sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Seisi ruangan kelas sama sekali tidak menyadari bahwa Lisa belum hadir di tengah-tengah mereka. Lebih tepatnya mereka tidak peduli.
Meski begitu raut ketegangan jelas terlihat dari masing-masing siswa. Mereka tegang bukan tanpa alasan, melainkan mereka takut akan ada perseteruan dan perdebatan sengit yang akan berlangsung beberapa menit lagi. Mereka takut guru mata pelajaran pertama kali ini akan menjadi sasaran bentakan Lisa karena belum tersedia bangku kosong selain di sebelah Nisa.
Guru mata pelajaran Sejarah sudah memasuki kelas, mereka masih harap-harap cemas terhadap kehadiran Lisa. Menit demi menit berlalu, namun tak ada tanda-tanda akan hadirnya Lisa. Mereka penasaran, heran namun juga lega. Penasaran dengan apa yang menyebabkan Lisa tak hadir di kelas. Heran dengan tingkah laku Lisa yang buruk. Lega karena Lisa tak hadir di tengah-tengah mereka, sehingga mereka tak perlu memeriksakan gendang telinga sepulang sekolah.
Tiga jam pelajaran Sejarah sudah cukup menguras energi, karena harus mengulas masa lalu. Bagaimana tidak menguras tenaga? Para siswa diperintah untuk memahami dan mencermati sejarah masa lalu padahal mereka tidak merasakan masa itu. Mereka tidak melihat langsung masa itu.
Bel tanda istirahat pertama telah berbunyi dengan nyaring, seolah menjadi nyanyian pengantar kebahagiaan. Seluruh beban berat yang melekat di kepala dan mata rasanya sudah hilang. Macam sulap saja.
Aisyah cs terlihat kompak, keempatnya sedang malas ke kantin apalagi berdesak-desakkan di kantin. Mereka lebih memilih membaca buku atau mendengarkan murottal dan sholawat menggunakan earphone. Akan sedikit membangun mood mereka yang sedang di titik nol.
Aisyah sendiri sedang membaca novel islami yang kemarin lusa baru dibelikan oleh kakaknya. Air mata sudah tak terbendung lagi, Aisyah menangis sesegukan karena novel yang dibacanya. Menurutnya, kisah di dalam novel tersebut sangat menyentuh relung hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lafal Cinta untuk Aisyah✔
SpiritualSpiritual Teenfiction Started👉 January 15th 2019 ➡Agaknya sinetronable🙄 #HR👉 #19 in hijabers (29 Januari 2019) #2 in hijabers (31 Januari 2019) #4 in hijabers (28 Maret) #9 in hijabers ( 1 April) ...