Extra Part 2

4.9K 109 11
                                    

Assalamualaikum wr.wb

WARNING!! DILARANG MEMBACA CERITA SAYA PADA WAKTU SHOLAT DAN BERIBADAH! PERINTAH MUTLAK DARI AUTHOR YANG CANTIK eak :') INGAT! ALLAH MAHA MENGETAHUI APA YANG KALIAN PERBUAT!

Ok, happy reading dear :*
*

Allah SWT berfirman:

وَاٰ تُوا الْيَتٰمٰۤى اَمْوَا لَهُمْ وَلَا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيْثَ بِا لطَّيِّبِ ۖ وَلَا تَأْكُلُوْۤا اَمْوَا لَهُمْ اِلٰۤى اَمْوَا لِكُمْ ۗ اِنَّهٗ كَا نَ حُوْبًا كَبِيْرًا

"Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah dewasa) harta mereka, janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk, dan janganlah kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sungguh, (tindakan menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar."
(QS. An-Nisa'/ 4:2)

**

Sebuah yayasan panti asuhan yang terletak tepat di samping taman kota. Dengan nama Yayasan Panti Asuhan Az-Zukhruf. Memang, tidak lebih dari 80 anak yatim dan piatu yang tinggal di sana. Tetapi, dari sanalah banyak menghasilkan hafidz-hafidzah kecil.

Maka dari itu, Aisyah dan Kafka tidak keberatan jika Syahfika selalu mengunjungi tempat itu hampir satu minggu 4 kali. Lagipula Aisyah juga suka anak kecil. Tiap kali berkunjung, Aisyah dibuat bahagia dan sedih dalam satu waktu.

Bagaimana tidak sedih, bayi-bayi mungil nan lucu yang tak berdosa itu dibuang, ditinggal begitu saja oleh orang tua mereka. Padahal banyak orang di luaran sana yang menginginkan anak sebagai anugerah terindah dan sangat berharga.

Tempat di mana banyak bayi dan anak-anak kecil dengan latar belakang hidup yang berbeda. Mulai dari tingkat kasus umum sampai tingkat menyedihkan.

Bahagianya, Aisyah bersyukur dapat diberi kesempatan untuk bertemu dengan bayi-bayi itu. Ras yang berbeda membuat Aisyah sangat kagum. Terutama dengan warna lensa mata mereka. Ada yang abu-abu, coklat dan biru. Lensa matanya terang layaknya cahaya dari surga yang menyilaukan. Aisyah selalu dibuat tersenyum oleh itu.

Saat sedang berjalan-jalan di antara ranjang-ranjang berisi bayi, Aisyah terpanah oleh salah satu bayi yang berwajah sangat imut menurutnya

Aisyah segera menghampiri bayi yang tampaknya tertidur pulas itu. Didampingi oleh salah satu pengasuh muda yang tampaknya masih 19 tahun atau 20 tahun.

Dielusnya pipi bayi itu. Mata Aisyah berbinar ketika bayi itu menggeliat dan membuat tangannya keluar dari selimutnya. Aisyah menurunkan garis senyumnya, ia kembali murung.

"Kasian kamu sayang, dingin ya gak bisa ngerasain pelukan ummi kamu.." gumam Aisyah sembari berkaca-kaca.

Ya, di luar memang sedang hujan deras. Suasana hangat yang tercipta akibat kebersamaan seketika sirna kala Aisyah melihat bayi itu. Naluri keibuannya berontak, ia merasa tak berguna bagi bayi itu.

Sesegukan Aisyah bertanya pada pengasuh muda itu. Yang diketahui namanya Marleen.

"Marleen, bayi ini siapa? Dia terlihat tampan." Tanya Aisyah.

Marleen menghela napas panjang, ia sudah memikirkan mentalnya untuk bercerita tentang asal-usul bayi laki-laki itu.

"Dia At-Tur Muhammad Imran, sesuai namanya At-Tur yang artinya bukit. Dia ditemukan di lereng bukit sana, di bawah pohon yang rindang. Dengan keadaan masih bersimbah darah dan tali pusar yang masih melilit...."

Marleen kembali menghela napas, ia tampaknya sedang mempersiapkan mental lagi untuk bercerita kelanjutannya.

"Lalu?" Tanya Aisyah penasaran.

Lafal Cinta untuk Aisyah✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang