Extra Part 1

4.2K 84 11
                                    

Assalamualaikum wr.wb

WARNING!! DILARANG MEMBACA CERITA SAYA PADA WAKTU SHOLAT DAN BERIBADAH! PERINTAH MUTLAK DARI AUTHOR YANG CANTIK eak :') INGAT! ALLAH MAHA MENGETAHUI APA YANG KALIAN PERBUAT!

Ok, happy reading dear :*

*

Buah cinta itu bernama Syafika Azzahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Buah cinta itu bernama Syafika Azzahra. Putri pertama pasangan Aisyah dan Kafka. Seorang bayi perempuan mungil yang jelita. Matanya yang agak sipit keturunan dari pihak ibunya Kafka. Peri kecil yang lahir di penghujung tahun 2019 lalu itu memiliki mata coklat tua yang agak bening dan kulit yang seputih bengkoang.

Ya, Syafika Azzahra. Gadis cilik yang lahir di Turki ini sekarang beranjak menjadi balita yang cerewet. Mengapa Syafika lahir di Turki? Kedua orang tuanya orang Indonesia kan? Sejak dua bulan menikah, Aisyah dan Kafka memutuskan tinggal di suatu negara impian mereka yaitu Turki.

Gaya bicaranya persis seperti Aisyah yang diam-diam cerewet. Syafika aktif bertanya tentang hal ini itu sampai memusingkan siapapun yang ditanyai olehnya. Pertanyaan kritis yang bahkan orang dewasa saja belum tahu jawabannya.

Seperti pagi ini, di usianya yang menginjak 3 tahun setengah ia masih saja cadel. Ia terus saja memberondong Aisyah dengan pertanyaan-pertanyaan aneh. Padahal Aisyah sedang sibuk memasak sarapan.

"Ummi, tenapa ya talo Sapika bangun tidul matanya pasti melek?" Tanyanya dengan nada menggemaskan.

Kini Syafika sedang duduk di antara salah satu kursi di ruang makan dengan menyandarkan pipinya ke meja.

"Ummi?!"

"Ih ummiiiiii Sapita nangis nih huaaaaaaa"

Mendadak ruang makan dan dapur dipenuhi suara tangisan Syafika. Aisyah menghela napas berusaha sabar. Bagaimana tidak? Masih sepagi ini Syafika sudah melontarkan pertanyaan yang sama berulang kali.

"Cup..cup..cup kenapa anak abi pagi-pagi udah seriosa?" Tanya Kafka mengacak kerudung yang dipakai gadis kecil di depannya.

"Ihh abi?! Nangis bi bukan seliusan" jerit Syafika kesal.

"Bukan seriusan Syafika tapi Se-ri-o-sa." Jelas Kafka mengeja kata 'seriosa'.

Tangis Syafika berhenti, giliran keningnya berkerut. Tampak sedang berpikir. Kafka yang memperhatikan langsung berpikir kemungkinan-kemungkinan pertanyaan yang akan dilontarkan putri kecilnya.

"Seliosa itu apa abi? Temannya squisy ya bi? Atau nama temannya bunga?"

Plakk

Kafka hanya ketok jidat mendengar pertanyaan ajaib dari anaknya.

*
Sejak menikah pula, Aisyah mantap mengenakan niqab atau cadar. Selain dirinya ingin wajahnya hanya bisa dinikmati oleh suami dan anaknya saja, Aisyah juga tak ingin parasnya menjadi fitnah. Karena sepaham Aisyah, fitnah terbesar yaitu seorang wanita.

Lafal Cinta untuk Aisyah✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang