5.Vernan&Ara

61 8 1
                                    

-Terkadang kesalahan yang ngebuat lo ada dalam suatu lingkaran. Entah senang atau sedih, intinya lo akan selalu berputar di sana selama kesalahan lo belum terselesaikan-

ENJOY READING!!!

'Shit'

****

Ara kesal sekali. Sudah berapa kali dia terpleset di depan mushola? Sungguh memalukan. Kini ia hanya duduk di bangku UKS, menatap ke arah jendela kaca besar yang menampilkan suasana sekolah yang ramai.
Sialan memang, bisa-bisanya Ara seperti tadi.

'Eh tapi tadi ka Raga enggak liat gue kan?!' Ara membatin. Gila saja, kalau sampai Raga melihat. Harga dirinya jatuh bosku. Sudahlah Ara kepalang pusing dengan kondisinya yang memalukan sekarang ini. Kemudian ia melirik jam dinding di UKS. Ternyata 5 menit lagi bel masuk berbunyi, akhirnya Ara memutuskan untuk bergegas menuju kelas.

"Eh Anjay, ada Ara woi! Si Ara yang suka seluncuran depan mushola, ahai!!!" Akbar melede Ara, karena baginya, itu hal yang memalukan sekaligus lucu. Haha. Seketika satu kelas riuh dengan gelak tawa.
Ara hanya menggelengkan kepala dan segera menuju bangkunya.

"Taher, lo jangan nyontek gue lagi ye!" Ara berseru pada Taher yang sedang duduk di depannya.

"Eh anjir, Ra! Apa-apaan lu!" Taher menolak ultimatum, Ara. Hei, mana mungkin Taher bisa hidup tanpa contekan Ara?

"Enggak! Lo aja tadi ikut-ikutan ngetawain gue kan?" Ara menatap Taher, sinis.

"Enggak anjirr Ra! Itu mah Akbar, bukan gue."

Akbar menoleh ketika namanya terpanggil,
"Apa lo bawa-bawa nama gue?"

"Itu bar, katanya Ara, enggak mau ngasih contekan ke gue lagi. Karena gue ledekkin, padahal lo kan ya, bar?" Taher membela diri dengan muka memelasnya.

"HAHA MAMPUS! Kagak, Ra, kagak! Dia ikut-ikutan juga kok." Akbar tertawa mengejek pada, Taher.
Taher hanya mengutuk, Akbar dalam hati. Berbagai lebih binatang sedang keluar dari otak Taher, yang mengutuk Akbar dalam-dalam.

"Haha, mampus. Lo mana bisa bohong sama gue, her!" Ara tersenyum puas.

"Ra, please, ayolah itu contekan ya?" Taher memasang wajah sok imut di depan, Ara.
Ara hanya mengerling dan bergidik ngeri, melihat ekspresi, Taher.

"Serem, bodoh!" Caci Ara.

***

Ara melangkahkan kakinya di koridor sekolah. Ia sedang asyik bersiul ria, sambil melihat kiri kanan, banyak pohon cemara. Haha, dasar Ara. Banyak tingkah. Ia sesegara mungkin menghampiri Vernan,

"Ver! Gue bareng lo ya!" Ara memasang puppy eyes di depan, Vernan. Lalu dihadiahi jitakkan. Sungguh, Vernan geli melihatnya. Walaupun ia akui, Ara cantik. Ara mengedik kaget. Gila kali ya di Vever. Dasar. Lalu Ara mencubit lengan, Vernan.

Vernan tidak merespon.

Huft, sudahlah tak ada gunanya. Ia memerhatikan, Vernan yang sedang sibuk menaiki motor ninjanya. Motor putih, helm hitam mendominasi, dan variasi biru langit. Hingga sebuah toyoran kepala menyadarkannya.

RAGARA (UPDATE ALMOST ERRDAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang