17. Diikutin

23 5 4
                                    

Terkadang berkorban itu perlu.
—RAGARA.

Enjoy Guys!!!



Raga menghampiri dua orang yang sedang sibuk berjalan seraya bercanda menuju mobil yang berada di pojok parkiran.

"Ra," Raga memanggil Ara.

Ara yang merasa terpanggil pun menoleh.

"Eh kak Raga," senyum Ara menghiasi wajahnya saat berbicara dengan Raga.

"Lo mau pulang kan?"

"Eh, iya nih kak. Ada apa kak?" Ara masih setia dengan wajah tersenyumnya pada, Raga.

"Gue mau ke rumah lo juga, mau ketemu Vernan."

"Oh gitu, yaudah kak ayo, berangkat konvoi aja."

Raga yang mendengar tersebut mengangguk dan langsung menuju motor ninjanya.

Saat Raga ingin memakai helmnya, ia melihat Ara memasuki mobil sedan berwarna putih seraya tertawa. Entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

Kemudian mereka melaju ke rumah Ara.

***

"Assalamu'alaikum," Ara mengucapkan salam seraya masuk ke dalam rumah diiring dengan 2 orang cowok di belakangnya.

"Waalaikumussalam," Mama Ara datang dari arah dapur, kemudian tersenyum.

"Eh nak, Fano. Kamu ke Indonesia lagi?" Mama Ara bertanya seraya tersenyum, hingga ia sadar ada orang lain selain Fano dan Ara.

"Eh Raga, kamu ke sini juga toh. Mau ketemu Vernan ya? Atau mau ngapalin Ara?" Mama Ara menggoda Ara, seketika wajah Ara bersemu.

"Apaan sih mama!" Ara merasa sebal. Kemudian ia bergegas menuju kamarnya di lantai dua.

"Eh nak Fano, nak Raga silakan duduk. Tante panggilkan Vernan, ya biar ada teman ngobrol. Nanti minum diantar sama bi Ika  ya." Setelah mengatakan hal tersebut, mama Ara bergegas memanggil Vernan, di atas.

Kemudian selang beberapa saat, Vernan turun dari atas. Mereka berdua ber-high five dengan Vernan. Lalu mereka melanjutkan dengan bermain dan mengobrol banyak hal.

***

Ara menuruni anak tangga menuju lantai bawah. Saat ia sampai di lantai bawah ia melihat pemandangan Vernan mengobrol dengan Fano, tapi tidak dengan Raga. Dia hanya diam seperti patung dengan wajah datar.

"Ehem." Ara menghampiri tiga orang tersebut. Kemudian dengan kompak ketiganya menoleh.

"Eh Ara, dari tadi kemana aja dah." Fano kini tersenyum pada Ara.

"Ngantuk gue, tadi."

"Daripada ngantuk, mending beli eskrim yuk sama gue." Kini Fano beranjak dari duduknya dan segera mungkin menghampiri Ara, namun aksinya terhenti karena sebuah suara menginterupsinya.

"Sama gue aja." Suara datar itu menginterupsi aksi Fano kemudian ia diam.

Dengan sigap Raga meraih tangan Ara, kemudian ia genggam.

RAGARA (UPDATE ALMOST ERRDAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang