19. Pertengkaran basement

35 5 3
                                    


OKE GUYS ENJOY!!!

Ara menatap kepergian mobil milik Raga. Mobil itu berisi 2 orang di dalamnya. Bangku penumpang yang seharusnya sekarang ia duduki, malah diduduki kakak kelasnya yang ia kenal dengan, Zila.

Ara menatap ujung sepatunya. Entahlah ia harus bagaimana, ia tidak tahu lagi. Ara melangkahkan kakinya perlahan-lahan tanpa melihat ke depan.

'Brukk'

Ara terkejut dan segera menengadah. Ia menemukan wajah Fano yang lebih tinggi darinya. Ternyata tadi ia menabrak dada bidang Fano.

"Lo kenapa?" Fano mengerutkan keningnya.

Ara terdiam.

"Gue tany lo, kenapa?" Fano masih berusaha bertanya pada gadis di hadapannya ini.

Ara menghela nafas kasar, lalu ia menatap Fano.

"Gue enggak kenapa-napa. Dan gue mohon jangan ganggu gue. Lo bisa pergi sekarang." Ara menatap Fano dengan serius.

"Kalo gue nggak mau gimana?" Fano mengangkat sebelah alisnya.

"Gue yang pergi." Sedetik kemudian Ara langsung meninggalkan Fano di tempat dengan wajah tercengang.

Fano berpikir, ini bukan Ara yang ia kenal. Ara yang membuat Ara seperti ini?

Kemudian Fano berbalik dan mengejar Ara.

Ara yang sedang melamun seraya berjalan, tiba-tiba lamunannya buyar kala sebuah tangan mencekalnya.

"Lo apa-apaan sih?!" Ara menoleh dan mendapati Fano di belakangnya.

"Lo yang kenapa, Ra!" Fano kini tak mau kalah.

"Lo budek? Tadi gue udah bilang gue baik-baik aja!" Kini Ara mulai kesal.

"Lo apaan sih, Ra! Ini bukan Ara yang gue kenal!" Kini Fano menaikkan nada bicaranya.

Ara tersentak. Baru kali ini Fano membentaknya.

"Apa peduli lo sama gue, bodoh?!" Kini Ara mulai emosi.

Fano menghela nafas secara kasar.

"Gue sayang sama lo, Tamara!" Kini Fano benar-benar membentak Ara.

Seketika semuanya hening.

Ara terdiam.

Fano juga terdiam.

Fano merasa bersalah telah membentak Ara. Namun ia tidak suka melihat Ara terus-terusan seperti ini.

"Ra.." Fano berusaha memanggil Ara secara pelan.

"Cukup, Fan! Aku enggak mau lagi bahas tentang kita. Karena kita itu udah ilang semenjak kamu ninggalin aku untuk pindah ke luar negeri." Ara masih menatap ujung sepatunya.

"Ra! Gue pindah ke luar negeri juga untuk pendidikan dan karena bokap gue tugas di sana!" Fano berusaha meyakinkan Ara.

Ara mengangkat wajahnya yang tadi tertunduk. Ia menatap Fano dengan tatapan amarah.

"Lo pikir gue gadis bocah yang bisa lo bodohin, Artaloza Fanodilpa?" Fano tersentak kala tatapan Ara menjadi amarah dan Ara menyebutkan nama lengkapnya.

"Jujur Fan, gue ogah bahas masalah ini! Tapi lo butuh dikasih pencerahan. Lo pikir gue enggak tau, kalo lo di luar negeri itu untuk ketemu sama mantan lo, yang ternyata di jodohin sama lo?" Fano terbelalak. Ia sangat terkejut.

Dari mana Ara mengetahui semuanya?

"Ra, tap—"

"Enggak usah ngeles, Fano. Gue tahu. Semuanya. Bahkan sampai tentang lo yang ditinggal sama mantan lo, karena dia lebih milih orang lain. Dan sekarang lo balik ke sini lagi kan?" Ara memotong ucapan Fano.

RAGARA (UPDATE ALMOST ERRDAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang