4.Raga Cair?

60 11 0
                                    

-Lo harus bisa hancurin tameng tebal yang kutub es itu buat, Ra!-

ENJOY !!!

Ara bersiul sambil berjalan di koridor sekolah. Wajahnya sangat ceria, seceria warna pakaian bu Fifah, setiap hari Selasa. Ara membayangkan wajah guru tersebut, memakai rok berwarna pink muda, baju hijau lengan panjang, serta high heels kuning andalannya. Membayangkannya saja, Ara cecikikkan.

Ara berjalan memasuki kelasnya, kemudian ia duduk di bangkunya. Entah mengapa hari ini Ara lupa membawa makanan untuk, Raga. Kemajuan atau kemunduran ini? Entahlah Ara tidak tahu.

Tiba-tiba Taher, teman sekelas Ara datang dengan tergopoh-gopoh sambil berteriak.

"WOIIIIII WOIIII TOLONGIN GUE DONGGG WOII."

Ara terlontar kaget, ia segera melihat Taher yang memasang muka panik. Apa yang anak itu lakukan sih pagi-pagi begini? Ara hanya menggelengkan kepalanya. Beberapa derik kemudian Taher menghampiri Ara yang sedang asyik dengan earphone nya.

"WOI ARA!"

'TAKKK'

Ara kaget saat suara Taher menganggu indera pendengarannya.

"Apaan sih anjir! Gila lo her, ini kuping gue panas bangke! Kampret lo Ridhoelah Taherian!" Ara menatap cowok tinggi berbada gemuk, yang sedang dalam proses diet itu dengan kesal.

"Ra anjir! Tolongin gue."

"Tolongin apa lagi si?"

Taher hanya menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lo kenapa si, kampret?" Ara mengernyit bingung melihat ekspresi, Taher. Seketika Ara tahu maksudnya, kemudian ia mengerling malas.

"Nih, kerjain gc. Bentar lagi pelajarannya tuh!" Ujar Ara kesal sambil, memberi buku coklat dengan sampul plastik rapi itu kepada temannya yang benar-benar rusuh.

Kalau di suruh milih penyanyi dangdut keliling yang lake gerobak atau Taher sih, Ara lebih memilih penyanyi dangdut keliling. Setidaknya tidak membuat deg-degan! Memang dasar Taher, ada-ada saja. Kemudian Ara melanjutkan mendengarkan musik, hingga pelajaran di mulai.

"ARA!"

Cewek yang dipanggil pun menoleh,

"Apaan, Wen?"

"Biasaaa, siomay kuy!" Ujar Wendy semangat. Huft! sudah Ara duga. Apa sih yang ada di pikiran anak ini selain siomay dan teman-temannya?

Ara menempati meja dahulu, agar meja kantin tidak penuh duluan. Ara mengetukkan jarinya ke meja kantin dan menopang dagunya, is berpikir sejenak. Hingga saat Wendy datang, sekelebat ide muncul di pikirannya. Seketika dengan semangat 45, Ara langsung menuju stand pisang nugget. Lalu ia memesan rasa coklat keju 1 bungkus. Setelah memesan lumayan lama, akhirnya pesanan dia jadi. Sesegara mungkin Ara melangkahkan kaki semangat ke arah, Raga. Semula yang langkahnya semangat perlahan-lahan terhenti.

"Kk-kak Raga?" Ara terbata-bata dan tidak berani menatap, Raga.

Raga mendengar, hanya saja ia tidak menoleh. Hingga akhirnya dengan berat hati is meninggalkan kotak pisang nugget tanpa dilirik sedikitpun oleh, Raga.

"Kak Raga," Raga meremas ujung roknya, Ja sungguh gugup.

"Hm"

Gila! Suaranya cool abis! coy. Ara terperangah mendengar hal tersebut. Kenapa kali ini terdengar sangat sangat cool?

"Ini kak, aku bawain pisang nugget."

Tidak ada jawaban dari, Raga. Ia hanya mengibaskan tangannya, isyarat agar Ara pergi.

"O-oke kak. Maaf ya aku ganggu," ucap Ara seraya berbalik badan dan berjalan sedikit tepat. Namun baru saha satu langkah ia melangkah, sebuah suara menginterupsi.

"Emang selalu gitu!"

Degg

Gila! kak Raga, ya Allah. Hamba harus apa?

Akhirnya Ara mempercepat jalannya. Ia tidak mau sampai bertemu dia lagi. Dibalik hal tersebut, ada sebuah seringaian di wajah, Raga.

Entahlah, Sekarang Ara hanya ingin mengutuk Raga, rasanya. Dengan langkah kesal ia berjalan sambil menghentakkan kakinya, hingga ia kehilangan keseimbangan saat melewati lantai mushola sekolah, dan saat itu juga,

BRUKKK

"Shit."

Ara meratapi nasibnya yang sudah menjadi guyonan anak-anak kelas lain. Karena ia, terpeleset, lagi.

26 Januari 2019.

HALO UDAH LAMA YA GA UPLOAD! HEHE AYO BACA JANGAN LUPA VOMMENTNYA! BERHARGA BANGET LOH!

RAGARA (UPDATE ALMOST ERRDAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang