••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Sampai di rumah, Jeong Gyu langsung menggedor pintu kamarku.
"Hyung, aku ingin minta tolong." teriaknya dari luar.
"Ah, kau menggangguku, saja." aku mengacak rambutku.
"Ayolah, hyung." astaga, anak ini menganggu. Aku menghentakkan kaki membuka pintu depan.
"Apa?" tanyaku ketus. Ia tersenyum padaku. Cih, biasanya ada maunya saja.
"Bisakah kau memebantuku menembak cewek?" tanyanya.
"Ah, tidak ada. Kau masih kecil, Jeong Gyu." saat aku ingin menutup pintu, tiba-tiba Jeong Gyu menahannya.
"Aku mohon, hyung." Ia menatapku dengan puppy eyes. Menjijikkan sekali.
"Baiklah, masuk." Aku membuka pintu dengan lebar dan berjalan ke tempat tidurku.
"Hyung, apakah kau sudah melupakan Irene-eonnie?" tanyanya. Aku menatapnya lama.
"Ntahla. Aku sudah mulai melupakannya. Tapi, aku masih terbayang kadang tentang masa indah kami." aku menatap jendela.
"Hyung, kemaren Irene-eonnie datang bersama lelaki lain ke rumah. Dia bilang ke eomma bahwa ia menyukai laki-laki di sampingnya dan akan segera menikah. Apa hyung tidak apa-apa?" tanyanya.
Aku mengangguk.
"Itu tergantung seseorang. Ketika dia merasa itu bukanlah takdirnya, mengapa harus dipaksa bersama? Tuhan pandai mempermainkan manusia dalam masalah takdir,"
"Wah, hyung hebat! Aku senang mempunyai oppa sepertimu," katanya. Aku tersenyum mengejek kepadanya.
"Baru sadar, heh?" aku menaikkan alis.
"Nyesal aku memujimu," aku tertawa melihatnya.
"Ah, hyung! Cepatlah bantu aku," katanya.
"Siapa sih yang bikin kau sampai pengen nembak dia segala?" tanyaku.
"Anak di kelas sebelahku. Dia itu pemalu, hyung. Aku hanya tersenyum padanya dan dia sungguh menggemaskan. Tapi, dia sering diganggu anak cowok kelasnya. Makanya, aku pengen dia jadi pacar aku supaya gak ada yang busa ganggu dia." ujar Jeong Gyu panjang lebar.
"Bagaimana bisa adekku sudah bisa berbicara seperti ini?"
"Yang jelas dari kau, hyung. Sudahla, bantu aku hyung,"
Dan ya, aku membantunya dengan melewati chat saja. Aku saja berpikir kalo dia sedikir pengecut si sebenarnya, ah tapi tidak boleh begitu. Dia adekku juga, hehe.
"Ah, dia menerimaku hyung." katanya girang.
"Iya iya," Jeong Gyu langsung memelukku.
"Astaga, kenapa kau memelukku? Aku tidak homo ya," kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love (kth + jjk) •
Fiksi PenggemarCinta palsu. Siapa yang tidak mengenal itu, terutama Taehyung. Dia baru saja merasakan itu saat wanita yang ia suka bahkan sudah menjadi tunangannya mencintai sahabatnya sendiri. Tapi, cinta kembali mengenalkannya dengan hal yang tak diduganya. Apak...