Apa jadinya nyawa mu yang berharga ada di tangan vampir?
Seperti Yeo Nameun, gadis yang masih duduk dibangku menengah atas ditahun ke dua. Kehidupannya yang buram makin buram ketika makhluk beda spesies dengannya menginginkan nyawanya.
•Fantasixfiks...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Ini hanya Fiksi, tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Jadi bijaklah sebagai pembaca.]
~•~
Suara bisingan maklum malam hari terdengar nyaring. Penerangan lampu jalan yang berwarna kuning, serasa memutar di kepalanya. Pemuda itu berjalan tak beraturan, sambil bergumam tak jelas dijalanan sepi itu.
"Darah." Ucapnya pelan, mungkin hampir tak terdengar.
Tiba-tiba kukunya menjadi panjang dan tajam. Sepasang taring yang tajam seperti sebilah pisau pun muncul di mulutnya.
"D-darah..." Ucapnya lagi.
Dia terus berjalan tanpa arah dengan kondisinya yang sudah setengah sadar. Tujuannya sekarang ini hanya 'darah'. Darah apapun itu, asalkan rasa laparnya hilang.
Brukkk
Pemuda itu ambruk, untungnya tak sampai mencium tanah karena seorang langsung menopangnya. Kepalanya tertada ke bahu orang itu, membuat dirinya dapat mencium bau yang begitu menggiurkan.
"Permisi, apa kau baik-baik saja?" Tanya orang tersebut, ternyata seorang gadis yang baru pulang kerja.
"Berikan darah mu untuk ku." Katanya, sangat pelan. Sang lawan bicara pun tak dapat mendengarnya saking pelanya.
Demi apapun itu, harum darah dari gadis itu benar-benar mengiurkan. Rasanya ia ingin menghisap habis darah gadis itu.
Aku tidak kuat! batin pemuda itu.
Karena ia sudah tak tahan lagi, pemuda itumenancapkan kedua taringnya ke leher gadis itu. Kendati begitu, ia malah kehilangan kesadarannya.
Gadis itu panik karena tiba-tiba pemuda itu ambruk. Ia mau berteriak minta tolong, tapi itu sangatlah percuma, jalanan sudah sangat sepi. Ditambah lagi, ini sudah pukul sepuluh malam, jam seperti ini daerah ini sangat jarang orang-orang berlalu lalang.
"Tidak ada pilihan lain." Gadis itu membuang nafas panjang. Ia dengan sekuat tenaga menopang tubuh pemuda itu.
"Baiklah, aku harus mengangkat orang ini. Kau pasti bisa, Nameun"