Laki-laki itu terkekeh. "Bagaimana kabarmu?"
"Baik. Bagaimana dengan kau, oppa?" tanya Lisa.
"Nado, aku baik." laki-laki itu membuat seulas senyum, sebelum kembali berucap. "Kau sedang apa? Apa kau sendirian disini?"
"Hm.. tidak. Ada temanku disana. Kau pasti mengenalnya, oppa." Lisa menunjuk Jungkook yang sedang asik menyeruput minumannya. Sebenarnya saat itu Jungkook sedang menggerutu kesal, hanya saja ia berpura-pura santai dan tetap tidak peduli.
"Ah, ternyata dia." laki-laki itu mengangguk.
"Ingin bergabung?" tawar Lisa.
Laki-laki itu terlihat menimbang-nimbang sebelum ia menyetujui tawaran Lisa.
"Baiklah, jika kau memaksa." ia terkekeh.
Lisa membawa laki-laki itu masuk ke dalam cafe tersebut dan duduk dihadapan Jungkook yang sedang menyeruput minumannya. Jungkook tersedar lalu ia menegapkan badannya dan berdehem pelan setelahnya.
"Ah, Jungkook. Perkenalkan ini Seh--"
"Aku sudah tahu. Dia mantanmu itu kan? Cih, sudah ku duga dia akan kembali." Jungkook membuang pandangannya jengah.
"A-hahah, ternyata kau mengingatnya, kupikir kau lupa." Lisa tertawa kikuk.
"..sambutlah dengan hangat, kunyuk!" bisik Lisa tepat pada telinga Jungkook. Jungkook pun tak menghiraukannya, ia tetap pada sikapnya yang angkuh didepan laki-laki bernama Sehun itu.
"Tidak apa-apa. Mungkin dia masih belum bisa menerimaku sampai saat ini." tutur Sehun.
Dulu, Jungkook seseorang yang sangat tidak suka dengan hubungan mereka. Alasannya, laki-laki bernama Sehun itu menurutnya terlalu brengsek untuk Lisa, yang artinya tidak pantas untuk sahabatnya. Bayangkan saja, Lisa seperti kekasih yang hanya dibutuhkan saat laki-laki bernama Sehun itu menginginkannya. Mungkin tidak bisa dikatakan sebagai kekasih saat itu. Aish! Intinya Jungkook masih kesal pada laki-laki yang sekarang sedang berada dihadapannya. Dasar laki-laki tak tahu malu!
"Maaf, Lisa."
"Sudahlah, itu masa lalu. Baiklah, kau ingin meminum apa?" tanya Lisa berusaha mencairkan suasana.
"Lisa, apa kau tak ingat jika pukul 8 Ibu menyuruhmu pulang? Dan sekarang sudah pukul 8 lewat, apa kau ingin Ayahmu memarahimu?" Ujar Jungkook yang terlihat sibuk melirik jam tangannya.
"Eoh? Benarkah? Tapi bagaimana dengan Seh--"
"Lisa, ayo cepat kita pulang." ajak Jungkook. Mau tidak mau Lisa menurutinya dan dengan berat hati berpamitan dengan Sehun untuk pulang lebih dulu.
"Mian, Oppa--"
"Sehun. Tak usah oppa-oppa." cetuk Jungkook acuh. Membuat Lisa dan Sehun menatap kearahnya. Kunyuk sialan!
"Aku harus pulang, sebelum Ayahku tahu dan memarahiku. Sampai jumpa, Oppa." Lisa membungkuk pada Sehun.
"Aish! Dia mengulanginya lagi." umpat Jungkook.
"Ne, tak apa, Lisa. Mungkin kita bisa mengobrol di lain waktu." Sehun tersenyum meyakinkan.
"Ne, Oppa. Pastinya." Lisa kembali tersenyum, "permisi, aku duluan." Lisa melangkah meninggalkan Sehun yang masih melihat pergerakannya disana.
"Dasar kau, bihun pengacau!" pekik Jungkook lalu ikut melangkah meninggalkan laki-laki bernama Sehun itu. Sedangkan Sehun hanya tersenyum simpul mendengar pekikan Jungkook barusan.
"Dia tak pernah berubah." Sehun menggeleng heran melihat perlakuan Jungkook padanya.
☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadness | Lizkook ✔
FanfictionStory about Lizkook. Happy reading! [ if u hate or don't like my story, just skip it. and i also don't need u for read this story. thankyou👌 ]