19.-sarapan

47 11 6
                                    

Sementara itu di rumah Reza ;

"Fly me to the moon
Let me play among the stars
Let me see what spring is like on
Jupiter and Mars
In other words, hold my hand
In other words, baby, kiss me
Fill my heart with song
And let me sing for ever more
You are all I long for
All I worship and adore
In other words, please be true
In other words, I love you"

Suara dean,kakak laki-lakinya Reza yang menyanyikan lagu 'fly me to the moon' karya Frank Sinatra itu menggema diseluruh rumah bersamaan dengan alunan gitar.
Namun tampaknya ada saja yang tak menikmatinya.

"Bunda,abang berisik nyanyi-nyanyi ga jelas. Suruh diem bun." ujar Reza kepada bundanya.

"Halah Za,biarin aja." Jawab bundanya.

"Woi jomblo,bilang aja ngiri." Celetuk abangnya dari dalam kamar.

"Yaudah sini,balikin HP gue!" Reza pun merebut handphone itu dari genggaman abangnya.

Terpampang di layar,sesosok gadis yang sedang terbahak-bahak menyaksikan interaksi dua kakak-beradik itu.

"Loh kok belum di matiin,Jess?" Tanya Reza kepada perempuan itu.

"Gapapa,sehat. Hiburan gratis." Jawab gadis itu.

Raut wajah Reza pun berubah,ia telah memikirkan sesuatu yang akan membuat abangnya kesal.

"Eh iya,waktu itu Abang meluk cewek abis pensi!"

Mendengar tuturan Reza,sang gadis  terbelalak. Baru saja ingin membuka mulut dan melontarkan ribuan pertanyaan,Reza mematikan sambungan video call itu.

"Mampus,otw diomelin pacar!" Ujar Reza kepada abangnya.

"Anjir lo kurang ajar!" Ujar dean sementara Reza melarikan diri ke kamar dan menguncinya.

"Dean,omongannya dijaga." Ucap bunda sambil memelototi dean.

"Eh-eh iya bun maap. Khilap ehehe."

+++

Pagi itu,vannara dibangunkan oleh alarmnya. Dengan malas ia beranjak ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk sekolah. Ia memakai seragamnya dan mencepol rambutnya asal.

Bomatlah. Siapa juga yang mau liat? Batinnya saat menatap refleksinya yang terlihat tak karuan itu.

Ia ke dapur dan mengambil sebungkus mie instan.

"Mie instan lagi." Omel orang itu.

"SETAN!" Ujar vannara yang terkejut mendapati Reza yang berdiri di dapurnya itu.

Reza mendecak.

"Udah dibilangin,gue bukan setan tuyul atau makhluk semacam itu." Ujar Reza.

"L-lo kok disini?" Tanya vannara yang menatap Reza dengan curiga.

"Pintu samping ga lo kunci." Jawabnya.

"Ya tapikan—

Mata gadis itu membulat sempurna. Ia baru sadar jika penampilannya saat ini benar-benar kucel. Ia lempar asal mie instan yang belum dibuka itu dan cepat-cepat merapihkan rambutnya.

VannaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang