21.-bianglala

28 9 1
                                    

Galang dan Saga yang tadinya biasa saja sekarang terbatuk-batuk karena mendengar pernyataan Reza yang mengejutkan itu. Sedangkan vannara,gadis itu membeku.

"Beneran Za? Kapan jadian?" Tanya Saga dengan raut wajah yang lebih ke heran daripada bahagia.

"Iya. Dua hari yang lalu kita jadian. Reza nembak nya so-sweet banget! Pake bunga sama coklat." Ucap ellyn dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

Galang menatapi Reza dalam diam,lalu ia berdehem.

"Za bantuin gue angkatin helm di parkiran. Ujan noh." Ujar galang. Reza mengangguk dan kedua cowok itu keluar.

"Vannara, itu enak ga?" Tanya ellyn sambil menunjuk ke piring vannara,membangunkan gadis yang ditanya dari lamunannya.

"H-Hah? enak kok. Mau cobain?" Tanya vannara sambil tersenyum. Well,lebih tepatnya memaksakan senyumnya ditengah rasa sesak yang melanda dadanya.

"Engga makasih,aku langsung pesen aja."

Ujar ellyn sebelum pergi memesan apa yang vannara makan,menyisakan Saga dan vannara di meja. Tiba-tiba Vannara merasakan seseorang menggenggam tangannya dengan erat. Itu Saga.

"Lo gapapa?" Tanya Saga.

"Maksud lo?" Tanya vannara balik,berpura-pura tidak tau akan apa yang Saga tanyakan.

"Ga usah pake topeng depan gue. Gue tau,van."

Skakmat.

Sementara itu di parkiran..

"Apa-apaan lo Za?" Tanya galang tanpa basa-basi. Reza mengernyit.

"Apa-apaan gimana?" Tanya balik Reza.

"Ngapain lo jadian ama ellyn? Lo cinta ama dia?" Pertanyaan galang satu itu membuat Reza tersentak sebentar.

"Iya lah. Kalo gue ga suka ga mungkin kan gue pacarin." Jawab Reza.

"Gue nanya nya cinta,bukan suka. Gue tau lo bukan orang yang macarin cewek karena suka. Apalagi yang macarin cewek sebagai pelarian atau pelampiasan." Ujar galang sebelum kembali kedalam.

Mereka lanjut makan dengan atmosfir yang terasa lebih berat dari sebelumnya.

"Kalian kapan PDKT? Ko gue ga tau?" Tanya vannara yang mencoba untuk meringankan atmosfir.

"Kamu aja yang cerita,Za."

Ucap ellyn ke Reza dengan senyum malu-malunya.

"Yah gitu. Lo inget kan waktu itu dikantin terus ellyn gabung? Nah sejak itu gue ga sengaja ketemu terus ama dia. Ke kantin ketemu,di aula ketemu,di uks ketemu. Jadi ya gue minta line-nya ellyn,kita PDKT terus dua hari yang lalu gue nembak dia." Jawab Reza.

"Terus aku nerima." Tambah ellyn.

"Oh..congrats ya. Si tuyul satu ini akhirnya laku juga." Ujar vannara.

"Gue bukan tuyul." Celetuk Reza.

"Vannara sama Rama kapan nyusul?" Tanya ellyn.

Reza yang sedang meminum jus alpukat nya itu tersedak seketika. Membayangkan Rama dan vannara bersama membuatnya..merasa tertampar.

"Woe bang,lo kalo minum selow dong. Kek orang cemburu aja tiba-tiba keselek." Celetuk galang kepada Reza.

"Cemburu sama yang bukan miliknya,gada hak lo." Tambah Saga.

"Kamu gapapa?" Tanya ellyn sambil menepuk-nepuk punggung Reza.

"Gapapa,cantik." Jawab Reza,tersenyum manis.

"Gue ga suka sama Rama."

Gawab vannara dengan wajah datar,mengabaikan kejadian memuakkan yang baru saja ia saksikan.

"Yaudah kalo gitu sama kak Tigran deh." Usul ellyn bercanda.

"Gue duluan ya. Ada urusan."

Ujar vannara setelah menghabiskan makanannya dan meninggalkan beberapa lembar uang di meja.

"Pulang kan lo? Sini gue anterin." Ujar Saga sambil mengikuti vannara yang berjalan keluar dari cafe itu.

Sesampainya di parkiran,Saga memperhatikan vannara dalam diam.

"Van." Panggilnya.

"Hm?" Sahut gadis itu sambil membalikkan tubuhnya untuk menatap Saga.

"Batu bat sih lo. Coba kalo suka tuh bilang,ga usah disimpen sendiri. Sakit kan sekarang?" Tegur Saga.

Vannara mengernyit tak mengerti.

"Lo suka kan sama Reza?" Tanyanya lagi. Vannara terdiam sebentar lalu menggeleng.

"Gue..kesel aja dia ga ngasih tau gue kalo dia suka sama ellyn.Tau gitu kan gue bisa mak comblangin." Jawab vannara,setengah yakin akan jawabannya.

Saga mendecak.

"Terserah. Nih helm nya." Ujar Saga sambil menyodorkan helm ke vannara.

15 menit setelah motor Saga melaju,kendaraan satu itu akhirnya berhenti.

"Ini..dimana?" Tanya vannara sembari melihat sekeliling. Tempat ini terlihat seperti sebuah festival. Ada bianglala, stan-stan makanan dan masih banyak lagi.

"Tau. Kata anak-anak sekelas gue,disini rame." Jawab Saga.

Mereka pun menyusuri festival itu dan akhirnya kaki vannara terberhenti di depan salah satu penjual permen kapas.

"Bang,satu ya." Ujar vannara sambil menunjuk permen kapas besar berwarna merah muda itu.

"Goceng neng."

"Nih bang." Ujar Saga saat menyodorkan uang kertas bernominal 5000,membuat vannara menatapnya dengan bingung. Namun Saga hanya membalasnya dengan tersenyum. Saga pun menggandeng tangan vannara dan menuntunnya ke depan bianglala.

"Naik itu yok." Ajak Saga.

"Ga ah..itu kan buat orang pacaran." Ucap vannara.

"Ya kan kita ga pacaran. Lo tuh udah kayak adek gue sendiri,tau?"

"Gue ga cocok jadi adek." Jawab vannara.

"Kenapa? Mau bilang lo cocoknya jadi pacar gue gitu? Ngarep lo?" Ejek Saga.

Ctak!

Vannara menjitak Saga. Membuat sang korban memegang dahinya seketika.

"Makin lama makin gada akhlak lo." Ujar vannara.

Akhirnya vannara menyetujui ajakan Saga untuk naik bianglala. Mereka duduk berhadapan. Masing-masing sibuk memperhatikan sebagian pemandangan kota Jakarta yang terlihat dari sana.

Ting!

Handphone vannara berbunyi,sebuah SMS telah masuk. Vannara mengira pesan itu tak akan pernah datang. Ia kira sang pengirim benar-benar membencinya dan tak akan menghubungi nya lagi. Dugaannya salah,gadis itu malah tersenyum.

"Dari siapa tuh? Kok lo sampe senyum-senyum sendiri." Tanya Saga.

"Dari..mama."

+   +   +

VannaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang