Gadis itu membuka mata. Ia berada di tempat serba putih yang tidak familiar di matanya. Jangan bilang—
Gue..mati? Batinnya sedikit panik.
Gadis itu cepat-cepat menengokkan kepalanya,memperhatikan sekeliling. Semuanya terlihat kabur.. lagi-lagi ia menatap keatas. Vannara mencoba menenangkan dirinya.
Dan akhirnya,pandangannya kembali fokus.
Lampu? Itu lampu,kan? Gue..belum mati.
Dia lega. Lega karena masih diberi kesempatan untuk melakukan lebih banyak hal dan menyelesaikan urusannya yang belum selesai. Saat nafasnya mulai teratur, seseorang yang terlihat panik itu membanting pintu untuk masuk.
Vannara sedikit terlonjak karena bantingan pintu tadi menghancurkan ketenangan yang menyelimuti ruangan dengan nyamannya. Ia juga tak menyangka bahwa orang itu yang menjenguknya atau bahkan menolongnya.
"Nara? Nara lo sadar?" Ujar cowok itu sebelum cepat-cepat menggenggam tangan vannara dan mengecupnya.
"Lo..siapa?" Ujar gadis itu.
Raut wajah orang didepannya yang tadinya senang seketika berubah menjadi pucat pasi.
Vannara amnesia? Batin cowok itu.
"Nara.."
Vannara menepis genggaman tangannya.
"Lo siapa?" Tanyanya lagi dengan nada yang sedikit menaik.
Jantung orang didepannya rasanya ingin lari,meledak. Kesedihan dan panik seperti menyelimuti orang itu. Ia benar-benar membeku sekarang. Orang itu sekarang berada diambang kehancuran. Ia putus asa.
Vannara melupakannya.
Dan tiba-tiba,seseorang datang melalui pintu yang tadi terbanting dengan bubur ayam ditangannya. Ah kali ini vannara yang shock.
"Akting lo bagus,ra. Tapi reaksi ni kampret lebih bikin gue ngakak."
Vannara bungkam. Dia..ngapain disini?
"Dan asal lo tau,dek..nara gabakal amnesia, kepalanya gak ke bentur. Mau aja lo diprank." Ujar cowok yang tengah menenteng bubur ayam tersebut ke cowok yang sekarang duduk dihadapan vannara.
Dan ia benar,vannara memang berniat mengerjai orang didepannya. Padahal baru saja bangun dan ia sudah berniat mengerjai orang lain..dasar vannara. Yah apa boleh buat,rasa jengkel vannara saat orang didepannya bermain curang di tauran waktu itu masih mengganggunya.
Tapi setelah melihat orang kedua tadi masuk, sekarang kenapa vannara yang malah merasa dikerjai. Apa-apaan ini? Batin vannara sekarang dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan mengenai kedua orang yang satu ruangan dengannya sekarang.
Dek—DEK?! Dua orang ini kakak-adek?
"Ya kan,nara?" Tambah si kakak.
"H-Hah? L-lo..dia..kakak adek?" Ucap vannara dengan terbata-bata. Ia tak pernah menyangka dalam seumur hidupnya bahwa dua orang bertolak belakang ini—kakak adik.
"Jadi lo gak amnesia,ra?" Tanya si adik,mengabaikan pertanyaan vannara.
Vannara seakan tidak mendengar pertanyaan si adik,matanya masih terfokus kepada si kakak yang menenteng bubur ayam dan meletakkannya di meja.
"Yaelah lo masih loading? Awas kalo Olimpiade basing lo loading gini. Gue sendiri yang bakal nendang lo keluar dari tim." Ujar si kakak tadi. Cowok itu pun berjalan mendekati vannara dan adiknya. Ia lalu mendekatkan wajahnya kepada adiknya.
"Liat nih,rada mirip kan? Walaupun jelas gue yang lebih ganteng." Goda si kakak,dan vannara yang masih setengah sadar pun tanpa sengaja menganggukkan kepalanya,mengiyakan pernyataan si kakak tadi. Orang ini..disekolah dan disini berbeda sekali.
Si Kakak tertawa.
"Bangke ah lu ganggu aja. Pergi sonoh!" Usir sang adik.
"Heh bocah,liat noh mantan lo. Dia aja ngaku kalo gue lebih ganteng dari lo. Udahlah,jaman lo sama nara udah kelar. Sekarang ini waktunya gue sama nara,ya kan ra?" Goda si kakak.
Dan lagi-lagi,vannara yang masih setengah sadar mengangguk..namun kali ini ia sadar dengan cepat dan menggelengkan kepalanya.
"Hah? E-enggak."
Belum sempat ia bertanya lebih jauh saat dokter tiba-tiba datang untuk memeriksanya dan meminta dua kakak-beradik itu keluar.
"Nanti obatnya diminum setelah makan ya." Ujar dokter tersebut.
"Iya dok,terimakasih."
Dokter itu pun beranjak meninggalkan ruangan,namun ia berbalik untuk menatap vannara sebelum melangkahkan kakinya keluar.
"Kamu..keliatannya shock banget?" Tanya dokter itu.
"Yah wajar sih,namanya juga ditikam. Tolong istirahat yang cukup agar proses pemulihan dapat terjadi lebih cepat." tambah sang dokter.
Vannara mengangguk,walaupun ia tau sekali apa yang membuat nya shock bukanlah peristiwa ia ditikam kemarin,melainkan berita kejutan mengerikan bahwa dua orang tadi adalah kakak beradik.
Semenit setelah dokter tadi keluar,dua kakak-beradik iblis tadi kembali.
"Nara lo bener-bener ga amnesia kan? Lo masih inget sama gue kan? Sama kenangan-kenangan kita?" Sang adik menginterogasi.
"Udahlah,lo udah tau mantan move on masih juga ngarepin. Nara tuh sekarang maunya ama gue."
Ah semua informasi dan percakapan dua iblis ini membuat kepalanya pening dan terasa seperti ingin meledak. Tak hanya itu,pusing lagi-lagi menghampiri vannara. Membuat pandangan gadis itu meredup lalu berubah menjadi gelap,ia pingsan.
"Bangke lu Gran! Gara-gara muka lo yang kek setan dia pingsan lagi noh."
"Idih apaan. Gara-gara muka lo yang nge jiplak setan kali dia pingsan!"
Dan kakak beradik itu kembali bertengkar.
+ + +
KAMU SEDANG MEMBACA
Vannara
RomanceVannara,cewek biasa aja di SMA Samudra yang anak-anaknya selalu disiplin ini..berandalan? Niatnya,vannara ingin menghabiskan masa SMA nya dengan menjadi siswi biasa saja yang tidak menonjol- invincible. Ya,dia lebih senang seperti itu. Namun ternya...