CHAPTER 3

26 6 0
                                    

Di hari-hariku selanjutnya, aku selalu memikirkannya. Dan ketika aku tau nama laki-laki itu aku berusaha mencarinya di sosmed. Ternyata aku menemukanya, aku mulai mengikutinya tapi dia tak meresponku. Setiap hari aku hanya melihat storynya maupun statusnya. Aku melihat semua foto-fotonya dan ternyata dia sudah punya pacar yang namanya Shila. Dari fotonya kelihatan orangnya baik, cantik lagi. Beruntung dia bisa dimiliki Fano. Dan yang paling buat aku terharu saat Fano memberikan kejutan ulang tahun pada Shila, Fano rela datang malam-malam ke rumah Shila sambil membawakan kue ulang tahun. Shila yang sedang tidurpun terkejut saat Fano tiba-tiba muncul di depannya sambil membawakan kue dan bingkisan hadiah. Shila tak bisa berkata apaapun, dia hanya bisa tersenyum dan perlahan air matanya menetes karena terharu kekasihnya rela melakukan itu untuknya. Aku melihat semua itu dari vidio yang di unggah sama Fano dan aku hanya bisa berharap mereka bisa bahagia selamanya.

Aku menceritakan semua itu pada Nia dan Niapun terkejut melihat foto Fano sudah punya pacar. Aku memperlihatkan juga vidio Fano dengan Shila saat merayakan ultah Shila.

"Bahagia ya, kalau kita udah bisa ketemu sama seseorang yang memang bersedia untuk berada di samping kita tanpa memperdulikan kekurangan kita. Dan memang benar cinta itu butuh kesabaran entah kapan, tapi yang jelas kita akan menemukan seseorang yang bersedia untuk menemani hari-hari kita. Dan ternyata orang itu bukan Fano yang sekarang aku cintai.", aku berusaha tersenyum.

"Semua orang akan menemukan orang yang tepat, percayalah cinta itu selalu sabar termasuk sabar menanti dia yang memang diciptakan untuk kita.", Nia memberikan semangat padaku agar aku tidak bersedih dan agar aku bisa selalu bersabar.

Dalam hatiku aku menangis perih tapi aku berusaha menyembunyikan semua itu dari Nia, aku tidak mau melihat Nia sedih juga. Aku memeluk Nia seerat mungkin, Nia pun terkejut.

"Kamu kenapa?", ucap Nia lirih.

Kamu adalah sahabat terbaikku dan aku nggak ingin kehilangan kamu, you are my best friend!", jawabku pada Nia, sambil terus memeluknya karena aku tak ingin kehilangannya.

Nia hanya tersenyum dalam hati, dia tau kalau aku sedih dan berusaha menghilangkan kesedihan itu dengan memeluknya. Niapun sedikit mengeluarkan air mata, aku melepaskan pelukanku dan bertanya, "Kamu kenapa kok nangis?"

"Ngak apa-apa, aku hanya terharu aja.", Nia berusaha menyembunyikan kesedihan padaku. Aku pun hanya tersenyum dan Nia membalas senyumanku, kita bercanda tawa hingga malam sampai kita ketiduran.
_____

Keesokan harinya aku dan Nia berangkat ke sekolah. Aku yang biasanya ceria, hari ini aku menjadi murung banyak hal yang membuatku kecewa.

Semua temanku memperhatikanku dan bertanya, "Elsa kamu kenapa kok terlihat murung? Kamu sakit?", tanya salah satu temanku.

Aku tak menjawab, aku hanya menggelengkan kepala dan berjalan ke arah tempat dudukku.

Kriiiing…. Bel berbunyi semua murid masuk ke kelas dan bersiap untuk berdo'a, kebetulan hari ini aku jam kosong semua teman-temanku bercanda riang, ada yang membaca novel, dengerin musik, curhat dan ada juga yang tidur, tapi aku hanya terdiam. Dan Tari yang duduk di sebelah pojok terus memperhatikanku, Tari adalah temanku yang kocak, lucu dan agak nyebelin. Dia berjalan ke arahku dan mengajakku untuk bercanda tapi aku mengabaikannya, hingga dia terus mengodaku agar aku bisa tertawa tapi aku malah membentaknya, entah kenapa sekarang aku menjadi orang yang sensitif, cuek, dan mudah marah, sampai-sampai temanku bilang kalau aku ini jueh, gampang marah pokoknya ngak seperti dulu. Aku pun bingung kenepa aku bisa seperti ini? Kenapa pikiranku jadi labil? Kenapa aku menjadi orang yang mudah sensitif? Gumanku dalam hati.

KETIKA KAMU DAN AKU MENJADI KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang