CHAPTER 11

18 6 0
                                    

Aku melihat Fano sedang duduk sendiri di pojok, aku menghampirinya sambil membawakan minum untuknya. Saat aku memberikan minum itu pada Fano, Fano menaruh minum itu di atas meja lalu memegang tanganku sambil menatapku.

"Kamu kenapa Fan?", aku bertanya pada Fano.

Fano hanya terdiam dan tersenyum. Melihat tingkahnya itu aku jadi bingung/

"Kamu baik-baik saja kan?", tanyaku lagi.

Lalu Fano menutup mulutku dengan jari telunjuknya dan berkata, "I LOVE YOU ELSA.", sambil menurunkan jarinya dari mulutku.

Aku hanya menatapnya.

"Mulai malam ini dan seterusnya aku ingin kita menjadi lebih dari seorang sahabat, kamu mau kan jadi pacar aku?", kata Fano lagi padaku.

Butir-butir air mulai membasahi pipiku. "Iya aku mau, I LOVE YOU TOO FANO.", jawabku sambil memeluknya.

Terlihat dari mata Fano kalau dia sangat bahagia. Aku melepaskan pelukanku dan Fano menghapus air mataku.

"Kamu jelek tau kalau lagi nangis.", kata Fano menghiburku sambil mencubit hidungku.

"Ihh…apaan sih, siapa juga yang nangis.", jawabku sambil menghapus sisa air mata di pipiku.

Malam ini adalah malam terindah bagiku di samping malam ini malam ulang tahunku, malam ini juga malam kesaksian cinta Fano padaku.

Satu minggu setelah kejadian itu, Fano ingin mengajakku pergi ke suatu tempat, tapi hampir satu jam aku menunggunya dia tidak juga menjemputku, aku merasa khawatir, perasaanku tidak tenang.

"Tidak biasanya Fano telat seperti ini.", batinku.

Aku mencoba menelfonnya tapi dia tidak mengangkatnya.

"Udahlah kamu tenang saja, pasti dia akan datang, mungkin sekarang dia sedang otw kesini.", kata Nia menenangkanku.

Suara ponselku berbunyi. "Halo, Fano kamu dimana? Lama banget.", tanyaku.

"A. . aku Di. . Dino.", jawabnya.

"Dino?", jawabku sambil melihat ponselku.

"Oh iya maaf ya, aku kira Fano.", kataku.

"Iya ng. . ngak pa. . papa.", jawabnya.

"Ada apa Din?", tanyaku.

"Fa. . Fano sedang di. . dipuk. . pukuli sa. . sama a. . anak bu. . buah. . nya J. . Jo.", jawabnya.

"Apa?!!", kataku panik.

"I. . iya.", jawab Dino.

"Ya udah sekarang share lokasinya ke aku, sekarang juga aku kesana!", kataku panik sambil mematikan telfonku dan bersiap-siap.

"Kamu mau ke mana El?", tanya Nia.

"Fano dipukuli sama anak buahnya Jo dan sekarang aku mau nolongin Fano.", jawabku.

"What??! Crazy!!", kata Nindi.

"Ya udah sekarang kita sama-sama aja nolongin Fano, ayo naik mobilku aja!", kata Nindi.

"Iya.". jawabku dan Nia.

Saat di perjalanan tiba-tiba mancet total, karena ada pohon yang roboh, semua klakson mobil orang tak henti berbunyi lalu aku memutuskan untuk turun keluar dari mobil Nindi.

"Elsa kamu mau ngapain? Ini sedang hujan!", kata Nia.

"Aku harus pergi nolongin Fano!", jawabku.

"Tapi nanti kamu sakit.", kata Nindi.

"Udah ngak apa-apa.", jawabku sambil pergi meninggalkan mereka berdua.

KETIKA KAMU DAN AKU MENJADI KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang