debat

2.3K 21 0
                                    


Arbipun ikut kerumah zia seusainya ujian yang ia jalani. Merekapun melajukan mobil dengan kecepatan sedang sembari berbincang bincang mengenai dinda

"Gua ikut kesal dengan asta. Bisa bisanya dia memperlakukan dinda seperti ini. Dasar lelaki bajingan" gerutu arbi yang tetap fokus menyetir
"Udah lah bi. Namanya juga takdir mau gimana lagi kan?" ucap zia menenangkan arbi agar tidak terbawa emosi
"Gara gara lu sih zi. Kalo aja lu gak ajak dinda buat ke club malam,dan gak memperkenalkan dinda kepada si setan itu, gua yakin dinda gk akan begini" jawab arbi dengan nada marah dan kasar sembari menatap zia dengan tajam
"Ko lu nyalahin gua sih" bentak zia.

Arbipun memberhentikan mobilnya ditepi jalan yang sedari tadi sepi dengan mengerem mendadak.

Skiiiiik...... Suara rem

"Ahhh" pekik zia yang kaget dan terbentur kedepan

Arbipun tidak memperdulikan zia yang kesakitan didalam mobil. Ia turun dan menghampiri seseorang yang sedang berjalan dengan seorang wanita dipinggir jalan..

Brughhhhh....
Pukulan mendarat diwajah asta yang tadi arbi lihat dengan wanita itu
"Apa apaan ini" ucap wanita itu..
"Kurang aja Lo! Apa yang udah lo lakuin terhadap dinda! Anjing" ucap arbi kesal sembari menarik kerah baju asta
"Siapa lo berani memukul gua bangsat" ucap asta dengan nafas tergesa gesa dan bibir merah karna pukulan arbi
"Gak punya perasaan lo. Setelah apa yang udah lu dapet dari dinda lo tinggalin dia" brughhhhh satu pukulan lagi menghantam perut asta
"Heh lo apa apaan sih" bentak wanita itu..
"Awas lo" ucap arbi sembari mendorong wanita itu sampai jatuh

Sementara itu didalam mobil. Zia yang sedari tadi memperhatikan langsung turun untuk memisahkan mereka.

"Cukup!" teriak zia saat mendekati mereka
"Apa yang udah kalian lakuin. Bisakah untuk tidak bertengkar dan saling memukul hah!" lanjut zia lagi
"Lo gak liat kalo gua diserang sama si Upil ini hah" bentak asta kepada zia
"Apa lo bilang hah" ucap arbi melotot kepada asta
"Cukup. Arbi sekarang ayok kita pulang. Jangan urus mereka" ajak zia kepada arbi dengan nada emosi
"Urusan kita belum selesai" ucap arbi sembari melangkahkan kakinya dengan mengacungkan jari tengah kehadapan asta.
"Sialan" ketus asta..

******
Sesampainya dirumah. Zia masih mendumel atas kelakuan arbi tadi dijalan. Ia masih beranggapan bahwa arbi terlalu ikut campur dengan urusan dinda. Ya memang zia tau kalo arbi menyukai dinda. Tapi tak seharusnya ia seperti ini. Sampai membuat anak orang babak belur. Begitupun asta adalah temannya. Teman dari sejak ia mengenal club malam..

"Bisa gak sih lo gausah ngedumel aja. Telinga gua panas denger ocehan lo" ucap arbi saat melangkahkan kaki tangan menuju pintu rumah.
"Gua masih kesel sama lo" ucap zia sewot
"Bodo amat" ucap arbi acuh
_

"Din gua pulang" ucap zia setengah teriak
"Hey" ucap dinda saat menyapa zia
"Ar.... Arbi" ucap dinda gugup saat mlihat sosok arbi di hadapannya
"Hai din. Apa kabar?" ucap arbi santai
"Baik. Baikkk ko" ucap dinda sedikit gugup
"Oke gua kekamar ganti baju dulu. Lu ngobrol aja dulu sama dia yah din" ucap dia melengos..

Dindapun kedapur  mengambil minuman untuk arbi. Tetapi arbi menghampirinya dan memeluk dinda dari belakang..

"Din" ucap arbi sembari melingkarkan tangannya diperut dinda
"Aaa.. Arbi.. Kamu kenapa?" ucap dinda terkejut
"Gua sayang sama lo" ucap arbi sembari mencium bahu dinda"

Huakkkkkk bersambung dulu oke...
Penasaran gak?
Tunggu kelanjutannya yah..
Bersambung

Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang